Rabu, 19 Oktober 2011

Mau Sarjana Coy


Haaapphhh…Hmmmppphh…Aku Bisa…Aku Bisa…Aku Bisaa… #mahaph blogger barusan saya sedang melakukan terapi sugesti mahasiswa tingkat akhir seperti saya. 
Makin dekatnya bulan November saya makin galau, belum lagi berbagai pertanyaan dari beberapa orang yang saya temui, atau orang yang lagi chat di FB, rata2 pertanyaannya, udah sarjana? kpn wisuda?, gimana skripsinya?. You know what?  Pertanyaan itu semua seperti hantu, yg mengikuti kemana saya pergi. Hehehehehe.
Jadi, sebenarnya begini, mungkin saya yang kurang bijak dalam hal ini, kegalauan saya adalah kegalauan yang saya ciptakan sendiri. Satu hal yang hendak saya sampaikan, terimakasih buat pertanyaan kawan2 selama ini, saya tau kalian semua sayang sama saya, dengan pertanyaan-pertanyaan itu saya seolah tersadar dari tidur panjang saya bahwa ada amanah besar sebagai seorang mahasiswa dan sebagai anak khususnya di akhir-akhir semester perkuliahannya yaitu menyelesaikan kuliahnya syaratnya kudu menyelesainkan laporan tugas akhir.
Selama ini saya tidak main-main, sepanjang jalan kenangan yang namanya tugas akhir saya bawa2 terus di otak kanan saya, hanya saja di masa penantian penyelesaian skripsi itu, saya juga harus memenuhi beberapa hak dan kewajiban saya di tempat lain.
So, kawan-kawan yang saya sayangi, Dengan Izin Allah saya akan wisuda, saya akan menyelesaikan pendidikan saya. Saya butuh bantuan doa kawan-kawan sekalian, dan saya butuh maaf dari kawan-kawan , siapa tahu saya ada kesalahan dan kesalahan itu belum termaafkan dan kesalahan itu pula yang memperlambat langkah saya menuju persiapan tugas akhir. 
Alhamdulillah leganya udah nulis catatan ini. Dah macam pidato kenegaraannya presiden aja pun HAHAHAHAHA =D
Optimis lulus dan tamat kuliah November 2011 ini. SEMANGAT! Zee... HUUUU HAAAAHHH! Bahagiakan Emak dan Ayah. Bismillahh...!!! Man Jadda wa Jada, Man Shabara Zhafira



Minggu, 16 Oktober 2011

Masih Pentingkah Kita Berbeda?

Tanda Tanya, sekilas seperti sebutan sebuah tanda baca, namun bukan tanda baca yang saya maksud, tapi merupakan judul film garapan Hanung Bramantyo yang mengusung tagline, masih pentingkah kita berbeda?. Film ini menjadi begitu kontroversial sejak pertama kali diputar di bioskop seluruh Indonesia pada 6 April 2011 lalu. Hanung mencoba menyampaikan pesan pluralisme agama (religious pluralism). Sebuah pesan yang fatwa pelarangannya sudah dikeluarkan MUI pada tahun 2005.

Bercerita dari awal, adegan pertama menyorot kehidupan Menuk (Revalina S.Temat), muslimah yang sehari-hari bekerja dan bergelut dengan aroma olahan daging babi  di restaurant masakan Cina tidak halal milik Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Solaiman). Kemudian, kamera beralih kepada kehidupan Rika (Endhita) janda beranak satu yang bercerai gara-gara tidak ingin dipoligami dan bahkan melampiaskan kerumitan masalahnya dengan jalan berpindah ke agama lain. Adegan ini tergambar jelas dari dialog nada tinggi Rika kepada mantan suaminya ‘‘Saya pindah agama bukan karena saya mengkhianati Tuhan saya”. Berbagai bantahan di media, tokoh Rika cukup banyak menuai kritik dari para ulama, persoalan pindah agama begitu sederhananya digambarkan di film ini, seolah ingin mengampanyekan bahwa murtad itu bukan sesuatu dosa besar, sungguh ini sangat bertentangan dengan konsep ajaran Islam sesungguhnya.

Lalu ada cerita tentang Surya (Agus Kuncoro) seorang pria lajang, pengangguran, yang sepanjang 10 tahun karirnya di dunia film hanya menjadi seorang figuran semata, padahal obsesinya, ia ingin menjadi aktor utama. Suatu saat, Rika meminta bantuan pada Surya yang islam untuk memerankan tokoh utama menjadi Yesus dalam drama paskah dengan bayaran lumayan besar. Bagi Surya, tawaran ini adalah kesempatan besar. Di kehidupan lain, Soleh (Reza Rahardian), suami Menuk,mendapat kesempatan kerja menjadi banser NU. Tugas besarnya adalah menjadi petugas keamanan menjaga gereja tempat malam Jum’at Agung digelar. Ada juga isu ras yang coba diblow-up  Hanung yakni saat adegan Soleh cemburu buta dengan Pin Hen (Rio Dewanto), anaknya Tan Kat Sun yang dulu sebelum Menuk menikah sempat menjalin kasih dengan Menuk. Dalam adegan itu Soleh mencela Pin dengan ejekan kental akan persulutan perang suku ‘Dasar Cino!’. Potret kisah 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda inilah yang menjadi bumbu cerita yang diolah Hanung dalam karyanya yang diproduksi oleh Mahaka Picture (Kelompok Republika).

Kisah perihal toleransi memang masih menarik untuk diangkat dalam tayangan layar lebar, namun mestikah se-ekstrem yang digambarkan Hanung?.

Dalam sebuah dialog lintas agama, di Athena, Yunani 12 April lalu, Indonesia menuai banyak pujian dari para pemrasaran. Para pemrasaran dari Beograd dan Athena begitu terkagum-kagum akan kerukunan, persatuan, dan kesatuan Indonesia.

Negara lain hanya bisa melihat Indonesia dari jauh, namun lain cerita jika melihat Indonesia dari dekat. Agama bukan satu satunya isu yang turut menyumbang konflik di atas negeri ini, bahkan politik juga turut menabung konflik. Haryatmoko menulis lewat bukunya, Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskriminasi (2010), masuknya kepentingan politik bukan suatu cara berpikir yang dipaksakan, tetapi merupakan kelanjutan atau perpanjangan dari cara berpikir yang telah ditanamkan oleh para guru agama dan pemuka agama. Intinya adalah bahwa konflik selama ini terjadi, bersebab sulitnya menerima perbedaan. Hal yang lebih esensial lagi adalah bagaimana seorang penganut suatu agama menerima dan menghormati agama lain sekaligus memegang teguh kebenaran agamanya sendiri. Itu baru toleransi bukan peleburan.

Lalu apa sebenarnya hakikat pluralisme atau keberagaman atau diversity? Berdasarkan artikel dalam situs hizbut.tahrir.or.id, Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Singkatnya, adalah nyata seperti yang digambarkan Hanung dalam filmnya, bahwa sebenarnya pluralisme agama mengajarkan orang untuk tidak teguh dalam mengimani keyakinannya. Tentu pemaknaan ini sudah lari dari makna toleransi yang diajarkan guru PPKN saya sejak di bangku SD dulu.

Berbicara konflik, agama tidak bisa dijadikan factor tunggal penyebab konflik berkepanjangan di negeri ini, seperti yang telah saya paparkan di atas. . Bahkan banyak konflik terjadi lebih sering berlatar belakang ideologi dan politik. Dalam sekala internasional, konflik Palestina-Israel lebih dari setengah abad, misalnya, jelas bukan konflik antaragama (Islam, Yahudi dan Kristen). Sebab, toh dalam rentang sejarah yang sangat panjang selama berabad-abad ketiga pemeluk agama ini pernah hidup berdampingan secara damai dalam naungan Khilafah Islam.

Dalam skala lokal, Negeri ini langganan konflik. Mulai dari konflik sederhana antar RT, konflik penuh konspirasi ala KPK, konflik yang merusak wajah bangsa ala pelaku pemboman, hingga konflik antar suku bangsa.

Karena itu, sangat tidak ‘nyambung’ jika untuk menghentikan konflik-konflik tersebut kemudian dipaparkan terus gagasan pluralisme dan ikutannya seperti dialog antaragama. Jadi, sebenarnya tidak perlu ada dialog antar agama untuk menemukan titik persamaan. Semua agama mengajarkan ketuhanan, adalah tidak mungkin untuk berkesepakatan bahwa memiliki Tuhan yang sama. Ajaran tauhid dalam Islam disamakan dengan Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan agama Yahudi yang mengklaim Uzair sebagai anak Tuhan. Kembali ke film Tanda Tanya, yang dalam salahsatu dialog tokoh Rika, agama-agama ibarat jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan.  Ia mengutip ungkapan sebuah buku,  “… semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke  arah yang sama; mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.”

Memang benar Negara telah menetapkan dan mengakui keberadaan 6 agama, namun tidak untuk menyamakan semua ajarannya (peleburan).


Menurut saya MUI sudah cukup bijak dalam mengeluarkan fatwa haram terhadap paham pluralisme, karena paham tersebut mencampuradukan agama, sehingga membahayakan keyakinan umat beragama (islam). Fatwa MUI No. 7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekulerisme Agama menuliskan pada ketentuan hukum: Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukan aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk lain. Kemudian dalam ketentuan umum, MUI menjelaskan bahwa Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme.

Adapun kekerasan dan kerusuhan di negeri kita kebanyakan terjadi karena kita terlalu mudah dibodohi. Kita mudah ditunggangi dan cepat sekali termakan hasutan. Kebodohanlah ancaman terbesar pluralisme serta persatuan dan kesatuan Indonesia.

Masih pentingkah kita berbeda? Maka saya menjawab tagline film ‘?’ dengan jawaban ‘masih’, hanya saja tergantung pribadi masing-masing untuk menyikapi perbedaan dengan lebih bijak lagi.

CINTA BEGITU SENJA IN REAL LIVE

Jika Anda sudah membaca cerpen karya Asma Nadia berjudul "Cinta Begitu Senja" pada salah satu cerpen di buku "Emak Ingin Naik Haji" kisah di bawah ini mungkin sedikit mirip. Hanya saja kisah di bawah ini adalah kisah nyata yang kita bisa belajar darinya. Kisah ini banyak beredar di internet, sudah dicopy paste di mana-mana jadi agak sulit mengungkap narasumber aslinya. Semoga yang menulis mendapat pahala.

Silakan simak dan ambil hikmahnya:



Kisah ini terjadi di beijing Cina, seorang gadis bernama Yo Yi Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya, Ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri. Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“. Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya

12 Juli 1994 sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannyayang akan segera dicetak kepada Yi mei, ia berharap Yi Mei akan datang, sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria bertanya“Apa yang terjadi dengamu , kau ada masalah?

Yi mei tersenyum semanis mungkin ” Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut …” Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.

Sahabatnya tersenyum “ Oh ya, ummm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah … daag“. Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994 Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma,Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup,semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “Mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya muzizat yang bisa menyembuhkannya.

Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya.Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “Suntik Mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994 Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir, sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.

Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei“ Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu?...kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu, dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara gara kita datang terlambat,kita langganan kena hukum ya? “

“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor ?...Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu? ...Aku tak pernah melupakan hal itu … “

“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini ?....”Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei

“ Mei...kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa ?...karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku “

“ Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup,Aku ingin kau hidup, Mei tolonglah, Dengarkan aku Mei … bangunlah …. !! “Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei“ Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total.Aku percaya, bahkan kau tahu?.. aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan “

“ Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat ... !!kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu…aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi dirikusehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei … “

“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli … tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat“

Sahabat Yi mei mengecup pelan dahi Yi Mei, ia berbisik” Aku sayang kamu, aku mencintaimu ” suaranya terdengar parau karena tangisan.Dan apa yang terjadi ?....Its amazing !! ” CINTA “ bisa menyembuhkan segalanya.

7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei,jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja, Sungguh sebuah keajaiban !!Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi.Dan sebuah mujizat lagi … masa koma lewat ….pada tgl 11 Des 1994

14 Des 1994 Saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara,sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi.“ Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku terbaik “ sahabatnya memeluk erat Yi Mei

Yi Mei tersenyum “ Kau yang memintaku bangun, kau bilang kau mencintaiku,tahukah kau aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup ““Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu ”Lei memeluk Yi Mei “ Aku sangat mencintaimu juga “

17 Februari 1995 Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagiadan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah berusia 14 tahun. Kisah ini sempat menggemparkan Beijing.

Apa hikmah dari kisah ini? Cinta adalah keajaiban. Kekuatan Cinta...Ya itu yang banyak dibahas dibahas di internet. Tapi saya justru ingin mengambil sudut pandang lain. Apa yang ingin saya sampaikan? KOMUNIKASI dan ASUMSI. Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah ASUMSI dan salah KOMUNIKASI.

Jangan BERASUMSI atas HASIL sebelum MENCOBA. Saya takut menyerahkan naskah, takut ditolak penerbit... Saya takut minta naik gaji, nanti dianggap gak tahu diri... Saya takut melamarnya nanti ditolak... Saya takut ikut lomba nanti kalah...

Jangan BERASUMSI atas HATI orang lain. Jangan BERASUMSI atas pikiran orang lain. Telusuri dulu, jangan sampai hanya karena ASUMSI sampai mengorbankan diri sendiri. Jangan takut MENGUNGKAPKAN apa yang ada dalam hati atau pikiran, lakukan KOMUNIKASI.

Anda bekerja tidak pernah naik gaji, padahal sudah lama. Anda berharap bos pengertian tapi tidak ada reaksi. Dulu Anda bujang lalu, menikah gaji tidak naik juga. Anda berharap bos pengertian tapi tetap gaji tidak naik. Lalu Anda punya anak, biaya hidup meningkat. Anda berharap bos pengertian tapi tetap gaji tidak naik. Akhirnya gaji Anda tidak naik-naik.

Di sisi lain Bos Anda merasa membayar Anda cukup mahal untuk pegawai bujang. Ketika Anda menikah, sang Bos merasa gaji Anda memang sudah cukup besar untuk pasangan muda. Apalagi Bos berasumsi Anda menikah dengan pasangan yang berpenghasilan, jadi hidup Anda makin makmur. Ketika Anda punya anak, Anda tidak minta naik gaji dan tetap semangat kerja, jadi Bos merasa Anda sudah merasa cukup. Bos Anda berpikir selama tidak diminta naikkan gaji, kenapa harus repot-repot naikkan gaji. Walah.

Kuncinya KOMUNIKASI. Komunikasikan KEINGINAN, PERASAN, PIKIRAN Anda dengan baik di rumah, di kantor, di sekolah di mana saja. MENGKOMUNIKASIKAN jauh lebih baik daripada MENGAMSUMSIKAN. Mungkin setelah KOMUNIKASI hasil bisa baik atau tidak sesuai dengan harapan. Tapi paling tidak kita tidak hidup di awang-awang. Jika Anda optimal menggunakan kekuatan KOMUNIKASI Mungkin akan memberi hasil lebih baik dan membuat hidup Anda lebih mudah.

Kalau masih tidak percaya pentingnya mengkomuniskasikan diri, silahkan baca "Cinta Begitu Senja" di buku Emak Ingin Naik Haji". Siap-siap urut dada.

PADANG HALABAN, NARASI DAN PABRIK KELAPA SAWIT








Hutan Trembesi
Pagi itu, Senin 25 Oktober 2010, 08.30 WIB, bertepatan dengan hari ulang tahun mama saya, saya menjadwalkan untuk pergi ke Padang Halaban. Mungkin banyak yang tidak mengetahui dimana persisnya Padang Halaban itu, atau mungkin saya saja yang baru kali ini kesana dan baru mengetahui ada tempat yang bernama Padang Halaban. Padang Halaban adalah sebuah desa yang ada di Sumatera Utara, Kabupaten Labuhan Batu. 415 km jarak yang kami tempuh dari Medan-Padang Halaban dengan menggunakan kereta api Sribilangan Jurusan Medan-Rantau Parapat dan memakan waktu lima jam lamanya di atas kereta api yang sejuk nian. Hanya saja perjalanan kami sempat disertai tragedi drama Korea, teman kami bernama Romi datang telat ke stasiun gara-gara jalanan macet karena hujan, dan lima menit kereta hendak berangkat dia baru tiba di stasiun, parahnya lagi Romi tidak tahu dimana pintu masuk untuk penumpang hendak berangkat. Jadilah Romi terpaksa menunggu keberangkatan kereta berikutnya, namun Romi tidak sendiri karena ada Hanan dari LPM Suara USU merangkap panitia acara ini serta dua peserta lagi dari LPM Kreatif UNIMED. Begitulah tragedy yang mengawali perjalanan menjemput ilmu menulis narasi ke Padang Halaban.

Setelah lima jam perjalanan yang menyenangkan apalagi bagi teman saya yang baru pertama kali merasakan naik kereta api, kami pun tiba di stasiun Padang Halaban pukul 13.30 WIB,  setibanya kami di tanah yang sebagian perkebunannya di kuasai oleh PT. Smart tbk ini, rombongan langsung disambut dengan mobil yang akan mengantarkan kami ke mess. Selama perjalanan menuju mess, saya sungguh menikmati desa ini, ditambah lagi cuaca yang mendukung suasana yang lagi sendu, merona, nyiur melambai, hujan rintik-rintik masih belum selesai digelar rupanya. Sejak dari stasiun, rumah-rumah penduduk disekitaran sudah menarik mata, menunjukkan desa ini cukup hidup, tak berapa lama mobil memasuki kawasan bebas rumah penduduk, berupa kawasan yang kiri dan kanan ditumbuhi deretan pohon Trembesi yang batangnya besar dan menjulang serta daunnya yang lebat, serasa memasuki dunia lain, dunia yang mengantarkan ke negeri dongeng.  Saya sempat dilanda déjà vu seolah-olah saya pernah melewati daerah ini, suasananya mirip dengan suasana di lokasi syutingnya drama Korea Winter Sonata di Nami Island. Akhirnya setelah keluar dari hutan Trembesi, kami memasuki kawasan perkebunan Kelapa Sawit milik PT. Smart tbk, tepatnya di kawasan komplek rumah dinas atau mess perkebunan. Rumah bergaya Belanda menyambut kedatangan kami.

Bersama saya, Lulu, dan Romi menjadi delegasi dari LPM Dinamika IAIN SU untuk mengikuti “Workshop Menulis Narasi: Menguak Kata, Menguak Fakta”, rombongan para pendekar tinta itu tidak hanya dari LPM Dinamika saja, tapi juga dari LPM Suara USU selaku panitia dan mereka membawa pasukan berjumlah 11 orang, dari LPM STIK-P  tsebanyak 3 delegasi, dari LPM Kreatif UNIMED sebanyak 2 delegasi. Selama seminggu berturut-turut kami akan dikarantina dalam sebuah Mess milik PT. Smart tbk Kebun Padang Halaban.

sambil nunggu kereta api, poto dulu ah bareng pembicara keren Kk Chik n Mas Andreas

Hari pertama adalah hari dimana kami tiba di mess dan langsung memasuki kamar yang disediakan untuk beristirahat sejenak dan meletakkan barang bawaan kami. Acara pun dilanjutkan dengan perkenalan dari masing-masing delegasi. Hari seterusnya adalah hari yang menyenangkan dan penuh ilmu.

Senang rasanya bisa mengikuti even ini, karena bisa dibilang LPM Dinamika IAIN SU cukup beruntung bisa mengirimkan delegasinya ke ajang yang belum tentu ada sekali setahun, dan belum tentu bisa se-gratis ini—jika mengikuti workshop komersilnya, peserta dikenakan biaya Rp.3,5 juta, dan memang sejak awal panitia membuat persyaratan dan seleksi peserta yang ketat untuk dapat mengikuti workshop ini. Salahsatu persyaratannya adalah peserta diharuskan mengirim dua karya tulis terbaik sebagai bahan seleksi. Alhamdulillah saya dan teman-teman bisa lulus seleksi.

Eka Tjipta Foundation sendiri adalah sebuah lembaga filantropi di Jakarta yang didirikan oleh seorang pengusaha bernama Eka Tjipta Widjaja, salahsatu concern dari lembaga ini adalah dalam bidang pendidikan khususnya menulis narasi ini, dengan menggaet Andreas Harsono seorang penulis dan wartawan di majalah Pantau serta Chik Rini seorang penulis dan mantan wartawan di harian Analisa.

Tidak salah Eka Tjipta Foundation mendatangkan penulis dan wartawan sekaliber Mas Andreas dan Kak Chik, pasalnya materi-materi yang disajikan saat workshop full of information and inspiration diantaranya kami membahas ‘Dasar-dasar Jurnalisme, Pentingnya Riset dan Interview, Pencemaran Nama Baik, News Analysis, Struktur Karangan, Feature dan Piramida Terbalik, Struktur Karangan, dan materi penutup yang sangat dinanti-nantikan adalah Narasi, selain itu para peserta setiap malamnya dijadwalkan nonton bareng. Film yang ditonton adalah bukan film yang sedang booming sepanjang tahun 2010 ini tapi adalah film indie seperti The Black Road karya Willem Nessen—film soal perang Acheh melawan Indonesia, film-film yang diputar cukup membuka mata saya, bahwa pekerjaan wartawan itu tidak mudah, demi menyingkap tabir kebenaran, butuh riset mendalam dan butuh waktu jangka panjang, maka dari itu finalnya adalah menuliskan itu semua dengan menggunakan teks narasi, teks yang bukan sembarang teks, ada banyak gaya baru dalam penceritaannya. 

Waktu seminggu memang tidak cukup untuk melakoni workshop ini, ada di satu hari kami juga melakukan praktek wawancara ke lapangan. Saya dapat tugas mewawancarai seorang mandor kelapa sawit. Keunikan si Bapak ini adalah beliau sebagai mandor senior—30 tahun lebih jadi mandor yang punya tantangan memanen kelapa sawit yang tingginya mencapai 20 meter dan itu pekerjaan yang tidak mudah dan penuh risiko, bisa saja galahnya yang terlalu pendek hingga harus disambung-sambung dengan pipa fiber lagi. Setelah itu, hasil wawancara disajikan dalam bentuk hidangan tulisan deskripsi, saya pikir deskripsi yang selama ini saya buat dalam tulisan saya adalah yang terbaik ternyata saya salah besar, menulis deskripsi itu susah-susah gampang. Menjelang detik-detik terakhir kepulangan, kami meminta untuk berjalan-jalan di pabrik pengolahan kelapa sawit. Menelusuri pabrik tersebut dengan segala hiruk pikuk jeritan suara mesin tua dan uap panas yang dihasilkan menambah kesan bahwa beginilah gambaran buram para buruh yang dipekerjakan Belanda untuk mengolah hasil bumi Indonesia.


Jadi anak pabrik euy

Pagi itu, 30 Oktober 2010, 09.00 WIB, di stasiun Padang Halaban kami menanti kereta yang akan membawa kami dan ilmu kami bersama kembali ke Medan. Hati saya tertinggal di sela-sela pohon trembesi yang eksotif di siram mentari pagi Padang Halaban.

*Udah dimuat di Majalah Dinamika Edisi: 28*

J.I.K.A

  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan memanjakanmu seperti anak kecil, bahkan dia sendiri tidak tau alasan memanjakanmu seperti itu
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan senantiasa membuatmu senang, sebab dia tidak akan membiarkanmu meneteskan air mata
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan menangis u/ mu tanpa tau kenapa dia dapat begitu lemah didepanmu
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan aktifkan HP 24jam u/ mu, sebab dia mau kapan dan dimana saja kamu bisa menemukan dirinya
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan menganggapmu paling baik tidak akan membandingkan mu dengan wanita lain
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan selalu menemanimu walaupun dia sedang sibuk
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia tidak akan setuju kamu diet sebab kesehatanmu menjadi prioritas utama
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia sangat ingin hidup bersama mu menghabiskan hari-harinya hanya bersamamu sebab kamu menjadi bagian terpenting dalam hidupnya
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan mencium kening mu dengan penuh kasih sayang bukan nafsu
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan menyimpan segala sesuatu tentang mu di HP nya dan akan tertawa bodoh sendiri ketika melihatnya
  • Jika seorang pria benar-benar mencintaimu, diaa akan dengan sabar mendengar curhatmu saat kau sedang sedih sebab dia tak ingin membuatmu merasa sendiri
  • Jika setelah kamu membaca kalimat" ini kmu memikirkn seorang pria maka dia lah pria yg sedang benar-benar mencintaimu (y)

Copas dari FB Mbak Lygia Pecanduhujan

Memper?kan Film ‘?’

Memasuki ruangan studio, sudah gelap gulita, ternyata kami sudah ketinggalan 4 atau 5 scene gitu, tapi yo wes lah ndak apa, sing penting belum ketinggalan terlalu jauh. Hehehehe disela-sela pencarian tempat duduk, daku sempat menambrak bangku disebelahku, syukur saja, tidak sampai membuat keributan yang berarti. Hop! Akhirnya kami duduk juga.

Mataku kini tertumbu pada scene  Menuk berada di Restoran Cina milik Tan Kat Sun, untuk selanjutnya nonton filmnya ya! :D

Baiklah, sekarang kita menuju ke arah pembicaraan yang lebih serius tentang film ini.

Sejak awal mendengar akan ditayangkannya film terbaru Hanung setelah kemasyhuran Ayat-Ayat Cinta The Movie yang dulu sempat muncul kontroversi juga, maka  filmnya kali ini tidak boleh dilewatkan dan sangat disayangkan ternyata film terbarunya ini juga mengandung bau kontroversi yang menyengat.

Sepuluh menit waktu yang saya lewatkan ketika masuk ke studio 1 yang memutar ?, hadeuh gak enak banget ketinggalan film walau Cuma 10 menit tapi ya sudahlah. Sepanjang menonton, saya mencoba mengosongkan isi pikiran saya dari note-note sebelumnya yang sudah saya baca tentang kontroversi film Hanung. Ternyata saya tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran saya, saya terus mencoba menggunakan otak kritis saya dan mencari tahu dimana letak kontroversinya, dan saudara-saudara…I found it…

Okelah, untuk urusan isu toleransi atau pluralism sosiologis yang coba diangkat Hanung dalam filmnya kali ini, saya setuju banget, namun ada beberapa nilai-nilai yang disampaikan dalam film ini sepertinya sudah sangat dalam  menyerempet ke masalah akidah masing-masing agama. Itu cara pandang saya sebagai awam. Berikut beberapa hal yang mengusik sisi-sisi akidah yang saya yakini dan sependek pemahaman yang selama ini saya ketahui.
  1. Saya tidak suka dengan tokoh Rika, hadeuuhh ini tokoh paling kontroversi di otak saya, kok bisa hanya gara-gara menolak di poligami eh dia malah melampiaskan amarahnya dengan menukar akidahnya, sungguh gak di masuk akal banget. Hanung seolah ingin menyarankan kepada mereka yang awam bahwa menukar akidah itu bukan perkara tabu kok di zaman modern sekarang ini, tidak perlu takut dengan cemoohan orang atas pilihan yang kita ambil. ‘Saya pindah agama bukan karena saya mengkhianati Tuhan saya”, bentak Rika pada mantan Suaminya. WHAT???, jadi lo pindah agama karena apa? Weleh…weleh…nyiapin iman yang tebal deh sebelum nonton film ini, bergoyah iman dibuatnya :’(. Sudah gitu, orang2 disekeliling Rika seperti Surya si pegawai barunya malah mendukung keputusan Rika pindah agama sebagai salah satu pilihan menuju ke arah perubahan dan seolah2 selama ini Rika terkekang dalam agama yang sebelumnya ia anut.
  2. Pengucapan salam yang ditujukan yang bukan pada penganut agama yang bersangkutan, seperti saat Menuk memasuki restoran Tan Kat Sun dengan mengucapkan salam, menurut saya, dan dibeberapa adegan lainnya. Kesannya maksa banget!, yang beginian mah bukan toleransi, tapi sudah memaksakan sesuatu ke penganut agama lainnya.
  3. Oh ya, ada lagi tokoh yang kontroversi setelah Rika yaitu Surya, Surya yang diperankan oleh Agus Kuncoro ini, juga ada kesan maksa yang kental banget. Rika menawari Surya yang untuk menjadi pemeran utama sebagai Yesus dalam drama Paskah di gereja tempat Rika beribadah, awalnya tawaran ini bertolak belakang dengan prinsip akidah yang dipegang teguh Surya, namun karena ini adalah kesempatan emas bahwa dia ditawari pemeran utama, selama 10 tahun bekerja di dunia perfilman Surya hanya dijadikan sebagai pemeran figuran saja, dan ini yang membuat Surya berapi-api menerima tawaran dari Rika walau sempat bimbang dan akhirnya meminta 2nd opinion dari Ustadz (David Chalik) dan Surya pun memutuskan utk menerima adegan itu, sampai di akhir film, Surya terus kebagian pemeran utama untuk pementasan drama yg diadakan di gereja itu *ketagihan sepertinya si Surya ini*, walaupun ada dialog dari Romo yang sempat terlibat cekcok dg Rudi (Glenn Friedly). ”Tidak ada iman yang runtuh karena sebuah drama”,  Yakni banget apa ya kalau sudah beriman, lalu tidak diuji lagi keimanan itu? Walau hanya diuji dengan drama sekalipun. (QS. Al-Ankabut (29):2-3)…Ooo, Tidak Bisa!!! Pasti akan diuji, sekarang permasalahnnya kita akan lulus apa tidak melewati ujian tersebut, Tanya saja pada rumput yang bertasbih ^^.
  4. Ada juga adegan Pin Hen anaknya Tan Kat Sun pemilik Restoran China, Pin Hen di awal2 adegan dia adalah anak lelaki satu-satunya yang berkeras tidak mau membantu usaha resto ayahnya, namun pada akhirnya si anak mau bantu dan Pin sadar bahwa ayahnya yang sudah sakit-sakitan bakal tidak akan selamanya bisa menjaga resto tersebut, akhirnya ketika sang ayah beneran jatuh sakit, Pin mengambil alih pengelolaan resto. Tan punya rasa toleransi tinggi terhadap pegawainya yang muslim yakni Menuk dan kawan-kawan, beda dengan Pin. Pada libur lebaran hari kedua, pegawai resto diwajibkan untuk masuk kerja, awalnya Tan tidak tahu, tapi akhirnya Tan tahu dan marah besar terhadap Pin, Tan dalam keadaan sakit berusaha mengusir Menuk, dkk agar tidak usah masuk kerja dan kembali libur, sedangkan disepanjang jalan Suami Menuk si Soleh sudah mengumpulkan massa untuk mendemo restoran china itu, karena tidak suka dengan peraturan yang tidak menghargai umat islam yang sedang libur lebaran. Dalam pengeroyokan itu, menyebabkan Tan yang sakit-sakitan meninggal karena terkena pukulan balok yang tidak sengaja dikenakan Soleh ke perut Tan. Menuk yang melihat kejadian itu kecewa dengan suaminya. Hahay adegan ini…menurutku cukup menyudutkan umat Islam. Kamu blm tau kan adegan selanjutnya yang makin buat saya gerah nontonnya?.
  5. Di malam misa Natal di geraja (kalau gak salah ya, aku lupa adegannya ^^), Soleh dan teman2 dari Banser NU mendapat tugas untuk mengamankan gereja, sedangkan Menuk sedang sibuk mengurus pesanan dari resto Tan untuk dimakan sama pemain2 drama di gereja itu. Sebelumnya di adegan lain, Soleh mati-matian meminta maaf pada Menuk atas tindakannya menyerang resto china milik Tan dan menyebabkan Tan wafat, namun Menuk begitu sibuk dan tidak begitu menggubris permintaan maaf Soleh, sampai akhirnya Soleh tidak sengaja menemukan sebuah bungkusan di bawah salahsatu meja jemaat, dan semua pada tau dong isinya apa? Ya kamu betul isinya adalah sekotak coklat ya nggak lah yang ada tuh ya isinya BOM!, Soleh panic bukan main seketika berkelebatan adegan harmonis Soleh dengan Menuk dan anaknya, seolah ini adalah akhir dari seorang Soleh, dengan sigap Soleh memeluk bungkusan itu, berteriak BOM dan Soleh berakhir dengan membaca tahlil dan meledakkan diri di luar halaman gereja. Bagiku adegan ini mengisyaratkan bahwa seorang Soleh menebus kesalahannya yang menyerang  Restoran China milik Tan dengan cara meledakkan diri bersama bom, seolah2 ini menginterpretasikan, ini loh bentuk jihad yang sebenarnya, seperti yang ditiru Soleh. Kesannya lagi Soleh berusaha memperbaiki citra islam dengan cara mengorbankan dirinya setelah sebelumnya memprovokasi untuk merusak restoran Tan.
  6. Adegan terakhir, ditutup dg masuk islamnya si Pin anaknya Tan, dan memang pada adegan sebelum Tan mati, Tan ada membisikkan sesuatu ke Telinga Ping, ntah mungkin ia membisikkan agar Pin masuk Islam. Menurutku Islamnya Pin dalam film ini adalah wasiat terakhir ayahnya yang wajib dipenuhi, hahay masuk Islam karena permintaan terakhir dari seorang manusia? Dan Pin terkesan singkat sekali ingin masuk Islam, proses penjemputan hidayah itu digambarkan secara express press press. Padahal sependek pengetahuan saya, jika seseorang itu bener2 pengen masuk Islam, otomatis dari jauh hari dia sudah mencari tahu Islam itu apa, apa yang harus dan tidak harus dilakukan? Dll.
Finally, menonton film ini cukup memeras otak kiriku dan makin mengasah emosi jiwa dan imanku. Ya Allah, smg dari film yang katanya dalam waktu dua minggu sudah di tonton lebih dari 113.000 penonton ini, para penonton bisa mem-filter dan mencerna filmnya dengan sebaik-baik pemahaman. Semoga, dan kepada Mas Hanung, saya sudah membaca execuse  Mas di dapurfilm.com, saya analisa jawaban dan tanggapan yang Anda lontarkan, bahwa mungkin jauh sebelum pertanyaan2 itu muncul, Anda sudah memprediksi atau malah sudah membuat list pertanyaan yang bakal di tanyakan masyarakat dan sudah membuat tim untuk membantu menjawab semua pertanyaan itu. Setengah kecewa dengan film ini.

Film ini bersetting tahun 70-an atau 80-an gitu dan itu terlihat dari beberapa bangunan yg dipakai untuk pengambilan gambar dan telepon putar yang masih digunakan. Untuk urusan setting n pengambilan gambar saya suka, detail banget, walaupun dibeberapa note tentang film ini, ada yang melihat di salahsatu adegan Pin menggunakan headset BB onyx. hohoho, jd pengen nonton lagi ^^.

Oh ya satu lagi, tidak ada jalan setapak yang menuju satu Tuhan. ‘Bagimu Agamamu, Bagiku agamaku’ QS. Al-Kafiruun: 6’. Hanya satu yang menghibur saya dalam film ini, ternyata band pengisi Original Soundtrack film ini adalah lagu2nya Sheila On 7, dan lagu yang dimainkan dibeberapa adegan diantaranya ‘Kisah Klasik Masa Depan’, ‘Yang Terlewatkan’ dan Hits terbarunya ‘Pasti Kau Bisa’, I Love all of SO7’s Songs. :D. Semoga bermanfaat.

#Catatan : 29 April 2011

Menjadi Generasi Pengusaha Berjiwa Filantropi, Mungkinkah?*

‘Wahai ahli qira’ah, berlomba-lombalah dalam kebaikan dan carilah karunia dan rezeki Allah, dan janganlah kalian menjadi beban hidup orang lain’ –Umar bin Khattab, RA.
Jika anak TK hari ini ditanyakan tentang apa cita-cita mereka ketika sudah besar nanti, maka jawaban klise akan bermunculan, ada yang kekeuh ingin menjadi dokter, guru, presiden dan lain sebagainya, namun adakah anak TK hari ini yang dididik orangtuanya agar cita-citanya suatu saat nanti ingin menjadi pengusaha?.

Pengusaha, kata ini masih menimbulkan asumsi berbeda bagi banyak orang. Maklum, status pengusaha, masih menjadi strata yang cukup bergengsi di negeri ini, sehingga membuat orang tidak berani menjadi pengusaha. Menjadi pengusaha berarti harus memikirkan bagaimana perhitungan kelayakan usaha yang akan dibuat, pesaing yang akan dihadapi nantinya, ketakutan jika tidak bisa menguasai teknis, jika modal tidak cukup, kesulitan cari lokasi usaha dan peralatan pendukung usaha, susahnya merekrut karyawan,  jika usaha sudah dimulai, bagaimana memasarkannya, bagaimana nanti jika gagal, dan segala kata bagaimana nanti, seandainya jika? Itu semua hal yang selama ini mungkin telah mematikan karakter sebagian anak bangsa ketika hendak berwirausaha atau bercita-cita ingin menjadi pengusaha.

Definisi pengusaha itu sendiri menurut ensiklopedia bebas Wikipedia.com, pengusaha atau pebisnis adalah sebutan bagi orang-orang yang terlibat dalam usaha-usaha yang bertujuan menghasilkan laba, umumnya dalam pengelolaan sebuah perusahaan. Sedangkan yang disebut dengan perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya faktor-faktor produksi. Sekilas pembaca saya ajak kembali ke zaman sekolah pada mata pelajaran ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa, misalnya tenaga kerja, modal, sumber daya fisik dan kewirausahawan dan juga sumber daya informasi. Sebenarnya berdasarkan definisi pengusaha di atas, penjual gorengan saja sudah bisa disebut pengusaha. Gampang ya? Namun kenapa masih banyak yang memilih menjadi pegawai atau malah pengangguran?.

Hari ini, mereka yang mengikrarkan diri menjadi seorang pengusaha di Indonesia masihlah sedikit, hal ini diperkuat oleh Ir.  Ciputra, seorang tokoh pengusaha properti yang cukup sukses di Indonesia, ia menyatakan bahwa dari 240 juta penduduk Indonesia, baru sekitar 400 ribu yang memilih profesi sebagai pengusaha atau sekitar 0.18 %. Jauh sekali perbandingannya dengan Singapura yang sudah mencapai 7,2 % dan Amerika Serikat sekitar 11.5% (www.ugm.ac.id).

Berikut saya akan mengisahkan betapa beruntungnya mereka yang memilih menjadi pengusaha sebagai profesi yang menjanjikan dunia akhirat. Alkisah, suatu saat nanti di depan pintu syurga, berdirilah seorang dosen, seorang dokter dan seorang ulama. Mereka mengantri di depan pintu agar bisa masuk surga. Selama mengantri mereka sibuk mengungkit jasa selama di dunia, adalah dosen yang telah mendidik banyak mahasiswa, dokter yang merasa berjasa  telah menyembuhkan banyak orang sakit. Si ulama telah membimbing banyak orang yang berdosa. Mereka rebutan.
Tiba-tiba datang pengusaha. Lalu si dosen berkata, ‘Nah, ini dia pengusaha kita!, ialah yang membangun kampus tempat saya mengajar. ‘Ia juga yang membangun klinik tempat saya praktek’, kata si dokter. ‘Oh, ya ia juga yang membangun rumah ibadah, tempat saya berceramah’. Akhirnya mereka bertiga mempersilahkan si pengusaha memasuki surga lebih dulu. Nah, ini sekadar anekdot yang dikarang Ippho Santosa, seorang pakar otak kanan sekaligus pengusaha dalam bukunya 7 Keajaiban Rezeki.

Sekali lagi apa yang menghalangi kita untuk menjadi pengusaha?, toh, Nabi Muhammad saja juga menjadikan dirinya pengusaha.

Pengusaha: Solusi Pengangguran
Kemiskinan dan pengangguran sudah seperti dua sisi mata uang yang terus menerus menjadi momok mengerikan bagi Negara Indonesia tercinta. Sekarang saja berdasarkan tulisan Yudhistira Anm Massardi dalam opininya berjudul Berhentilah Sekolah Sebelum Terlambat (Kompas, 8 April 2011) menuliskan bahwa ada sekitar 750.000 lulusan program diploma dan sarjana yang menganggur. Jumlah pengangguran itu akan makin membengkak jika ditambah jutaan siswa putus sekolah dari SD hingga SLTA. Tercatat, sejak 2002, jumlah mereka yang putus sekolah itu rata-rata lebih dari 1.5 juta siswa setiap tahun. Faktanya lagi bahwa dari sekitar 105 juta tenaga kerja yang sekarang bekerja, lebih dari 55 juta pegawai adalah lulusan SD! Pemilik diploma 3 juta orang dan sarjana sekitar 5 juta orang. Jadi, untuk apa sebenarnya generasi penerus bangsa bersekolah tinggi?. Menurut Ippho, teori menjadi pengusaha hampir tidak pernah diajarkan di sekolah. Di sekolah, hal yang sangat dihargai dan dipuja adalah kehebatan dari Nilai Indeks Prestasi Kumulatif. Padahal kenyataannya, yang sangat dihargai adalah Indeks Pendapatan Kumulatif. Inilah yang menyebabkan generasi tamat sekolah tinggi setelah tamat hanya satu yang dipikirkan yakni bagaimana agar mendapat pekerjaan tetap, bukan tetap bekerja (wirausaha). Berkaca dari sistem pendidikan Yahudi, sejumlah kampus di Israel mengharuskan mahasiswa mereka khususnya mahasiwa dari fakultas ekonomi untuk menggarap suatu proyek bisnis di akhir tahun perkuliahan. Bekerja secara berkelompok, mereka hanya bisa lulus kalau proyek tersebut mampu mencetak laba satu juta dolar atau jika dirupiahkan sekitar Rp. 9 milyar. Indeks Pendapatan Kumulatif, bukan?, wajar jika hari Yahudi, adalah bangsa yang paling berkuasa atas kendali perekonomian dunia.

Bila saja diketahui bahwa menurut Ir. Ciputra lagi, sebenarnya masalah kemiskinan dan pengangguran bisa teratasi setidaknya diperlukan 4 juta pengusaha baru di negara kita. Hitung-hitungannya jika dari 4 juta pengusaha masing-masing membutuhkan 10 tenaga kerja saja, berarti akan ada 40 juta orang yang dipekerjakan. Wow!

So, saat ini dari 400 ribu pengusaha yang ada di Indonesia, maka masih tersisa lowongan kerja menjadi pengusaha sekitar 3,6 juta. Andakah itu?. Semoga, dengan begini persepsi otak kiri yang berlebihan tentang semakin tinggi jenjang pendidikan semakin mudah mendapatkan pekerjaan, segera sirna!, yang ada adalah persepsi otak kanan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin mudah menuju generasi pencipta lapangan kerja.

Pengusaha Berjiwa Filantropi
Seorang bijak pernah berkata sebenarnya menghirup dan menghembuskan udaralah yang membuat kita sehat. Menghirup tanpa menghembuskan akan membuat kita sakit. Mengambil itu seperti menghirup. Memberi itu seperti menghembuskan. Maksudnya adalah menjadi pengusaha tidak cukup dengan urusan memutar mutar uang lalu bimsalabim uang itu akan bertambah bertambah dan bertambah hingga tujuh turunan dipastikan tidak akan habis, namun dibalik usaha kita, dibalik apa yang kita peroleh dari hasil yang kita usahakan, ternyata ada hak orang lain juga disana. Ruh the power of giving harus ada pada diri setiap pengusaha, jika tidak begitu dapat dipastikan usahanya akan mandeg, ibarat kita menghirup namun kesulitan untuk mengeluarkannya kembali dan yang ada malah menjadi penyakit.
Filantropi, mungkin kata ini masih asing di telinga kita, namun bagaimana dengan istilah zakat, infak, shadaqah? Kegiatan ini sudah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW yang digunakan untuk pengelolaan uang umat saat itu.

Istilah Filantropi sendiri berasal dari bahasa Yunani, philein, ‘cinta’ dan anthropos, ‘manusia’, Jadi, filantropi adalah kegiatan cinta kemanusiaan. Menurut, Ahmad Juwaini—Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa dalam Seminar Nasional Entrepreneur bertajuk Filantropi dan Bisnis Sosial: Potensi dan Karir yang Tersembunyi di IAIN SU (26/05), Filantropi adalah kesadaran untuk memberi dalam rangka mengatasi kesulitan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Usaha yang kita miliki bukan semata usaha untuk memperkaya diri tapi juga berorientasi untuk berbagi terhadap sesama. Belum ada sejarahnya pengusaha kaya raya rajin berfilantropi lalu jatuh miskin. Faktanya, Abdurrahman bin Auf—sahabat  Nabi Muhammad SAW yang punya 700 kendaraan niaga, namun masih bisa mewasiatkan 400 dinar dan 1000 kuda kepada pejuang islam ketika ia meninggal. Bill Gates dan Warren Buffet—dua orang terkaya di muka bumi, ternyata mereka adalah dermawan terbesar abad ini, begitu juga dengan Donald Trump, dalam kebankrutannya pada 1990-an dia malah membagi-bagikan hartanya, karena ia percaya, memberi itu berbanding lurus dengan diberi.

Adalah hal yang mungkin menjadi generasi pengusaha berjiwa filantropi di negeri kita yang gemah ripah loh jinawi ini, jika kita bisa lebih menguatkan mata hati dan ide brilian untuk menciptakan mata pencaharian bagi sesama.

*Tulisan ini menjadi Runner Up dlm Lomba Menulis Kreatif II yang diadakan oleh Djalaluddin Pane Foundation* (14 Juni 2011)

Udah Banyak Aja Umur Kau ya, Rul!


Pagi itu ku awali dengan beberes-beres ria, mulai dari gosok pakaian hingga merayakan ultah bersama emak. Emak datang pagi itu dari Bandar Setia *daku anak nenek yang kudu tinggal di rumah nenek L*.

Aku sambut kedatangan emak di depan pintu dengan senyum lebar mengalahkan lebarnya pintu yang ku buka untuk emak pagi itu. Emak langsung cipika cipiki denganku…aih…emaakkk ^_^.

Sesampainya di dapur, Ido sudah mengeluarkan kue hitam manis itu dari kulkas, lalu Emak teriak memanggil namaku…aku yang di kamar membereskan peralatan menggosokku langsung ngacir mendengar panggilan merdu itu.

‘Oalah Rul…udah banyak juga umur kau’, Emak mengusap-usap kepalaku. GLEK! Aku langsung terdiam dan mencoba mencari makna perkataan emak di kedalaman matanya. Umaaaakkk…maaf kan anakmu ni yang belum bisa ngasih apa2…*tiba-tiba hujan di hatiku gan!*T_T

Aku pun cepat-cepat mengalihkan haluan sesi sedih-sedih ke sesi makan-makan kue dan poto-poto. Jadi, sebelum kue disembelih, aku harus mengabadikannya terlebih dahulu. Ido sang potografer dadakan kusuruh mengambil gambar. Senangnya yang lagi ulangtahun J. Kue pun dipotong..hmm…nyam…nyam…ehm, ini adalah kue ulang tahun terlezat yang pernah aku makan, bolunya padat ndak kayak bolu black forest biasa ku makan, apalagi banyak hiasan irisan keju di tiap pinggirnya, dah gitu…hiasan kacang mede tiap ujungnya dan yang lebih eksotis lagi adalah, tebalnya balutan coklat asli…wuahhh…kelezatannya masih kebayang mpe sekarang. Thanks ya Do J *asyiknya punya adik seorang Chef* ^_^.

Setelah kemeriahan makan memakan kue serta foto memfoto, daku kembali bersiap-siap untuk ke kampus bareng emak. Walaupun waktunya mepet harus disempat2kan ke kampus sekalian mau membagi kue buat anak2 di Dinamika. Sesampainya di kampus, anak2 yg ada di secret udah senyum-senyum aja ke arah gue, dan keluarlah segala ucapan Selamat, thanks ya sobat ^_^. Love u all =D .

Siang hari aku harus meluncur ke jalan, karena malam nanti aku akan berangkat ke Pekan Baru naik bus antar provinsi, emang sih anak2 sempat berniat ngerjain bidadari yg satu ini…adalah HP ku diambil agar aku bisa bertahan di secret, adalah flasdis ku yang diambil, namun, karena mereka sudah disuap dengan kue coklat, akhirnya aku bisa melarikan diri BWAHAHAHAHAHA…Daku berangkat ya! Met Mendaki Gunung Sinabung, btw tempat kuenya jangan ikut dimakan :p.

Saatnya daku memanjakan diri dengan menghadiahkan diri liburan ke suatu tempat sekaligus ikut dalam acara TFT FLP Se-Sumbagut di Pekan Baru plus Bedah Buku di TB. Gramedia JendSud Pekan Baru *curi-curi momen lah ceritanya*, wuaahh ini kado ultah yang lain dari tahun tahun sebelumnya. Thanks to Allah, again n again ^_^.
Kepada semua sahabat teman yang mencinta dan dicinta, terimakasih buat doa tulus di hari aku mengulang tahun kelahiranku, berkah Allah untukku dan untuk kita semua. Aaamiiinn… ^_^.



-Sebuah senyum akan membuatmu tampak lebih indah/sebuah dukungan akan membuatmu lebih bersemangat/n’ Semoga doaku membuatmu lebih kuat/karena Allah punya hadiah untukmu>>>Secercah cahaya untuk setiap kegelapan/Sebuah rencana untuk setiap hari esok/Sebuah jalan keluar untuk setiap permasalahan/Sebuah kebahagiaan untuk setiap kesedihan/Keep spriti…Barakallah fii umurik/ -faba-

CASTING HAHAHAHA

Jumpa seorang Ahmad Fuadi penulis novel bestseller  Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna adalah hal yang tak pernah kuduga, hingga Minggu sore nan tralalal itu membuktikan semuanya. 

Kabar kedatangan Ahmad Fuadi sudah kurekam sejak malam minggu dari FB Mb Haya Aliya Zaki, namun dalam diam agenda itu kusimpan erat-erat. *Soalnya ragu gitu, antara datang apakah tidak datang*.

Jam setengah dua daku pun meluncur ke Gramedia Gama setelah silahturahmi dengan kawan-kawan di Win’s Sharing Club, berbagi ilmu, bahkan kopdaran dengan Kak Ida yang di fesbuk sering bernamakan Mata Pena dan Kak Maya mantan sekum FLP Sumut. Alhamdulillah, terkadang kita butuh ketemu dengan orang baru, suasana baru untuk me-refresh yang namanya otak :D.

Psstt…sebelum kaki kami benar-benar masuk ke TB.Gramedia Gama, daku dan Dewi mengadakan pertemuan meja petak dulu di warung donat disebelahnya *membumi kali bahasanya padahal niatnya skalian mau ngadem juga, soalnya td Medan cukup gerah :D*. Setelah berkutat dengan naskah anak-anak FLP angkatan IV tentunya sambil makan donat, saatnya meluncur ke lantai II, soalnya tadi di-sms-in sama Bang Abi ‘Rul, Ahmad Fuadi dah datang’…aarrgghhh >>>. *ekspresi jeritan terakhir don’t try this at your text/SMS when u reply it heheheh :D*.

Sampai lantai II, daku melihat sekeliling, sepertinya belum ada tanda-tanda, eh….udah ada tuh tanda-tandanya. Ada poster besar bertuliskan ‘Talkshow bersama Ahmad Fuadi dan Open Casting Film Negeri 5 Menara’, tapi mata si Dewi mengarahkan ke tempat lain yakni ke salahsatu rak buku yang ternyata buku ‘Sesungguhnya Aku Mencintaimu Karena Alla (Qultummedia, 2011)’ udah terpajang manis disana. Daku sempatkan poto2 dengan buku sendiri hehehehe *naluri gilak poto, muncul seketika*.

Tidak berapa lama, HPku berdering dari ‘Mas Harry GPU’, ‘Sombong ya, dipanggil panggil ndak denger’ *lah lah daku langsung celingak celinguk* oalah Mas Harry ternyata juga lagi di sini toh. Mas Harry, Bapak satu anak asli Solo punya ini adalah marketingnya buku Gue Gak Cupu, sepetinya hari ini penuh silahturahmi, daku juga jumpa dengan Mbak Wiedya—staf TB. Gramedia juga. Senengnya J. Pembicaraan kami pun heboh karena sudah lama tak berjumpa dan ujung-ujungnya Mas Harry dan Mbak Wiedya ndorong-ndorong aku buat casting  pemain Film Negeri 5 Menara. WHAT THE EM EM? CASTING?.

‘Ayo mbak, ikut aja’. ‘Iya mbak, ikut aja’ timpal Mas Harry. ‘Lah, bukannya yang dicari 5 peran saja, itu pun laki-laki’. ‘Ndak, mbak, mbak bisa ambil peran Sarah’, kata Mbak Wied lagi.
*hah? Sarah? Ooo..ni pasti tokoh yang ada di N5M, tapi aku lupa siapa tokoh itu*
‘Gak pa pa mbak, ikut aja, castingnya di lantai 3, sekarang lagi berlangsung’

Mendapat gempuran dari sana sini *aku jadi nggak sanggup menolaknya :D*, aku pandang wajah sahabat2ku, ada Dewi, Bang Abi, Cipta, ah…tapi kenapa mata mereka gak beraksi? Baiklah, aku ikut casting. *aku beli buku Ranah 3 Warna, bayar dikasir, isi biodata, tanganku distempel –dah kyk mau dikurban pake distempel hehehe- dan melangkahkan kaki ke lantai III sambil diantar mbak staf TB.Gramedia. Dalam hatiku, batin ini masih bertempur ‘yakin lo, mau ikut casting?’. Ah. Daku lagi ingin sejenak menggunakan otak kananku, Talkless Do More *no smoking, ini bukan iklan rokok ye :D*.

Di dalam ruang casting, ada seorang pemuda berbusana casual—kaos biru dan celana jeans- sedang ditatar untuk mempraktekkan acting, aku cuma bisa senyam senyum sendiri. Waduh…ntar lagi aku ni. Sementara pemuda itu bolak balik ulang adegan ‘Lo, harus pede dengan peran lo, Emang senyum-senyum gitu ya waktu lo menanyakan pacar lo selingkuh, ulang lagi ya adegannya, lo harus pede dan yakin dengan peran lo bla bla bla’ >>> rasanya aku pengen keluar dari ruang casting dan balik ke acara Talkshow A.Fuadi, soalnya pas aku masuk ruang casting pas pula acara talkshow baru akan sedang dimulai T_T.

Semenit dua menit tiga menit >>> 10 menit, ‘Oke, acting kamu dah mulai bagus, terimakasih, ini kami seleksi lagi, kalo cocok ntar akan dihubungi lagi’. Lalu, abang yang ngomong tadi membalik badan dan melemparkan senyum tanda bahwa, sekarang giliranmu.

Aku pun maju dengan ke-pede-an yang aku punya, walau sebenarnya tanganku dingin, jantungku sedikit agak bergemuruh :D. ‘Baru pertama kali ikut  casting ya?’ Tanya abang yang duduk disamping abang yang mirip Ahmad Fuadi sambil makan bubur.  ‘Nurul Fauziah’, abang yang mirip Ahmad Fuadi memastikan namaku. ‘Oke sekarang, coba isi biodata dirimu di whiteboard yang disana’. Setelah itu, si abang yang aku tak tau namanya tapi mirip-mirip Bang Ahmad Fuadi terutama style rambutnya :D, aku disuruh menghadap kamera dengan memegang whiteboard imut seukuran buku tulis dan JEPRET  *berasa calon tahanan deh, untung gak disuruh foto dari berbagai sisi sambil megang papan berisi biodata hahahahah.

Sekarang kamu silahkan perkenalkan diri kamu dan menghadap kamera ya? Silahkan mulai setelah saya katakan ACTION ya. ACTION yak! *mulailah daku bla bla bla SEMESTER 8 bla bla bla buku GUE GAK CUPU bla bla bla ASSALAMUALAYKUM*

Detik-detik prosesi casting dilanjutkan dengan memerankan tokoh yang akan kita mainkan di film ini. Aku ditawarkan tokoh Sarah. Parahnya, ketika ditanyakan abang2 penguji apakah aku kenal dengan tokoh Sarah, aku lupa :). Soalnya aku dah lama banget baca novel N5M, tapi setelah diingat2, Sarah itu adalah cinta pertamanya Alif, dia anak salahsatu Kiai yang mengajar di Gontor.  Mereka katakan tidak masalah, dan untuk selanjutnya aku disuruh berpikir adegan apa yang akan aku praktekkan dan membawakan peran Sarah yang santun, ceria, periang. Glek! Aku tergugu, adegan apa yang harus aku bawakan ya? Sambil mikir, aku disuruh duduk, tapi aku susah  disuruh mikir di ruang luas, diperhatikan beberapa orang, hehehe gak privasi banget. Tiga menit kemudian saking gak tahannya berlama-lama di ruangan ini, apa yang terlintas itu yang aku perankan. Aku putuskan untuk memerankan adeganku saat hendak janjian jumpa sama Dewi tadi siang. *Kalo mengingat adeganku yang dodol bin garing waktu casting itu, aku bakal ketawa sendiri, jadi mohon maaf ya temans adegan ntu tidak ku narasikan dalam note ini, tak tahan menulis sambil ketawa :D HAHAHAHA. Rekaman wajah abang penguji yang illfeel melihat aksiku masih segar di memoriku HAHAHAH tu kan ketawa lagi.

Intinya adalah bukan pada obsesi jadi artis atau apalah –namun, klo lulus seleksi casting ndak apa juga AAMIIN YA ALLAH- , tapi lebih kepada aksi untuk melakukan sesuatu yang baru, yang unik, dan bisa jadi bahan cerita yang luarbiasa untuk anak cucu *SEDAAAPPP* :D –40 tahun kemudian >>> Nek Zee Nek Zee cerita lah ke kita waktu nenek ikut casting!- HAHAHAHAH ^^.


                                                                                                         -tobe continued >>>>-
#Catatan 13 Juni 2011