Minggu, 16 Oktober 2011

Memper?kan Film ‘?’

Memasuki ruangan studio, sudah gelap gulita, ternyata kami sudah ketinggalan 4 atau 5 scene gitu, tapi yo wes lah ndak apa, sing penting belum ketinggalan terlalu jauh. Hehehehe disela-sela pencarian tempat duduk, daku sempat menambrak bangku disebelahku, syukur saja, tidak sampai membuat keributan yang berarti. Hop! Akhirnya kami duduk juga.

Mataku kini tertumbu pada scene  Menuk berada di Restoran Cina milik Tan Kat Sun, untuk selanjutnya nonton filmnya ya! :D

Baiklah, sekarang kita menuju ke arah pembicaraan yang lebih serius tentang film ini.

Sejak awal mendengar akan ditayangkannya film terbaru Hanung setelah kemasyhuran Ayat-Ayat Cinta The Movie yang dulu sempat muncul kontroversi juga, maka  filmnya kali ini tidak boleh dilewatkan dan sangat disayangkan ternyata film terbarunya ini juga mengandung bau kontroversi yang menyengat.

Sepuluh menit waktu yang saya lewatkan ketika masuk ke studio 1 yang memutar ?, hadeuh gak enak banget ketinggalan film walau Cuma 10 menit tapi ya sudahlah. Sepanjang menonton, saya mencoba mengosongkan isi pikiran saya dari note-note sebelumnya yang sudah saya baca tentang kontroversi film Hanung. Ternyata saya tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran saya, saya terus mencoba menggunakan otak kritis saya dan mencari tahu dimana letak kontroversinya, dan saudara-saudara…I found it…

Okelah, untuk urusan isu toleransi atau pluralism sosiologis yang coba diangkat Hanung dalam filmnya kali ini, saya setuju banget, namun ada beberapa nilai-nilai yang disampaikan dalam film ini sepertinya sudah sangat dalam  menyerempet ke masalah akidah masing-masing agama. Itu cara pandang saya sebagai awam. Berikut beberapa hal yang mengusik sisi-sisi akidah yang saya yakini dan sependek pemahaman yang selama ini saya ketahui.
  1. Saya tidak suka dengan tokoh Rika, hadeuuhh ini tokoh paling kontroversi di otak saya, kok bisa hanya gara-gara menolak di poligami eh dia malah melampiaskan amarahnya dengan menukar akidahnya, sungguh gak di masuk akal banget. Hanung seolah ingin menyarankan kepada mereka yang awam bahwa menukar akidah itu bukan perkara tabu kok di zaman modern sekarang ini, tidak perlu takut dengan cemoohan orang atas pilihan yang kita ambil. ‘Saya pindah agama bukan karena saya mengkhianati Tuhan saya”, bentak Rika pada mantan Suaminya. WHAT???, jadi lo pindah agama karena apa? Weleh…weleh…nyiapin iman yang tebal deh sebelum nonton film ini, bergoyah iman dibuatnya :’(. Sudah gitu, orang2 disekeliling Rika seperti Surya si pegawai barunya malah mendukung keputusan Rika pindah agama sebagai salah satu pilihan menuju ke arah perubahan dan seolah2 selama ini Rika terkekang dalam agama yang sebelumnya ia anut.
  2. Pengucapan salam yang ditujukan yang bukan pada penganut agama yang bersangkutan, seperti saat Menuk memasuki restoran Tan Kat Sun dengan mengucapkan salam, menurut saya, dan dibeberapa adegan lainnya. Kesannya maksa banget!, yang beginian mah bukan toleransi, tapi sudah memaksakan sesuatu ke penganut agama lainnya.
  3. Oh ya, ada lagi tokoh yang kontroversi setelah Rika yaitu Surya, Surya yang diperankan oleh Agus Kuncoro ini, juga ada kesan maksa yang kental banget. Rika menawari Surya yang untuk menjadi pemeran utama sebagai Yesus dalam drama Paskah di gereja tempat Rika beribadah, awalnya tawaran ini bertolak belakang dengan prinsip akidah yang dipegang teguh Surya, namun karena ini adalah kesempatan emas bahwa dia ditawari pemeran utama, selama 10 tahun bekerja di dunia perfilman Surya hanya dijadikan sebagai pemeran figuran saja, dan ini yang membuat Surya berapi-api menerima tawaran dari Rika walau sempat bimbang dan akhirnya meminta 2nd opinion dari Ustadz (David Chalik) dan Surya pun memutuskan utk menerima adegan itu, sampai di akhir film, Surya terus kebagian pemeran utama untuk pementasan drama yg diadakan di gereja itu *ketagihan sepertinya si Surya ini*, walaupun ada dialog dari Romo yang sempat terlibat cekcok dg Rudi (Glenn Friedly). ”Tidak ada iman yang runtuh karena sebuah drama”,  Yakni banget apa ya kalau sudah beriman, lalu tidak diuji lagi keimanan itu? Walau hanya diuji dengan drama sekalipun. (QS. Al-Ankabut (29):2-3)…Ooo, Tidak Bisa!!! Pasti akan diuji, sekarang permasalahnnya kita akan lulus apa tidak melewati ujian tersebut, Tanya saja pada rumput yang bertasbih ^^.
  4. Ada juga adegan Pin Hen anaknya Tan Kat Sun pemilik Restoran China, Pin Hen di awal2 adegan dia adalah anak lelaki satu-satunya yang berkeras tidak mau membantu usaha resto ayahnya, namun pada akhirnya si anak mau bantu dan Pin sadar bahwa ayahnya yang sudah sakit-sakitan bakal tidak akan selamanya bisa menjaga resto tersebut, akhirnya ketika sang ayah beneran jatuh sakit, Pin mengambil alih pengelolaan resto. Tan punya rasa toleransi tinggi terhadap pegawainya yang muslim yakni Menuk dan kawan-kawan, beda dengan Pin. Pada libur lebaran hari kedua, pegawai resto diwajibkan untuk masuk kerja, awalnya Tan tidak tahu, tapi akhirnya Tan tahu dan marah besar terhadap Pin, Tan dalam keadaan sakit berusaha mengusir Menuk, dkk agar tidak usah masuk kerja dan kembali libur, sedangkan disepanjang jalan Suami Menuk si Soleh sudah mengumpulkan massa untuk mendemo restoran china itu, karena tidak suka dengan peraturan yang tidak menghargai umat islam yang sedang libur lebaran. Dalam pengeroyokan itu, menyebabkan Tan yang sakit-sakitan meninggal karena terkena pukulan balok yang tidak sengaja dikenakan Soleh ke perut Tan. Menuk yang melihat kejadian itu kecewa dengan suaminya. Hahay adegan ini…menurutku cukup menyudutkan umat Islam. Kamu blm tau kan adegan selanjutnya yang makin buat saya gerah nontonnya?.
  5. Di malam misa Natal di geraja (kalau gak salah ya, aku lupa adegannya ^^), Soleh dan teman2 dari Banser NU mendapat tugas untuk mengamankan gereja, sedangkan Menuk sedang sibuk mengurus pesanan dari resto Tan untuk dimakan sama pemain2 drama di gereja itu. Sebelumnya di adegan lain, Soleh mati-matian meminta maaf pada Menuk atas tindakannya menyerang resto china milik Tan dan menyebabkan Tan wafat, namun Menuk begitu sibuk dan tidak begitu menggubris permintaan maaf Soleh, sampai akhirnya Soleh tidak sengaja menemukan sebuah bungkusan di bawah salahsatu meja jemaat, dan semua pada tau dong isinya apa? Ya kamu betul isinya adalah sekotak coklat ya nggak lah yang ada tuh ya isinya BOM!, Soleh panic bukan main seketika berkelebatan adegan harmonis Soleh dengan Menuk dan anaknya, seolah ini adalah akhir dari seorang Soleh, dengan sigap Soleh memeluk bungkusan itu, berteriak BOM dan Soleh berakhir dengan membaca tahlil dan meledakkan diri di luar halaman gereja. Bagiku adegan ini mengisyaratkan bahwa seorang Soleh menebus kesalahannya yang menyerang  Restoran China milik Tan dengan cara meledakkan diri bersama bom, seolah2 ini menginterpretasikan, ini loh bentuk jihad yang sebenarnya, seperti yang ditiru Soleh. Kesannya lagi Soleh berusaha memperbaiki citra islam dengan cara mengorbankan dirinya setelah sebelumnya memprovokasi untuk merusak restoran Tan.
  6. Adegan terakhir, ditutup dg masuk islamnya si Pin anaknya Tan, dan memang pada adegan sebelum Tan mati, Tan ada membisikkan sesuatu ke Telinga Ping, ntah mungkin ia membisikkan agar Pin masuk Islam. Menurutku Islamnya Pin dalam film ini adalah wasiat terakhir ayahnya yang wajib dipenuhi, hahay masuk Islam karena permintaan terakhir dari seorang manusia? Dan Pin terkesan singkat sekali ingin masuk Islam, proses penjemputan hidayah itu digambarkan secara express press press. Padahal sependek pengetahuan saya, jika seseorang itu bener2 pengen masuk Islam, otomatis dari jauh hari dia sudah mencari tahu Islam itu apa, apa yang harus dan tidak harus dilakukan? Dll.
Finally, menonton film ini cukup memeras otak kiriku dan makin mengasah emosi jiwa dan imanku. Ya Allah, smg dari film yang katanya dalam waktu dua minggu sudah di tonton lebih dari 113.000 penonton ini, para penonton bisa mem-filter dan mencerna filmnya dengan sebaik-baik pemahaman. Semoga, dan kepada Mas Hanung, saya sudah membaca execuse  Mas di dapurfilm.com, saya analisa jawaban dan tanggapan yang Anda lontarkan, bahwa mungkin jauh sebelum pertanyaan2 itu muncul, Anda sudah memprediksi atau malah sudah membuat list pertanyaan yang bakal di tanyakan masyarakat dan sudah membuat tim untuk membantu menjawab semua pertanyaan itu. Setengah kecewa dengan film ini.

Film ini bersetting tahun 70-an atau 80-an gitu dan itu terlihat dari beberapa bangunan yg dipakai untuk pengambilan gambar dan telepon putar yang masih digunakan. Untuk urusan setting n pengambilan gambar saya suka, detail banget, walaupun dibeberapa note tentang film ini, ada yang melihat di salahsatu adegan Pin menggunakan headset BB onyx. hohoho, jd pengen nonton lagi ^^.

Oh ya satu lagi, tidak ada jalan setapak yang menuju satu Tuhan. ‘Bagimu Agamamu, Bagiku agamaku’ QS. Al-Kafiruun: 6’. Hanya satu yang menghibur saya dalam film ini, ternyata band pengisi Original Soundtrack film ini adalah lagu2nya Sheila On 7, dan lagu yang dimainkan dibeberapa adegan diantaranya ‘Kisah Klasik Masa Depan’, ‘Yang Terlewatkan’ dan Hits terbarunya ‘Pasti Kau Bisa’, I Love all of SO7’s Songs. :D. Semoga bermanfaat.

#Catatan : 29 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar