Senin, 22 Desember 2014

Mengenang Emak ala Daoed Joesoef

Judul : Emak, Penuntunku dari Kampung Darat sampai Sorbonne
Penulis : Daoed Joesoef
Penerbit : Kompas
Cetakan : III, April 2010
Halaman : 304 halaman


Hanya para ibu yang bisa berpikir tentang masa depan, sebab merekalah yang melahirkan masa depan, dalam diri anak-anak mereka (Maxim Gorky)

Adapun suksesnya seseorang sebagian besar dipengaruhi peran ibu tercinta yang luarbiasa. Thomas Alva Edison sang penemu jenius misalnya, bersyukur memiliki Nancy Edison sebagai ibunya yang telah menyelamatkan ia dari sekolah yang selalu meremehkan kemampuan Thomas dalam belajar.

Akhirnya Nancy memilih untuk mengeluarkan Thomas dari sekolah dan mendidik dan mengajar anaknya sendiri sambil terus memotivasi ,”Ibu tahu, Nak. Kemampuan kamu memang buruk hari ini, tetapi kamu akan menjadi orang hebat suatu hari nanti’. Mungkin bila Tuhan tidak mengirimkan ibu sehebat Nancy untuk Thomas, sekarang kita tidak dapat menikmati sekitar 1.093 hasil temuannya seperti, bola lampu listrik, gramofon dan kamera film.

Lain pula kisah Meng Zi. Meng Zi adalah seorang filsuf besar asal negeri Cina. Ia memiliki ibu yang superduper galau dimasa sulit ketika sang suami meninggal dunia. Kesedihan yang mendalam, membuat Ibu Meng Zi memilih meratap sesuka hati. Kebiasaan meratapnya justru diitiru oleh Meng Zi kecil. Melihat aksi anaknya, maka ibu Meng Zi berpikir bahwa apa yang ia lakukan justru berpengaruh pada perkembangan anaknya. Akhirnya Ibu Meng Zi sadar, dan memilih pindah ke kota.

Di kota, banyak pedagang, dalam menjajakan dagangannya, mereka mabuk dulu sebelum berdagang. Meng Zi yang beranjak remaja, turut mengikuti jejak para pedagang, Ibu Meng Zi resah. Ia pun kembali pindah. Kali ini yang berdekatan dengan sekolah. Alhasil, Meng Zi menjadi seorang yang dikagumi karena kepintaran dan kecintaannya pada ilmu, bahkan ia pun dikenal sebagai filsuf besar di Cina.

Sekilas tampaknya menjadi ibu atau orangtua itu gampang, tapi bila dijalani ternyata tidak segampang yang dikira. Ada saat ketika menjadi orangtua itu seperti menyuapi mulut yang akan menggigiti kita, begitu kata Peter Devries dalam buku A Chicken Soup For The Soul-Rumahku Istanaku .

Luar biasa ya menjadi orangtua itu, tapi meskipun begitu tidak perlu takut pula menjadi orangtua, akan ada banyak bonus dan benefitnya. Justru dengan dapatnya amanah mendidik dan merawat anak, malah bisa menjadi sebuah investasi mahal bila disadari.

Adalah Daoed Joeseof, sosok yang juga berhasil berkat kasih sayang seorang Ibu. Daoed Joesoef adalah mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia ke 16 di pemerintahan Presiden Soeharto (1978-1983), ia lahir di Medan, 87 tahun lalu, tepatnya 8 Agustus 1926. Tahun 1959 ia meraih gelar Sarjana Ekonomi-nya di Fakultas Ekonomi UI, kemudian melanjutkan studi ke Sorbonne, Prancis. Disana dua gelar doktor dari Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional disematkan padanya tahun 1967 dan gelar Ilmu Ekonomi pada tahun 1973. Sekarang, pria berusia sepuh ini mengisi hari-harinya ia dengan melukis dan berkumpul bersama keluarga tercinta.

Emak-Pusat Gravitasi Hidup Daoed Joesoef

Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah merahmati orangtua yang membantu anaknya berbakti kepadanya’, ketika itu, orang-orang disekeliling Rasulullah bertanya, ‘Bagaimana cara orangtua membantu anaknya ya Rasulullah? Nabi SAW menjawab, ‘Dia menerima yang sedikit darinya, memaafkan yang menyulitkannya, tidak membebaninya, dan tidak pula memakinya’.

Sungguh terahmatilah, Ibu Siti Jasiah selaku Emak dari Daoed Joesoef *Al-Faatihah*, petuah-petuahnya begitu menginspirasi Daoed untuk mengenangnya dalam sebuah buku setebal 304 halaman dan sudah direncanatuliskan pada 1970-an. Bagaimana sosok Emak Siti Jasiah? Selengkapnya…

Sesederhana sosok Emak, maka buku ini juga sangat sederhana sekali penyusunannya, tapi bila dibaca dan ditelaah, begitu kaya akan kebijaksanaan hidup. Diawali dari cover berwarna cream dengan ilustrasi yang digambar sendiri oleh Daoed Joesoef, tampak gambar seorang ibu sedang mengajarkan anaknya mengaji atau membaca Al Qur’an, dari gambar tersebut pembaca sudah disodorkan berjuta makna, bahwa sejatinya hidup itu hakikatnya adalah dari wahyu pertama yang diperoleh Muhammad SAW, iqra’. Dan mewakili sekali Bab 7, dengan judul ‘Emak dan Membaca’.

Memasuki daftar isi, maka pembaca disajikan, 23 Bab yang keseluruhan judul bab, diawali dengan kata ‘Emak dan … ‘ . Sampai disini tak perlu tergesa menuju Bab 1, nikmati setiap Kata Pengantar dari anak Emak. Disana dijelaskan bahwa meski perencanaan tulis dimulai sejak 1970-an, namun wujud fisik dalam bentuk buku terealisasi dalam cetakan pertama pada tahun 2003, lalu terus mengalami cetak ulang kedua, April 2005, berlanjut cetakan ketiga, April 2010, dan sampai buku ini saya resensi di tahun 2014, belum saya cek lagi status cetakannya sudah yang keberapa.

Beralih ke Prolog, pembaca disambut alur maju dengan narasi dan deskripsi Daoed tentang keberhasilannya meraih gelar doktor,
…Betapa tidak! Aku merupakan orang Indonesia pertama yang mempelajari ilmu ekonomi di Lembaga Pendidikan Tinggi Perancis. Kini aku tercatat pula sebagai orang Indonesia pertama yang oleh Sorbonne dianugerahi gelar doktor tertinggi dari jenisnya, yaitu Doctoral d’Etat atau doktor-negara, cum laude lagi… (Hal.1)

Dari pemaparan keberhasilannya inilah, Daoed mulai flashback hidupnya, mengingat barisan orang yang berjasa mengantarnya ke puncak sukses, adapun barisan orang tersebut, berujung pada satu sosok, Emak.

Prolog ditutup dengan kalimat, … Setiap orang di satu waktu tentu akan merujuk pada perilaku dan ucapan-ucapan ibunya. Kini tiba saatnya bagiku untuk melakukan hal tersebut… (Hal. 2)

Emak, Bapak dan Kami, itulah judul Bab 1, yang mengajak pembaca untuk mengenal siapa sosok Emak sebenarnya, suami Emak dan anak-anaknya.

Emak adalah seorang yang ramah, murah senyum, lemah lembut, cekatan, menyeni dan berkemauan keras, berani melawan arus. Dia berparas elok, berbadan tinggi semampai, berambut ikal dan panjang, berkulit bersih (hal.9 paragrap 2) Sempurna! Hehe

Mengenai perjalanan hidup sehingga berjodoh dengan Bapak Muhammad Jusuf, tidak ada yang tahu persis, makanya di Bab manapun tidak akan ditemui judul Emak dan Jodoh, ^_^
Di Bab ini penjelasan tentang Bapak juga ada, deskriptif sekali, sehingga kita bisa membayangkan orang-orang penting dan berjasa dalam kehidupan Daoed Joesoef lekat-lekat hanya dari penjelasannya yang detil namun sederhana dan enak sekali dibaca.

Menuju Bab berikutnya, mmm…sebenarnya terlalu panjang juga bila dibedah per Bab nya, karena ya itu tadi hampir semua Bab, pengalaman yang dirasakan penulis ber-Emak-an Siti Jasiah ini tak ada yang tak bisa diambil pelajaran hidup, segala pemikiran, tindak tanduk dan keahlian emak, semuanya bernilai, semuanya bermuara pada kebijaksanaan dan kearifan hidup.

Jadi, oleh saya sang peresensi, dari 22 Bab, minus Bab 1 yang wajib dibaca karena merupakan pengenalan awal sebagai modal pengetahuan biar nyambung saat membaca Bab-bab berikutnya, maka ada beberapa Bab yang saya sangat sukai walau hampir semua Bab saya sukaaa T_T

Bab 2 Emak dan Paman, diceritakan bahwa Paman Soelaiman adalah Sepupu Emak yang rajin bertandang ke rumah. Kita sebagai pembaca bisa menyimak diskusi-diskusi yang terjadi dari uraian dialog yang masih terekam oleh Daoed Joesoef, terutama anjuran paman untuk mulai dan melatih membiasakan menulis (hal.23)

Bab 3 Emak dan Hutan. Medan yang metropolitan kini, tak terbayang bila dahulunya adalah sebuah daerah yang berupa hutan lebat. Daoed kecil atau saat umur 5 tahun, sering diajak masuk dan keluar hutan oleh kedua orangtuanya, nah dari perjalanan keluar masuk hutan pun banyak mengalir petuah-petuah dari sang Emak. Petuah untuk menjaga hutan, kemudian ada juga filosofi batang air, Kau harus berlaku seperti batang air ini. Walaupun ia tetap terus mengalir mencapai tujuannya, semakin lama semakin menjauhi sumber aslinya, ia tidak pernah memutuskan diri barang sedetik dari sumbernya itu, ia tetap setia padanya. Lalu ada filosofi buku yang diuraikan Daoed, seperti apa? Baca sendiri ya ^_^

Bab 4 Emak dan Penataan Halaman. Emak selain ahli filosof juga ahli gardening dan parenting juga. Dalam Bab ini, emak menyarankan bila punya rumah, pastikan halamannya depan dan belakang itu luas. Selain itu, Emak juga memberi kesempatan anak-anaknya untuk belajar berkebun dengan masing-masing memiliki 1 kavling tanah, terserah mau ditanami apa, yang penting menghasilkan. Seru banget dah! Emak keren kali lah pokoknya. Ide ini cocok diterapkan oleh para orangtua zaman sekarang, biar gak televisi atau gadget aja, bahan pengalihan perhatian anak, yang terkadang banyak kerugiannya.

Bab 8 Emak dan Pendidikan, saya uraikan jadi satu saja, Emak dan Bapak adalah keduanya tidak bisa membaca dan menulis huruf latin, keadaan waktu itu tidak memungkinkan mereka untuk sekolah. Meskipun demikian, Emak dan Bapak satu visi dan misi untuk mendidik anak mereka agar tidak turut seperti mereka, justru jauh melampaui dari mereka.


Bab 22 Emak dan Subang Berlian, Bab inilah yang membuat saya terharu, tentang Emak yang jago menata perasaannya kepada anak-anaknya.

Membaca Kota Medan Masa Lalu

Meski bertabur nasihat, kebijaksanaan dan kearifan hidup. Dalam buku Emak ini, juga tak lepas dari kekurangan, diantaranya, pencantuman Bahasa Belanda yang tidak ada terjemahan Bahasa Indonesianya. Padahal di bab-bab sebelumnya, penulis rajin mencantumkan footnote sebagai penjelasan tambahan tentang satu kata asing.

Kemudian, memang diawal-awal Bab begitu menikmati sekali betapa serunya perjalanan hidup Daoed dengan Emaknya yang keren, tiba di pertengahan bab yang sudah puluhan, pembahasan mulai serius, kalau yang membaca Emak-emak, atau saya saja ukurannya, membaca bab tersebut bisa mengerutkan kening dan butuh dua kali membaca baru mengerti hehe.

Sampailah ke Epilog yang membuat saya turut bersedih pula, ya saat kabar meninggalnya Emak sampai ke Sorbonne. …Emak, dia yang tak pernah mengecewakan aku apalagi menyakiti hatiku. Satu-satunya duka yang disebabkannya adalah ketika ia harus pergi meninggalkan aku untuk selama-lamanya. T_T (hal.288)

Kemudian tentang Medan tahun 1930-an, buku ini layak di baca siapa saja termasuk anak muda, kayak saya :D, dan terlebih lagi anak Medan, banyak anak Medan yang melupakan sejarah kotanya, terlepas dari penyebab-penyebabnya, tapi saya pikir, adalah baik juga bila disertakan peta kota Medan atau gambaran kota Medan masa lalu, sehingga beberapa tempat yang jadi setting dalam buku ini dapat diikuti dan telusuri. Jujur saja, buku ini lebih dari sekadar memoar Daoed tentang Emak tapi juga mendeskripsikan Medan masa lalu.

Selain itu ada juga menyelipkan bahasa Medan yang beberapa diserap dari bahasa Belanda dan bahasa asing lainnya karena tidak bisa dipungkiri dari dulu hingga kini Medan dihuni oleh penduduk yang multietnis, sehingga mempengaruhi bahasa sehari-hari yang digunakan, seperti: ponten (Bahasa Belanda: Punten, sebuah angka yang lazim diberikan guru sebagai penghargaan atas prestasi muridnya) hal. 180. Ada juga kata ecek-ecek (Hal.130), Raun-raun (dari Bahasa Inggris: Round Round yang artinya berjalan-jalan atau berkeliling-keliling), Banyak cincong (banyak bicara), Pulut atau ketan. Dan masih banyak lagi.

Dan buat calon pembaca yang berekspektasi tinggi dengan judul, Emak: Penuntunku dai Kampung Darat sampai SORBONNE, kata Sorbonne nya di capslock hehe. Iya, jadi dalam buku ini tidak ada tips dan trik praktikal tentang bagaimana mendapatkan beasiswa kuliah ke Sorbonne, tapi saya pikir, perjalanan hidup dengan meletakkan nasihat orangtua khususnya Emak di alam bawah sadar serta berpegang teguh keyakinan kepada Allah itu tips dan trik praktikal yang membuat dunia bertekuk lutut di hadapan Daoed Joeseof alias semua impiannya terkabul, belum lagi rapalan doa-doa Emak yang senantiasa mengiringi anak-anaknya terlebih Daoed.

Keseluruhannya,Buku ini sangat saya rekomendasikan buat siapa saja, pendidik, orangtua, remaja, dewasa. Tak perlu menjadi rumit dengan pendidikan tinggi dan gelar yang berderet rapi di belakang nama kita. Buku yang ditulis Daoed Joesoef ini membuktikan itu semua. Gaya narasi dan deksripsi yang sederhana dan mengalir berhasil menghipnotis saya untuk membaca dan mengenal Emak Siti Jasiah lebih dekat.

 Selamat Membaca.



Kamis, 18 Desember 2014

Berhentilah Menjadi Supermom

Judul : Bahagia Ketika Ikhlas
Penulis : Rena Puspa
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Cetakan : I, 2014
Halaman :184 Halaman

“Bukan zamannya lagi membandingkan siapa yang paling baik, working mom, full time mom, dan working at home mom, semua pilihan punya konsekuensi, dan punya peluang bahagia di dalamnya, asal kita berani jujur pada nurani dan juga konsisten dengan pilihan kita itu.”
(Bahagia Ketika Ikhlas-Rena Puspa, hal. 6)

renapuspa.blogspot.com
Belakangan di sosial media muncul lagi perdebatan tentang which one better? Menjadi Full Time Mom (FTM), Working Mom (WM) dan Working at Home Mom (WHM), dan responnya juga bermacam-macam, salahsatunya dari akun Facebook, Fahd Pahdepie, ia menuliskan bahwa menjadi FTM atau WM adalah sama-sama gak baik, bila masing-masing tidak ada EMPATI. Jleb!

Sekarang memang bukan saatnya lagi membandingkan siapa yang paling baik, karena hidup ini pilihan, right? Dulu, semasa masih belum menikah, mungkin efek buku yang saya baca juga dan pengalaman berteman dengan yang sudah berumah tangga, rasanya pilihan menjadi Ibu Rumah Tangga adalah pilihan ideal buat saya, walaupun sempat berpikir bisa gak ya? Soalnya sebelum nikah aja saya banyak beraktivitas diluar dan ujug-ujug menikah, stuck di rumah, makanya saya sampaikan kepada suami, ada dua hal yang membuat saya betah di rumah, buku dan wi-fi :-D

Dan setelah menjalani kehidupan berumah tangga meski baru seumur jagung, ternyata saya lebih bahagia menjadi seorang working at home mom dan makin bahagia lagi setelah membaca buku Bahagia Ketika Ikhlas yang ditulis Mbak Rena Puspa, ternyata bahagia aja gak cukup, tanpa ikhlas di hati

Sudahkah Kita Menjadi Ibu yang Ikhlas?

Kesannya ribet banget yah jadi Ibu di zaman sekarang, sampai ada Sindrom Baby Blues yang sudah dialami Ibu Anik Koriah asal Bandung, tahun 2006 membunuh ketiga anaknya karena ia khawatir akan masa depan anaknya. Kalau ditelaah, seolah gak habis pikir yah, Ibu yang terpelajar ini kemudian dari segi pakaian amat sangat rapi dan sopan, tapi bisa punya pemikiran seperti itu.

Kayaknya zaman dulu gak ada para Ibu yang terlalu gimana-gimana, bahkan pada zaman sebelum Rasul datang, yang cemas adalah dari pihak orang jahiliyah, bahwa setiap lahir bayi perempuan mesti dikubur, bersebab aib dan alasan lain yang menghinakan perempuan, tapi kini…

Kini para Ibu dihadapkan pada banyak tantangan, dunia yang deras arus informasi, bila tak pandai memilah dan mencerna, maka akan muncul kekhawatiran-kekhawatiran yang belum tentu terjadi, kemudian tantangan akan pemenuhan tuntutan hidup, Ada quote yang menyatakan bahwa, cobaan lelaki itu adalah ketika di masa jayanya, sedangkan cobaan wanita adalah ketika di masa susahnya sang lelaki. Kalau sudah begini, masihkah bisa bahagia, masihkan bisa ikhlas?

Nah berawal dari banyaknya artikel yang membahas tentang menjadi ibu bahagia, Rena Puspa yang memang full time mother tergerak untuk menuliskan bagaimana menjalani profesi seorang Ibu dengan bahagia dan ikhlas?

Berdasarkan pengalaman penulis juga, alasan ia menulis buku ini, seorang FTM rentan sekali dilanda stress, nampaknya saja seorang FTM bahagia dengan profesinya, tapi atmosfer stress tebal sekali mengelilingi FTM. Dan melalui buku ini Rena mencoba membagi pemikiran dan pengalamannya.

Buku dengan design cover yang unyuu banget, pink lembuuutt, terdiri dari 6 Bab, Bab pertama berupa pendahuluan, mengapa kata bahagia mesti disandingkan dengan kata ikhlas? Ternyata menjadi ibu bahagia saja gak cukup, tapi juga mengupayakan agar mencapai ikhlas, karena bila sudah ikhlas, maka bahagia mudah diraih. Di Bab ini juga disampaikan bahwa puncak kebutuhan dasar manusia berdasarkan Teori Maslow adalah aktualisasi diri.

As we know, beberapa tahun belakangan, pamor profesi FTM atau Ibu Rumah Tangga, dianggap profesi sebelah mata, dibandingkan dengan WM atau WHM. Saking gerahnya, Mbak Qonita Musa menuliskan hal tersebut di note facebook-nya 

Di Bab Pendahuluan, semua dijelaskan Mbak Rena dengan bijak, pembaca diajak kontemplasi, diajak untuk jujur, apa Ibu beneran nyaman dengan keputusan menjadi FTM sementara keinginan untuk menjadi WM itu besaaar sekali, nah loh? Jangan lewatkan Bab awal ini yah, dijamin kegalauan akan tuntas, ^0^

Berada di Bab 2 dan 3, pembaca akan disajikan apa saja penyebab ibu rumah tangga rentan diserang stress, jawabannya ada 2 faktor, hormonal dan eksternal. Dari sisi hormonal, seorang ibu harus melewati dengan cara yang cantik tahap-tahap mengandung, melahirkan , menyusui dan merawat tubuh pasca hamil, tentu tidak mudah ya, tapi buku ini solutif banget. Begitu juga dengan faktor eksternal, wuidih, ini pemicunya banyak banget, bersebab yang dihadapi selain benda hidup, juga benda yang gak hidup, hmm…tentu ilmu untuk menyelesaikan itu semua gak sedikit yah, namun buku ini cukup membantu. Sekali lagi berumah tangga gak sesederhana yang kita kira, kalau sederhana ya rumah makan padang :-D #Joke

Memasuki Bab 4, kita mulai cooling down lagi, setelah agak hectic di Bab 2 dan 3, Ayolah, jadi Ibu yang apa adanya saja, berhenti menjadi Supermom, bab ini para ibu diajak untuk menciptakan bahagia.

Menurut Profesor Daniel Gilbert, kebahagiaan, ada dua, pertama, alami dan kedua sintesis. Sesuatu yang spontanitas kita rasakan ketika apa yang kita inginkan tercapai, disebut kebahagiaan alami, berhasil memasak Soto Medan, tentu senang dong, nah sedangkan kebahagiaan sintetis kebalikannya, gak spontan, justru kita yang ciptakan, apalagi disaat mengalami kegagalan.

Dan gak terasa tibalah kita di dua bab terakhir,Bab 5 Meraih Bahagia dan Bab 6 Meraih Sukses dengan Hati Bahagia. Pada bab 5, tentang bagaimana menciptakan bahagia dibahas tuntas disini, tentu gak mudah ya membuang sampah masalah di hati, kalau saya tipsnya menulis, kami memiliki buku harian, jadi bila saya kesal (dan saya yang paling banyak dan sering kesal biasanya hahaha) saya ceritakan semuanya di buku harian kami, hehehe, sedangkan di buku ini tipsnya lebih variatif lagi, bahkan kita bisa menyalakan tombol ikhlas kita.

Di Bab 6, Mbak Rena menuliskan penutup yang cantik, redefenisi sukses, seperti apa? Cek langsung ya di Bab ini.

Hanya dengan membaca buku berhalaman 184, saya kok lega ya, lega karena buku ini ditulis dengan penjelasan yang sederhana namun sarat makna dan menyentuh ke hati.
Pun dengan kelebihan yang ada dalam buku ini, gak lepas dari kekurangan, pada halaman 89 kata rubah seharusnya ditulis ubah, 133, ending, seharusnya ditulis miring.

Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan, Buku Bahagia Ketika Ikhlas, saya rekomendasikan banget untuk dibaca oleh para gadis, ibu-ibu apalagi dan gak menutup kemungkinan para bapak, biar makin paham dengan istrinya, yah ^0^

Sekali lagi, satu quote yang paling saya suka, 
pintu ikhlas itu dapat kita dobrak awalannya yaitu saat kita dapat melakukan apa yang paling kita sanggup lakukan dengan penuh ketulusan.

Selamat Membaca!

Kamis, 11 Desember 2014

Kumpulan Emak Blogger Tandingan

Kumpulan Emak Blogger (KEB), buat yang pertama kali dengar atau baca nama komunitas ini pasti responnya beda-beda, ada yang ngekeh sambil bilang ‘ada ya?’ , ada juga yang komentar, mau buat kumpulan emak blogger tandingan dengan kumpulan bapak blogger, dan respon-respon itu aku alami sendiri. Hihihi

Respon pertama aku alami, pas komen-komen an postingan link teman di sebuah grup blogger khusus anak Medan. Ini aku screenshot hasil komen kami :-D


Dalam hatiku, mereka komen begitu, karena belum tahu, sepak terjang KEB, kalau tahu mungkin gak komen seperti itu, ya kalau memang terwujud adanya komunitas tandingan KEB, gak apa-apa juga, Kumpulan Bapak-Bapak Blogger, malah aku mendukung banget. Akhirnya aku gak respon, mending responnya dengan aksi nyata aja #benerin bulu mata.

Respon kedua, pas menghadiri undangan untuk blogger dari sebuah restoran di Medan, jadi pas sesi tanya jawab, aku memperkenalkan diri dari dua komunitas, pertama dari komunitas blogger di Medan yang aku ikuti dan Kumpulan Emak Blogger, mau tahu respon audiens lain?, ya mereka ada yang tersenyum dan ngekeh, mungkin baru dengar, dan agak asing bagi mereka, tapi aku pede aja. Terakhir, aku jadi dikenal sama mereka, ‘Mbak yang dari Emak Blogger yah’, bahkan ada yang minta link blog aku, huwaa mendadak berasa artis.Hahaha

Pertama kali kenal KEB dari Kak Haya Aliya Zaki, ia penulis asal Medan, tapi menetap di Jakarta, aku pun minta dimasukkan ke grup facebook KEB, awalnya agak minder, soalnya kan aku belum menikah waktu itu, khawatir syarat bergabung di KEB adalah sudah menikah, ternyata Kak Haya bilang, untuk menjadi anggota KEB gak mesti sudah menikah, yang penting perempuan, hehehe.

Kak Haya menyuruhku inbox Mak Sary Melati, dan Mak Sary membalas inbox, memberitahu cara gabung di KEB, akhirnya, resmilah per Januari 2014 aku jadi anggota KEB, dan gak berasa sekarang sudah mau Januari lagi, udah hampir setahun, tapi sejak gabung, aku baru aktif di KEB 5 bulan terakhir, selebihnya jadi silent reader terus, ternyata setelah gabung, coba promosi link blog setiap kali posting new entry, eh emak-emaknya banyak yang respon, yang selama ini blogku jarang ada yang komen, kali ini jadi banyak yang baca dan komen, kemudian, aku juga sudah merasakan manfaat gabung di KEB, September lalu menghadiri press conference Aku Anak Sehat, 2014 dari Tupperware di Medan dan infonya itu dari KEB. Dari press conference itu, aku bertemu dengan Mak KEB lain yang stay di Medan, ternyata ada Mak Windi Teguh dan Mak Annisa Fitri Rangkuti, huwaaa, senangnyaaa.

Sebenarnya untuk di Medan sendiri, member KEB gak banyak, selain dua mak yang aku temui tersebut. Mungkin karena itu juga KEB di Medan, antara eksis dengan tidak, jadi wajar juga yak banyak yang asing dengan KEB hehehe, tapi gak apa, yang penting tetap nge blog, setujuuu?

Sekali lagi, aku senang bisa menjadi bagian dari keluarga besar KEB, karena nyaman, feels like home, sesuai dengan welcome statement di halaman website resmi KEB ‘Selamat Datang di RUMAH EMAK-Sebuah Rumah (grup) untuk menjalin persahabatan dan memfasilitasi semua perempuan yang suka nulis, ngeblog atau sekadar curhat online social media , untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif sehingga bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.


Lagi pula, aku merasakan sekali rasanya jadi Istri Rumah Tangga yang memutuskan untuk full time house wife, praktis menghabiskan waktu hampir di rumah, dan aku pikir dengan menulis, nge-blog, bisa mengurangi rasa jenuh, bahkan membaca postingan blog dari Emak lain, aku merasa dunia gak sekecil my production room hahaha *gayaa*, membaca pengalaman jalan-jalan, cerita hikmah, resep masakan, informasi kece, tips tips oke, give away give away kereen, semua dah bisa jadi bahan nge blog.

Saluuut buat para emak yang sesibuk apapun tapi komitmen buat nge-blog, bahkan ada yang sehari atau dua hari habis lahiran udah nge blog, hihihi, lagian apa susahnya ya sekarang, serba mudah, nge blog pun sudah bisa di layar smartphone 5 inci .

Berkah berlimpah dari Allah untuk Mak Mira Sahid *aamiin*, founder KEB , yang pada tanggal 18 Januari 2012 (bentar lagi ulang tahun nih yeee) , pertama kali membuat laman group facebook Kumpulan Emak Blogger, dan dalam 1 hari, member grup mencapai 100 orang, dan kini sudah terdata 1.732 member. Semoga keberadaan KEB semakin berkah dan bermanfaat untuk perempuan Indonesia.



Info lengkap KEB bisa cek di websitenya, disana juga ada bagaimana cara bergabung di KEB.

Mom, girl, happy blogging, yeaaa ^0^

Senin, 08 Desember 2014

Perjalanan Menemukan Mr dan Mrs Right

Judul : Finally You
Penulis : Dian Mariani
Penerbit : Stiletto Book
Cetakan : I, Juni 2014
Halaman :277 Halaman


Sebelum ke inti review, saya mau cerita pengalaman saat membeli novel Finally You. Berhubung waktu itu ke Gramedia Gajah Mada pas maghrib, soalnya mau sholat maghrib lagi, jadi kayak berlomba dengan waktu, masuk ke dalam Gramedia, kami langsung nyebar, ada tiga buku yang mau saya beli, sebelum nyebar, kami sempat berbagi tugas, saya nyari ‘ini’, Aa’ nyari yang ‘ini’.

Awalnya saya yang nyari buku Finally You, tapi gak nemu-nemu -_-“ , malah Aa’ yang pusing lihat saya, mondar mandir mengitari rak, gak jelas gitu hahaha, akhirnya dia yang nyari Finally You.

Nah saat saya lagi dibagian buku-buku ekonomi dan bisnis, eh Aa’ nongol dengan wajah sumringah sambil nunjukin novel yang ia temukan dan bilang ‘Finally You’ . Huwaaa…saya merasa tersanjung *blushing* gak peduli lagi dengan novelnya hahaha, yang penting menikmati ekspresi Aa’ saat menemukan saya diantara rak buku dan teriak ‘Finally You’

#BaladaPengantinBaru
#Baru5bulan
Hihihi, Oke Fokus

Gak ada yang lebih rumit dari hubungan yang diciptakan orang dewasa? Benar gak? Dan itu terjadi pada Luisa dan Raka. Mereka berdua memiliki kisah cinta yang berujung luka. Luisa, seorang karyawan dari sebuah perusahaan consumer goods, muda, cantik imut dan smart baru saja diputuskan sang pacar, Hans via Email, 3 bulan lalu. Dengan alasan yang amat sangat klise, sudah tidak cocok lagi, dan lebih memilih Gina, sahabat Luisa. Apa gak pengen nyanyi ‘Sakitnya Tuh Disini’ bareng Cita Citata? Banget 〒_〒

Sedangkan Raka, karirnya sebagai Manufacture General Manager di perusahaan farmasi nomor tiga terbesar di Indonesia (hal.40) yang ia pimpin, tidak sebagus, kisah cintanya dengan Saskia, Raka menjalani cinta yang digantung Saskia tapi gak pakai tali (ikatan apapun). Apa gak dilemma tingkat internasional tu?

Nah, Raka dan Luisa ini satu kantor, lagi sama-sama galau pula, keakraban antara mereka berdua muncul ketika Raka salah menekan nomor extention, eh yang tertekan malah nomor extention Luisa, dari hanya seputar urusan kantor, berujung deh kepada urusan perasaan, #eaaak

Sejak Raka menolong Luisa dari pertemuan mendadaknya dengan Hans yang menggandeng Gina, Raka mendadak menjadi malaikat penyelamat Luisa bahkan lebih dari itu, Raka menjadi teman makan malamnya, mereka mulai sering jalan bareng untuk mencoba kuliner kaki lima, terkadang dari ruangannya Raka sering diam diam memperhatinkan Luisa, dan seiring berjalannya waktu mereka mulai merasa nyaman satu sama lain, tetapi ternyata masih ada yang mengganjal, masih ada yang belum selesai, di masa lalu mereka.

Bagaimana perjalanan hubungan Raka dan Luisa? Bagaimana mereka berdua menyelesaikan seseorang yang ada di masa lalu? Apakah mereka yang di masa lalu akan menjadi pilihan Raka dan Luisa untuk mengisi masa depan mereka?

Hati-Hati dengan Masa Lalu

Ngobrolin tentang masa lalu, ada quote keren dari Mario Teguh yang saya simpan,

Anda tidak akan mungkin berhasil melupakan kepedihan masa lalu, karena untuk melupakannya, Anda harus mengingatnya lagi. Setelah Anda melakukan semua hal untuk lupa, Anda akan semakin ingat apa yang ingin Anda lupakan. Sudahlah... Hiduplah dalam kenyataan hari ini, syukurilah pelajaran yang disediakan oleh kepedihan itu, dan masukilah masa depan Anda dengan ceria, dalam tuntunan kasih sayang Illahi.

Wuidih, dalem yak, begitulah kenangan, ibarat tangan, kalau gak kuat melepaskannya, kita bakal ditariknya lagi ke masa itu, dan bahkan bisa hidup di dalamnya. Sereem banget kan?

Finally You, selamat buat Mbak Dian Mariani atas terbit novel pertamanya yaah, doakan agar saya menyusul, hehehe

Novel yang mengisahkan cerita cinta ala ala eksekutif muda ini saya lahap hanya dalam satu hari, meski klise banget di awal dan tahu ending nya bakal gimana, tapi saya teteup ingin menyelesaikan adegan adegan yang diracik pengarang dalam karyanya.

Terdiri dari 25 Bab, yang halaman tiap bab, beda-beda, ada yang hanya 2 halaman, tapi sekali banyak bisa 10 halaman :-D, pernah lagi baca, saya wanna pee, pas pula di Bab yang lagi banyak halamannya hahaha -_- gak sabar ingin menyelesaikan bab biar bisa ke toilet *maksa yah*

Well, dari segi pemaparan dan dialog para tokohnya Finally You , gak terlalu banyak narasi, lebih ke dialog, dan gaya penulisan ini saya temukan juga novel Ratna Dks , Benci Tapi Cinta, tap tap tap, bacanya ^_^ overall keren euy.

Apalagi dari novel ini saya dapat inspirasi joke baru:

‘Perut saya nggak bisa jaga image (hal.50)
‘Buat gantin air mata yang barusan keluar’ (hal.55)

Lumayanlah buat nambah bahan buat obrolan dalam pergaulan *halaaah hahahah* #plak

Selain itu saya suka dengan tweet-tweet galau Luisa, hihihi , jadi Luisa mengajarkan kepada pembaca sebenarnya, bahwa galau, gak mesti lari ke hal-hal yang buruk, nge-tweet kata seperti puisi lebih keren deh, apalagi kalau dikirim ke Koran hahaha, *mayan dapat honor bila diterbitkan*

Kita hanya 2 orang kawan yang bertemu kebetulan. Dipersimpangan jalan. Ingin kembali ke masa lalu yang nyaman atau sama-sama menatap ke masa depan. (hal.91)

Dan yang paling cetar membahana adalah dua Bab terakhir, ada dialog Luisa dan Mama, banyak nasihat tentang pernikahan yang mengalir dari Mama Luisa, cheessssss, adeem banget, ada di halaman 236 dan 238, yang paling jos banget nasihatnya adalah,

Menikahlah karena ingin dan yakin

Gimana? Penasarankan?

Meskipun begitu, novel ini tak terlepas dari beberapa kesalahan teknis:

Ukuran font yang tidak sama ‘Sent. Tak sampai semenit, email-nya dibalas’ ukuran font lebih kecil (hal.46)

Bentuk dan Ukuran font berbeda dengan font lain “Yup, makanan tanah air…”

Terlepas dari kesalahan teknis yang ada, novel ini pas banget dibaca buat kamu yang sedang ragu dengan pasangan kamu padahal waktu pernikahan sudah dekat, nah buat yang baru putus, novel yang diterbitkan Stiletto Book ini juga cocok, apalagi ada kisah Luisa dan Raka yang bisa jadi bahan pelajaran.

Well, kita gak akan pernah menemukan pasangan yang sempurna atau tepat, ntar bakal jadi begini,



Tapi kita hanya perlu menemukan orang yang mau sama kita *yaiyalah hahaha* dan kita nyaman bersamanya. Itu ajaah


luckty.wordpress.com/2014/11/17/finally-you-book-review-contest/

Tulisan ini diikutsertakan dalam Book Review Contest Finally You



Sekarang, Menikmati Udon Gak Perlu ke Jepang Lagi

Dari judulnya seolah olah sudah pernah ke Jepang yah *pede bangeet* hahaha gak apa-apa, jadi doa :-D .

Segala tentang Negeri Matahari Terbit ini selalu punya daya tarik tersendiri yah, apalagi kulinernya, saya aja sampai sekarang masih penasaran dengan dorayaki, kalau nonton Doraemon, itu Doraemon kok enak banget nelen dorayaki -_-“. Well, Kita tinggalkan Doraemon dengan dorayakinya. Soalnya kita mau ngobrolin, Udon.

Awalnya pas dapat undangan Community dan Blogger Meet Up dari Marugame Udon dan Tempura via Bang Aswi-Blogger Bandung, aku masih gak ngeh, apaan sih Udon, kok baru dengar, yang sering didengar justru Mie Ramen hahaha.

Undangan sudah kudapat via email sejak dua minggu lalu, gak sabar rasanya untuk hadir, si Fitri aja sampai ngira acaranya itu Hari Senin, tanggal 1 Desember :-P, untung aku ingetin, kalau gak dia bakal datang juga kali ya saking excited nya.


Finally, Hari Senin, tanggal 8 Desember datang juga, berhubung Kyo, Ririn, dan Fitri pada datang telat, baiklah, aku udah biasa jalan sendiri, sense of adventure lebih terasah. #etdaah

Terakhir kali datang pagi-pagi sekali ke Sun Plaza 3 tahun lalu, demi nonton gratisan di Bioskop 21 :-D . Sekarang buat makan gratisan #eaaak . 

Tiba di Sun Plaza 10.20 WIB telat 30 menit dari jadwal X_X . 10 menit waktu buat tersesat hahaha, mengelilingi Sun Plaza mungkin masuk akal, tapi gak dulu ya, bersebab di undangan, TKP di L2A, dan ternyata di LG 6-8 ^0^ , Ups, tampak yang udah datang adalah rekan-rekan dari media, dari blogger, baru aku.

Selagi menunggu dan belum ramai, terlintas AHA dalam pikiranku untuk foto di depan restoran :-D , akhirnya aku minta tolong sama salahsatu pegawainya, yeaay, berhasil narsis, tujuannya adalah buat ganti DP BB *hahaha , respon yang aku suka dari kawan-kawan BBM, adalah dari Kina, ‘Kakak lagi di Jepang ya?’ Tuh kan efek banget, padahal baru foto di depan restorannya doang, tapi atmosfer Jepang-nya dimana-mana.

Pertama kali masuk kita sudah disodorkan dengan pemandangan khas restoran jepang, meja kayu, tempat duduk nyaman yang gak pakai sandaran (kalau memerlukan sandaran hidup ya jangan di tempat duduk yah :-D ) lalu display dinding yang bertuliskan aksara Jepang, aku gak tau bacannya tapi aku yakin bacaanya Marugame Udon, ada juga hiasan dinding berupa lukisan, dan display mangkuk sup dan sumpitnya, warna dindingnya krem lembut, adeem masuk restoran ini. Simpel, elegan, klasik dan nyaman.


Narsis dilukisan 😁
Sekitar jam 11.30 dan setelah sebagian besar sudah berhadir, acara pun dimulai, dan dibuka dengan kata sambutan dari Mr. Hajime Kondoh, GM PT. Sriboga Marugame Indonesia, dalam pidato singkatnya, ia yakin bahwa Restoran Marugame Udon &aTempura akan cocok dengan lidah orang Medan.


Hmm, makin penasarankan dengan Marugame Udon? Ingatnya jangan salah sebut, Marugame Udon, bukan Marugame Udin, oke, langsung aja yah, cekidot…

Marugame Udon, kenapa namanya Marugame ? sebenarnya aku lupa nanya yang ini pas tanya jawab, jadi mumpung ada pegawainya di concact list BBM-ku, mahasiswa Aa' juga di Potensi Utama, Awal Adlyansyah, aku tanya aja :-D dan googling juga, Marugame adalah nama sebuah kota di kawasan Kagawa, Jepang, sedangkan Udon adalah jenis mie yang terbuat dari tepung gandum dan berukuran tebal khas Jepang, seringnya disajikan dengan kuah sup hangat.
Aku dan Udon yang gemuk gemuk hihihi
Nah, udah gak penasaran lagi kan dengan nama Marugame Udon?, kalau istilah tempura tau dong, jangan bilang kalau tempura adalah bagian dari kelapa ya -_-“, yaelah itu tempurung, baiklah, tempura adalah hidangan Jepang, biasanya berupa seafood atau sayuran, dibalur tepung, dan digoreng dengan minyak panas yang banyak, hasilnya, tempura yang kriuk kriuk, hmm nyummy.

Lebih lanjut tentang Marugame Udon dan Tempura, merupakan nama restoran Jepang, di bawah naungan PT. Sriboga Marugame Indonesia, anak perusahaan PT. Sriboga Raturaya. Restoran ini khas Jepang pake banget, bahasa kerennya authentic Jepang, dan merupakan restoran franchise dari restoran Marugame Seimen yang berada di bawah naungan Toridoll Corporation, sebuah perusahaan yang berdiri sejak 19 Juni 1990 bergerak di bidang bisnis restoran, pusatnya di Kobe, Jepang. Hmm, jadi restoran ini gak sembarangan ya kan? Bayangin aja, sampe ada perusahaan yang khusus mengurusi restoran, cool .

Untuk di Indonesia sendiri, Marugame Udon dan Tempura pertama hadir pada 14 Februari 2013, sudah hampir mau 2 tahun ya, *kok aku baru taunya sekarang, kemana ajaaa hahaha* dan sampai sekarang sudah tersebar 9 outlet di Jakarta, 3 outlet diluar Jakarta, ditambah di Medan 1 outlet, total 13 outlet, dan rencananya akan dibuka 4 atau 5 outlet lagi di Medan. Balikpapan dan Surabaya, menyusul.

Sedangkan total outlet Marugame di negara asalnya, Jepang, berjumlah 760 WOW, di seluruh dunia (Rusia, Taiwan, Australia, dan lain lain) ada 60 outlet, nah total semuanya, adalah hitung sendiri yah :-D , pokoknya banyak lah.

Lalu, bagaimana soal rasa? Jangan khawatir, restoran Marugame Udon dan Tempura sudah menyesuaikan menunya dengan lidah orang Indonesia, melalui forum food test dan FGD ( Forum Group Discussion ) , tentunya sebelum restoran dibuka.


Mengenai bahan-bahan makanannya, Pak Iwan Liono selaku Manager Operational untuk Restoran Marugame Udon, Sun Plaza LG 6-8, Medan dalam sambutannya di Community & Blogger Meet Up, mengatakan hanya 20% bahan yang diimpor dari Jepang, seperti bahan dasar soup (kake dashi soup), saus tempura dan teh ocha, selebihnya, bahan lain diusahakan menggunakan bahan lokal karena tidak berat diongkos. Oh ya, yang paling penting, nih bahan-bahan Marugame Udon & Tempura 100% halal, no vetsin juga dan Januari 2015, Marugame Udon sudah akan memiliki sertifikat halal. Jadi lega kalau begini yah.

Soal nama dan asal, udah, bahan-bahan juga udah, nah sekarang kita obrolin soal konsep dan ritual makan di Marugame Udon & Tempura hehehe. Dan konsep ini yang bikin beda dari restoran Jepang lainnya. Restoran Marugame Udon & Tempura menawarkan tiga konsep, pertama, open kitchen, konsumen dengan leluasa bisa melihat proses memasak udon dan tempura langsung dari hape kamu #eh langsung dari dapurnya ( huwaaa, aku nyesel gak jadi masuk dapur, padahal udah ditawarin Pak Iwan T_T , aku mikirin kawan-kawan, ntar kalau aku aja yang masuk dapur, tentu yang lain juga pengen kan, akhirnya gak jadi, huwaaa *lilit leher pake Udon* ) .

Penampakan dapur, mau masuk kesini selain ucapin salam 😁 tapi juga harus steril, pakai topi, lepas aksesoris seperti jam. Kata Pak Iwan, dapur adalah tempat sakral, 👍
Konsep kedua, freshly cooked, Udon dan tempura dibuat langsung begitu consume memesan, kereeen kaan, dan tahu gak? Udon dan tempura yang didisplay tidak lebih dari 20 menit, lebih dari itu langsung ditarik dan diganti baru, trus pertanyaanku yang lupa kutanya adalah, apakah beneran dibuang? Manajemen pembuangannya gimana ya? Kan mubazir T_T masih banyak orang diluar sana yang makan aja susah.

Dan konsep ketiga, self service, ini nih ritual yang mau aku ceritakan, untuk mendapatkan Udon pesanan kamu, kamu mesti mengantri di SPBU eh di Udon Station yang disediakan hehehe, disini kamu bisa lihat bagaimana Udon pesanan kamu dibuat, dan jangan coba-coba ngelirik chef yang cakep dibalik kaca bening itu, dijamin gak akan dilirik balik, karena mereka serius ngerjain Udon terbaik buat kamu *segitunya kan :-D , buat Udon aja serius, apalagi nanti buat hidup bersama kamu, halaaah ini gagal fokus namanya hahaha * , setelah pesanan Udon kamu selesai, selanjutnya kamu akan menuju ke Amplas Station, eh ini mah mau kemana ini, balik lagi balik, yang benar, kita ke Tempura Station, disini kamu akan terdiam mematung, hahaha bingung - bingung dah sono, karena kamu akan menghadapi 10 tempura yang menggoda, huahahaha *evil laugh* , eh buruan pilih, antrian mengular tuh, hihihi cukup ya bingungnya, :-P

di Udon Station kita akan disambut dengan display Udon, dipilih dipilih 😄
Inilah suasana dibalik kaca saat Udon pesanan kamu diproses
mengantri pesanan Udon 
Di Tempura Station 

Setelah dua proses terlewati, selanjutnya kamu akan melewati proses yang amat sangat mengharukan, kasir, ya kamu harus bayar dong, :-D akhirnya sampai juga kita pada ritual terakhir yaitu, memesan minuman, jangan harap ya ada aneka Ice Juice *dibaca dengan logat Sunda yah* yang ada cuma Ocha, teh khas Jepang, ada pilihan dingin dan panas, bisa juga Ocha meriang ( dingin campur panas hihihi ) Ocha ini kalau habis, boleh refill loh, tapi dilarang refill pakai tabung galon yah, terus dibawa pulang, gak boleh ya.

Btw, kamu mesti hati-hati bawa pesanan kamu yah, berat soalnya, dan memang resto ini gak tanggung-tanggung, mangkuk tempat sup nya, piringan tanah liat asli, wadah Ocha, apalagi, kalau kamu dari awal ingin Ocha panas, maka wadahnya agak tebal, wadahnya cakep deh, kayak mug terbuat dari tanah liat, ah klasik banget.


Terakhir, kamu akan bertemu meja kondimen, meja khusus pelengkap makanan tambahan seperti irisan cabe rawit, irisan daun bawang, wijen, dan tenkatsu (remah remah tempura yang kriuk kriuk), di meja ini juga diletakkan sendok sup, sumpit dan sedotan. Hanya saja, aku baru ingat, tempat cuci tangannya dimana yak ? #mikir


Gimana? Udah makin jelas penampakan Restoran Marugame Udon & Tempura? Ya, sebenarnya belum jelas maksimal yah, tentang menu dan harga belum kita bahas. Cekidot lagi.

Untuk pilihan Udon, kamu akan dihadapkan pada 9 jenis Udon, 3 menu Udon andalan yang aku rekomendasikan buat awal kamu coba biar lidah kamu gak terkejut banget, adalah Niku Udon, Udon dengan lembaran daging sukiyaki dan kake dashi soup, segeerr, kuahnya beniing dan gurih banget, aku coba yang ini kemarin, dipilihan menu, dia ada di nomor 6. Kemudian menu andalan berikutnya Tori Baitang Udon, Udon dengan sup kaldu putih dilengkapi baso ayam, dan terakhir Beef Curry Udon, Udon dengan lembaran daging sukiyaki disiram dengan kuah kari yang kuental tal tal. 6 menu lainnya juga oke kok, ada Kamage Udon, udon special disajikan dengan bukake dashi soup. Udon ini bisa dipesan ukuran family, yang dimakan 4-6 orang. Kake Udon, Udon dengan kake dashi soup. Mentai Kamatama Udon, Udon dengan saus special telur ikan mentaiko dan telur omega ½ matang. Zaru Udon, udon dingin disajikan dengan bukake dashi soup yang dingin juga, disantap pas cuaca panas. On Tama Udon, Udon dengan bukake dashi soup dan telur omega ½ matang, bisa disajikan hangat atau dingin. Dan special buat Restoran Marugame Udon & Tempura Medan dan Bali, menu baru, Kitsune Udon, udon dengan sup yang terbuat dari sayuran dan kulit Inari.

Gak hanya Udon, nasi juga ada looh, Tendon Seafood Rice, nasi jepang dengan toping tempura saur, ikan kisu dan ebi. Tendon Tori Rice, nasi jepang dengan toping tempura sayur, telur dan ayam. Sukiyaki Beef Bowl, nasi jepang dengan lembaran daging sukiyaki. Beef Curry Rice, nasi jepang dengan lembaran daging sukiyaki disiram kuah kari kental.

Dan ini dia ni, yang kita jumpai di tempura station, 10 jenis tempura disajikan buat memanjakan lidah kamu diantaranya, Kakiage ( Tempura sayur yang segede jeruk bali ) , Egg Tempura, Chicken Chili Tempura, Skewered Tofu Roll ( Udang Kulit Tahu ) Kisu Tempura ( Tempura Ikan Kisu ) Sweet Potato Tempura  ( Tempura Ubi) , Tori Tempura ( Tempura Ayam ), Beef Croquette dan Ebi Tempura.

Soal harga standard dan sesuai dengan kualitas yang kita dapatkan, untuk Udon dan nasi harga mulai dari Rp. 33.000 – Rp. 50.000 , untuk Kamage Udon paket family Rp. 85.000, sedangkan untuk tempura, Rp. 8.000- 15.000 / pcs.

Dan, kami pun makan, Ittadakimaass, aku kira porsinya dikit, ternyata Udon yang gemuk, menjadikan cepat kenyang hahaha, aku hampir tak sanggup menghabiskan tiga tempura, tapi aku makan pelan-pelan, dan tarraaa, habis juga :-D

Aku hampir hampir gak nampak -_-#
Setelah food test, untung kami gak buru-buru pulang, soalnya dibagiin kaos cakep, dan dua voucher makan di Restoran Marugame Udon & Tempura, yeay, lumayan buat nge-date sama Aa’ hahaha, libur tahun baru, udah tau bakal mau kemana :-P

So, buat kamu, happy meal yah di Restoran Marugame Udon & Tempura ^0^

Yang mau dapat Pouch, pas makan disini jangan lupa foto foto yak, trus mensyen deh 😄

Arrigatouu Marugame Udon dan Tempura, sukses terus yaaah 😊


Jumat, 05 Desember 2014

Teri Bajak, Raja Risol dan Punya Medan, Bongkar Rahasia Bisnis #1

Masih muda, punya usaha,omzet perbulan puluhan juta, dan jomblo #eh, hmm, buat ngiler banget yah, apalagi ciri-ciri tersebut ada pada diri tiga anak muda kota Medan yang dihadirkan oleh adik-adik panitia dari mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, dalam acara Seminar Kewirausahaan dan Talkshow ‘Entrepreneurship as a hobby’ , Create Your Own, Be Innovative and Start Your Business, Jum’at 5 Desember 2014, lalu di Gedung B PSI USU, mereka adalah Windi Septia Dewi, pemilik Teri Bajak Medan, Tedja Mukti Raharja pemilik Digi Pro dan Raja Risol, dan Vito Sinaga, pemilik Punya Medan.

Acara dibuka oleh dua MC kondang di fakultasnya :D , dan pemilik Teri Bajak Medan, Windi yang menjadi pembicara pertama. Yup, saya kenal Windi pertama kali waktu Digipro kerjasama dengan FLP Sumut untuk mengisi acara di Sekolah Mamiay pada bulan Ramadhan tahun 2012, pertemuan kami berlanjut di acara yang diadakan Medan Heritage pas mengunjungi gedung Lonsum. Dan sekarang kami ketemu lagi, hehehe dalam rangka sharing ilmu kewirausahaan.

Seperti apa hasil sharing-nya yuk cekinyot :D


Awal mula Windi berbisnis teri adalah dari pekerjaannya sebagai broadcaster di sebuah radio di kota Medan dan aktif nge-MC, nah bertemu orang luar kota Medan sudah menjadi makanan sehari-hari, namun Windi sering kebingungan ketika ditanya oleh mereka yang berkunjung ke Medan tentang oleh-oleh yang khas kota Medan khususnya kuliner, lalu muncullah ide kenapa tidak menjual teri saja, teri sudah dikenal di Indonesia tapi belum ada yang mengolahnya untuk dijadikan buah tangan, sedangkan teri Medan termasuk teri yang diincar oleh wisatawan lokal.

Dengan modal Rp. 500.000 pada awal tahun 2013, Windi mulai beraksi dibantu oleh sang Mama, apalagi waktu itu pemesan pertama adalah seorang ibu dari Jogja yang menetap di Medan, pesan 6 bungkus, kewalahan? Pasti, apalagi permulaan.

Belum lagi sempat terkandala di izin orangtua, terutama sang ayah, yang menginginkannya menjadi PNS, tapi Windi tetap maju terus, karena termotivasi dari buku 7 Keajaiban Rezeki, disana tercantum hadis Rasulullah SAW, bahwa Sembilan dari 10 pintu rezeki itu salahsatunya dari berdagang, Windu pun makin bersemangat dan serius, hati orangtua pun luluh. Usaha teri-nya pun melebar.

Yang dulu mengerjakan berdua dengan sang Mama, kini sudah memperkerjakan dua pegawai yang direkrut dari ibu-ibu di sekitaran rumahnya, dulu keuangan berantakan, karena merasa kayak Paman Gober pas omzet meroket tajam, jadi bawaannya mau belanja sepatu, baju, tas dan traktir teman-teman, nah sekarang udah lebih professional, dibantu seorang teman yang jago dalam manajemen keuangan.

Punya usaha gak afdol tanpa ada jatuh bangunnya, dan Windi pun mengalaminya, bahkan sekarang sudah bisa mengambil hikmahnya bahwa usaha, tidak bisa dibangun sendiri, perlu tim, dan fokus.

Selain kendala teknis, Windi juga pernah mengalami kendala yang keluar dari cibiran teman sekitar, “lulusan Fakultas Ekonomi USU jualannya kok ikan teri?” Nah loh, jleb banget kan?, tapi syukurlah Windi menanggapinya tidak dengan cakar-cakar aspal, apalagi nelen ikan teri mentah berkarung-karung, tapi dengan tekad dalam hati bahwa ‘Gak Penting jualannya apa, yang penting siapa yang bertahan’ , hmm, mantap juga ya si Windi ini, dan sekarang teman yang mencibir itu malah menjadi reseller Teri Bajak Medan. Yeay ^0^.

Gak hanya itu, Windi selalu punya jurus, bila usahanya diuji, ia selalu teringat quote Dahlan Iskan, bahwa,

Setiap orang yang hidup punya jatah gagalnya masing-masing, caranya habiskan jatah gagal selagi masih muda \(^0^)/

Sekarang, sudah setahun usahanya berjalan, sejak didirikan 17 Juni 2013, dengan nama dagang Teri Bajak Medan, dan varian yang sudah berkembang juga, dari yang awalnya hanya memproduksi

1. Teri Nasi/Teri Medan + sambal
2. Teri Nasi/Teri Medan + sambal + kacang
3. Teri Belah + sambal
4. Teri Belah + sambal + kacang

Kini memproduksi Kue Bawang Teri, hmm, nyummy, pengen lagi dan lagi, gak berhenti ngunyah hahaha, saya udah coba looh :-p, dan TBM makin terkenal sejak diliput oleh Trans 7. Omzet pun turut meningkat, per bulan Windi bisa menjual 700-1000/bks, dengan harga jual per bungkus TBM Rp.40.000 / 150gr.


Di sesi tanya jawab, ada yang menanyakan filosofi logo, yang dijual teri, kenapa gambar produknya ikan mas :D ? Windi pun dengan mata berbinar menjelaskan, pertanyaan tersebut sudah sering ditanyakan, bahkan ada yang bilang, itu gambar ikan paus dan Windi menjawabnya dengan gak kalah filosofi bahkan terdeteksi doa didalamnya, ‘ Walau yang dijual adalah ikan teri yang kecil , tapi semoga rezekinya bisa segede ikan paus #eaaak #aamiin‘

Ada juga audience yang bertanya mengenai Surat Izin Usaha, bagaimana cara mensiasati harga teri dan cabai yang sekarang melonjak apakah turut mempengaruhi harga per pcs Teri Bajak? Dan mengenai apakah Windi berniat membangun tambak teri hihihi?

Sebenarnya itu semua pertanyaan saya hahahah, dan inilah jawaban Windi, mengenai izin usaha belum dibuat, tapi Teri Bajak Medan sudah terdaftar di Departemen Kesehatan, kehalalan MUI dan memperoleh sertifikat kebersihan. FYI, produk TBM dijamin sehat, karena no vetsin no pengawet, bisa tahan buat sebulan. TBM selain bisa jadi oleh oleh, untuk bekal dalam perjalanan (travelling), praktis dan efektif ;-).

Tentang harga, Windi gak pernah kepikir bahwa harga cabe akan melonjak seperti sekarang, meskipun begitu, harga TBM per bungkus termasuk yang paling tinggi untuk harga teri olahan, tapi karena sasaran Windi memang pelancong, dan untuk oleh-oleh, yang namanya membeli oleh-oleh buat teman-teman, sanak saudara tentulah yang terbaik dong, makanya Windi tetap yakin dengan harga TBM sekarang, dan jawaban untuk pertanyaan berikutnya, Windi menanggapinya dengan gelak tawa, ‘gak saya gak akan membangun tambak teri, saya fokus ke pengolahan teri saja’

Yeay, doorprize bertanya dapat Kue Bawang Teri ^o^ Makasi Windi 

Mengenai nama produk, Teri Bajak, kalau si Ririn bilangnya Teri Jambak, hahahaha, banyak juga yang penasaran, ungkap Windi, dinamakan Teri Bajak, sederhana aja, karena dia tinggal di Jl. Bajak, :D #udahituaja

Wuaaa seru ya talkshow nya, gak berasa reportase saya udah tiga halaman word :-p, maka dari itu saya buat bersambung aja yah ;)
Jadi, buat teman-teman yang mencari oleh-oleh khas Medan, Teri Bajak Medan bisa menjadi pilihan, TBM bisa didapatkan di Jalan Bajak V, Kecamatan Medan Amplas, Medan-Sumatera Utara, atau di outlet yang bekerjasama dengan TBM seperti Rumah Oleh Oleh di Bandara Kuala Namu Internasional, berkenalan mengenai produknya bisa langsung klik ke teribajakmedan.blogspot.com dan saya sempat stalking juga, untuk web, TBM sudah mulai pindah rumah virtual ke teribajakmedan.com , untuk pemesanan online, bisa ke Telepon/SMS : 08116155866, atau pesan via Line :teribajak , pin BB : 754233C9, mention di twitter juga @TeriBajakMedan.

By the way, laris manisnya TBM gak lepas dari memanfaatkan internet, Windi dan tim nya melakukan pemasaran via twitter, line dan instagram. Bahkan, dari internet lah Windi mendapat pelanggan dari luar negeri, seperti Singapura dan Paris, * Windi belum sampai ke Paris tapi teri nya udah :-p *

Ingat geliat usaha Windi dalam membangun TBM, saya teringat Film Thailand, The Billionare, menceritakan kisah nyata pemuda bernama Top Ittipat yang menjadi kaya karena usahanya dalam menjual produk kerupuk rumput laut, ending-nya Top sampai membangun ladang rumput laut sendiri, wew. Very Inspiring.

http://www.astro.com.my/premium_channel/images/43805_a11926.jpg
Well, sukses terus usahanya ya Windi, *_*

Mau tahu, bagaimana kisah seru usaha Raja Risol dan Punya Medan? Tungguin postingan saya selanjutnya yah.

*sambil ngemil Kue Bawang Teri* :D


Mengunjungi Pekan Pasar Petani ke XI Sumatera Utara 2014

Kalau akhir tahun pemkot Sumut biasanya mengadakan acara-acara seru seperti Pekan Pasar Petani ke XI, program tersebut diadakan selama 5 hari, dari tanggal 1 – 5 Desember 2014, diselenggarakan di halaman Dinas Pertanian Pemprovsu, yang terletak di Jl. A.H Nasution. Adapun peserta pekan, adalah petani yang berasal dari banyak daerah di Sumatera Utara.

Saya datang di hari terakhir program hehehe, Jum’at 5 Desember 2014, cuaca Medan siang itu teriiik sangat T_T tapi lihat yang hijau-hijau, lelah dan peluhnya hilang, hahaha, berganti adem dan segar.

Ada banyak stan yang bisa dikunjungi, hampir semua stan kami kunjungi, tapi gak semua disinggahi hehehe, diantaranya *saya lupa nama stannya, gak di foto pula -_-“ * yang jelas ada stan dari petani di Samosir, jadi hasil alam khas Samosir di pamerkan, diantaranya bawang merah, wuiih bawang merahnya gemuk gemuk.

Kemudian ada juga stan yang memamerkan tanaman hidroponik, kereeen, sekarang menanam bila belum mempunyai halaman besar dan luas, nah bercocok tanam dengan hidroponik bisa jadi solusi, media tanamnya pun kurasa bisa buat sendiri hihihi, seperti media tanam yang satu ini, dibuat dari kulit padi yang dibakar sampai menjadi arang, kemudian dicampur dengan sabut kelapa yang juga dibakar dan mengarang, disiram air biar lembab, dan menanam pun dimulai \^_^/


Selain itu, pipa bekas juga bisa dijadikan sarana media tanam, menggantikan pot, hehehe, unik deh, *lagi-lagi lupa foto -_-“ , ntar coba googling * yang buat unik adalah system pengairannya, jadi seperti akuarium, airnya muter-muter gitu :D , dan untuk mengentikan pengairan, tinggal putar kran-nya, ckckc menanam sekarang gak perlu berkotor-kotor dan berbasah ria ya dengan media tanam, tanah serta air untuk menyiram.

Selepas dari stan tanaman hidroponik, kami jalan lagi dan nyasari di stan PIM Pupuk Iskandar Muda, disini, si Ririn dengan modal bertanya-tanya doang, eh dapat pupuk gratisan hahaha, Alhamdulillah yah, disuruh rajin berkebun tuh, Rin :-p


Dan disebelah stan Pupuk PIM, ada stan sayuran, hmm, kami narsis sekelak dengan kol raksasa :D ini kol buat masak bakwan 50x baru abis kurasa ya kan hahahah, salahnya udah sold jadi gak jadi beli deh * gaya bangeeet -_-# *


Gak terlalu lama juga kami di lokasi pameran, sekitar 40 menitan keliling dan seru-seruan, kami pulang, sebelum pulang, narsis dulu yah di depan banner guedeeenya Pak Gatot dan Bu Tyas. Semoga tahun depan, pamerannya lebih meriah lagi, daan pameran seperti ini mesti diadakan rutin deh, biar bisa menyejahterakan para petani lokal kita dan mempromosikan teknologi pertanian yang anak Indonesia punya ke khalayak, aamiin.


So, Mari kita konsumsi sayur dan buah untuk keluarga sejahtera. 

Kamis, 04 Desember 2014

Raja Risol Menguasai Medan


Risol, penganan yang satu ini siapa yang gak suka? Saya pikir sebagian dari kita tahu dan suka Risol. Hal inilah yang menginspirasi Tedja Mukti Raharja dan kawan-kawan ketika mengikuti mata kuliah kewirausahaan di Jurusan Ilmu Komputer USU. Jualan Risol, yeaay ^_^
Nah, setelah Windi yang berbagi cerita suksesnya ( liputannya baca disini ) dalam acara Seminar Kewirausahaan dan Talkshow ‘Entrepreneurship as a hobby’ , Create Your Own, Be Innovative and Start Your Business, Jum’at 5 Desember 2014, lalu di Gedung B PSI USU, sekarang giliran founder Digipro dan Raja Risol, Tedja Mukti Raharja.

Pemuda yang kalem dan tenang ini, cukup serius berbagi cerita dengan audiens via layar proyektor yang berisikan inspirasi agar pemuda Medan mesti melek usaha, sebagai openingTedja memutar video salahsatu Finalis Wirausaha Muda 2012. Ternyata Tedja salahsatu peserta event akbar itu, namun belum keluar sebagai finalis, tapi ia banyak mengantongi pengalaman sejak mengikuti event tersebut.
Setelah pemutara video, Tedja pun melanjutkan penjelasan dengan menampilkan konsep yang ia punya mengenai usahanya, selain Raja Risol, Tedja juga menggeluti usaha di bidang konveksi dan jasa desain, yang diberi nama DigiPro.
Jadi, anak Medan, yang kurang paten dalam hal desain mendesai logo produk usaha kamu, jasa Digipro bisa jadi alternative yang membantu kamu.
Balik lagi ke usaha Raja Risol tadi, dalam mengembangkan usaha kuliner ini, Tedja tidak sendiri, awal berdiri di tahun 2012, Tedja dibantu oleh ketiga rekannya, Azhar Indra Rifangi, Raja Rizky Ramadhan, dan Fauzi Zulmi, jadilah Risol, dari penganan ringan yang sederhana dan biasa, ditangan mereka berempat, Risol menjadi makanan ringan yang luarbiasa spesial.
Modal pertama, berawal dari hasil patungan Rp. 50.000 per orang, terkumpullah modal Rp. 200.000 , langsung dibelikan bahan baku untuk membuat Risol, kemudian mengumpulkan resep dari berbagai sumber, setelah berjibaku, dapatlah formula pas untuk rasa risol mereka. Sekarang, sudah dilakukan banyak inovasi, mulai dari Risol isi ayam, sampai isi keju, coklat dan sosis. Ukuran Risol mereka juga gak biasa, jumbo men hehehe, isinya padaaaat, dan sebanding dengan harga per buah dijual Rp. 3000, bahkan ada yang versi beku dihargai Rp. 2.800.
Mengawali bisnis keroyokan begini tentu gak mudah, banyak kendala, apalagi berstatuskan mahasiswa, selain mikirin Risol, tugas kuliah yang menumpuk juga harus dipikirin, namun mereka sudah melewati itu semua dengan berdarah darah *ceileee lebay banget dakuw :-D*
Sejak resmi berdiri Mei 2012, sekarang Raja Risol mampu menjual 800 Risol per minggu dan ludes des des. Dalam durasi 6 bulan sejak dibuka, omzet mencapai Rp. 10 juta perbulan *aseeeek* , akhirnya balik modal juga yak, bahkan bisa buat nambah memenuhi keperluan kuliah. Kereeen *_*
Oh ya suksesnya Raja Risol juga gak lepas dari kemasan yang eye catching, logo Raja Risol hasil karya dari jasa Digipro loh, bahkan sebentar lagi applikasi Raja Risol sudah bisa di donlot di playstore, jadi kalau mau pesan Risol, bisa via android, siap antar ke rumah kamu, mantap gak tuh?
Ini si Ririn dapat Risol gratis hasil sesi bertanya jawab dengan pembicara ^_^, dan sesampai di musholla, satu Risol kami bagi tiga sama Ucha hahaha
Yuk, apalagi? Mumpung masih muda, mari berwirausaha ^_^, selanjutnya, cerita sukses pemilik Punya Medan gak kalah seru, up next  Jatuh Bangun ‘Punya Medan’ 
Silahkan di order di order yeaaaa…
Raja Risol
Alamat : Jalan Jangka No 28 Medan.
No Kontak : 085270100500

Sumber : http://n7n4.wordpress.com/2014/05/08/raja-risol/