Minggu, 06 Mei 2012

Melewati 24 Tahun


          Mengutip sebaris kalimat bijak dari seseorang bahwa, tidak ada live happily everafter, yang adalah bagaimana kita melewati tahun demi tahun dengan rasa syukur.
          Ah, sudah 24 tahun saja jika dihitung menurut tahun Masehi. Hari kelima bulan Mei tahun 2012, tak banyak yang aku lakukan, rutinitas aja sebenarnya, sesekali tetap bertanya, tanggal berapa ini? Sabtu pagi itu aku mengajar di sekolah, dapat ucapan selamat umur berkurang, bingung juga harus menempatkan ekspresi jika sedang berada di hari lahir, harus kah bahagia memperingati hari dimana berkurangnya umur?
          Pulang ngajar, ke PQ ambil jadwal mengajar, lepas itu naik sudako buat pulang, ah hampa betul satu harian itu =D, sesekali mengintip notif fb, udah berapa orang yang mendoakan *terharu, banyak banget yang sayang sama uul, 130-an teman dan sahabat turut mendoakan, semoga diaminkan malaikat ^_^, aamiin*, sampai di rumah, bingung mau ngapain. Bener-bener hari yang ‘sesuatu’, mendung, waktu berjalan lambaaattt sekali, seolah kamera slow motion mengelilingiku seharian. Alhasil, dibawa tidur siang juga =D, efek kurang sehat mendukung, yah hitung-hitung bedrest lah.
          Hap, itulah rangkaianku melewati hari yang kata orang istimewa.
          Ulangtahun, kata ustadz Yusuf Mansur adalah budaya barat, apalagi diperingati dengan segala hiruk pikuknya, tiup lilin, party, dan lain-lain. Bagiku mengulang tahun adalah memperingati umur yang berkurang dengan ungkapan rasa syukur tak henti-henti pada Sang Maha Pencipta. Jika di flash back lagi, tahun ini adalah tahun yang terasa banget up and down nya seorang Zee. Aku bertahan, karena iman di dada yang membaja, jika tak ada iman, wallahu ‘alam, seolah akulah yang punya masalah maha banyak di dunia ini, padahal masih banyak yang lebih parah namun jauh lebih bijak dalam melewati hari-harinya, saudara kita di Palestina, tekanan apa yang tidak mereka rasakan?, semua, hampir tiap hari penuh tekanan, tapi mereka bertahan, mereka tetap melanjutkan hidup, kenapa ambil contoh Palestina?, karena negeri yang aman impian semua penduduknya, aman negerinya, tentu menjalani hidup jauh lebih tenang bagi orang yang berpikir.
          Mengulang tahun, selain terus menerus mengeja kata syukur, juga kesempatan setahun sekali muhasabah diri, walaupun idealnya tiap hari sebelum tidur, evaluasi diri, nah, momen ulang tahun, evaluasi diri selama satu tahun yang telah dilewati. Apakah termasuk orang yang beruntung atau merugi? *cukup aku, buku harian dan Allah saja yang tahu* =)
          Hal yang paling aku suka saat momen memperingati hari lahir, hujan doa yang mengguyur dari saudara yang mencinta dan dicinta, asli membuat terharu bin merembeskan air mata, *terima kasih ya semua, kepada yang mendoakan diriku diam-diam, terimakasih juga yaaaa…*,  belum lagi tulisan esei yang terbit di Mimbar Umum, adalah hadiah istimewa, hehehe
          Sekali lagi, selamat melewati angka 23 dan menjalani angka 24, semoga ke depan lebih baik, ya Zee =) Aamiin

#hidup bukan tentang lembaran lembaran usia yang berguguran, hidup adalah rangkaian sujud syukur dan dzikir dzikir syukur tiap hela nafas


         
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar