Selasa, 13 September 2011

Libur Lebaran Menggebrak Barus: Negeri 44 Aulia #3

-->
Malam Pertama seehhh...
Perjalanan Berikutnya
Belajar Sejarah Barus dari Sang Ahli
Angku Habibuddin, begitu Kak Lia memanggil pamannya. Angku adalah pencatat sejarah Barus yang masih hidup. Kami—tim ekspedisi mendapatkan rekomendasi dari kak Lia untuk mendengarkan sejarah Barus secara langsung dari sang Ahli.
Jam 21.00-23.30 adalah waktu yang tidak cukup untuk membahas sejarah Barus, kalau dimatakuliahkan mungkin 8 sks baru selesai hahahaha, atau satu semester mungkin lebih, waktu yang dibutuhkan untuk mencari tahu tentang Barus.
Barus itu kecil-kecil cabe rawit, kecil memang kecamatannya tapi mengelilinginya tak cukup sekejap mata =). Banyak lokasi yang wajib dikunjungi, salahsatunya Labu Tuo, bekas pelabuhan internasional di masa kejayaannya.
Angku dengan sabar melayani serbuan pertanyaan dari kami, bahkan sampai mengeluarkan serbuk kapur barus asli dari batang pohon kapur barus. Wedew…aku yang sudah terkantuk-kantuk menjadi menyala selebar-lebarnya mataku ini, agar tidak ketinggalan melihat kapur barus yang asli dan mencium aromanya. Aaarrrgghh..tajam kali aromanya, kalau kau pernah mencium aroma bubuk yang ditabur untuk di kapas mayat? Nah, seperti itulah bau aslinya @_@. Tapi, kawans…kalau kau tau, begh banyak betul manfaat kapur barus ini, selain membantu menghilangkan aroma tidak sedap, dia juga berfungsi melegakan tenggorokan kalau aromanya dihirup, konon katanya bahan inhaler pelega napas yang ada di apotik itu, esensialnya ya dari aroma kapur barus, dan banyak lagi manfaat lainnya, search ato baca aja deh bukunya. =).

Tidak hanya itu, Angku juga mengeluarkan buku tentang Barus, yah Sejarah Barus dan kapur barusnya sudah dibukukan, buku itu adalah hasil penelitian sejumlah peneliti dari Eropa yang bekerjasama dengan Indonesia tentang sejarah Barus. Kereeennn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar