Sabtu, 27 Juni 2015

Tips Menabung Ala Prita Ghozie dan Ustadz Budi Ashari

Setahun lalu, aku pernah dilanda kepanikan luarbiasa, usia sudah memasuki usia untuk menikah, namun satu hal yang masih berantakan, mengelola keuangan, aku punya masalah dengan menabung, sulit sekali menabung, penyebabnya banyak, selain pemasukan yang gak tetap, tapi pengeluaran banyak yang tetap harus dikeluarkan, memang gak untuk diri sendiri semata diantaranya membantu keuangan orangtua. 

Aku sadar akan kelemahanku itu, maka 3 bulan sebelum nikah, aku banyak membeli buku, salahsatunya tentang mengelola keuangan, dan jatuhlah pilihan pada buku yang ditulis Prita Hapsari Ghozie, seorang financial planner , berjudul Menjadi Cantik, Gaya, dan Tetap Kaya terbitan Elex Media Komputindo. Uhuy, judulnya impian semua wanita banget yah. 


dok.pri

Selama ini kan buku yang membahas manajemen keuangan pribadi itu njlimetyah, bahkan jarang banget ditulis dengan bahasa sederhana, tapi buku yang ditulis Prita beda banget.

Ngobrolin menabung, pasti tujuannya gak jauh jauh dan simple, agar kaya, nah apa sih defenisi kaya? Dari buku yang cover-nya pink unyu unyu gitu, aku setuju dengan definisi kaya yang dijelaskan Prita di halaman 53,

Buat saya dan suami, 5 hal yang buat kami merasa memiliki hidup kaya adalah bila kami bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa kesulitan (rumah, pakaian dan makanan), bisa melihat anak anak tumbuh besar dan bahagia, bisa berlibur dan bersenang senang dengan keluarga, bisa melakukan pekerjaan yang kami sukai, dan paling penting diberi kemudahan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Wuih adem bangetkan definisi kaya menurut Prita, dan aku setuju berat, defenisi tersebut juga pas dengan definisi karya di keluarga kecilku.

Nah, untuk mencapai dan mewujudkan definis kaya, Prita membocorkan konsep mengatur pendapatan rumah tangga kita dengan cantik, nama metodenya metode ZAPFIN, ( hlm. 64) 

Zakat, sebenarnya, zakat bukan berarti kita keluarkan pada saat bulan Ramadhan saja, tapi dalam tiap uang yang kita peroleh ada hak orang lain di dalamnya. Alokasi standarnya, 2,5 % dari pendapatan kita, kecil kan sebenarnya, tapi bila rutin dilakukan Subhanallah efeknya, harta menjadi berkah, jauh dari harta haram. InsyaAllah.

Assurance, melindungi keluarga untuk hal yang tak terduga. Pilihan asuransi sekarang banyak yah, bila bingung pilah pilih asuransi yang terbaik dan terpercaya, situs cermati.com bisa membantu. Tentang situs cermati.com, nanti kita bahas lebih lanjut. Untuk alokasi, Prita menjelaskan, minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk bayar premi asuransi.
Present Consumption, menyisihkan dana untuk kebutuhan sehari hari, nah ini sebaiknya tidak lebih dari 60%.

Future Spending, menabung untuk rencana rencana indah hidup keluarga kita beberapa tahun mendatang, apakah hendak berlibur bersama keluarga, atau membuka tabungan haji misalnya.

Investment, pasti dah tahu dong, apalagi kalau bukan investasi. Nah, untuk poin empat dan lima, kita bisa mengalokasikan dana untuk tabungan dan investasi sebesar 15%
            Sisanya tinggal 13,5 % lagi yah kalau gak salah hitung hihi. Sisa ini bisa untuk bayar cicilan hutang, sebaiknya alokasi untuk cicilan hutang jangan sampai lebih dari 30%, jika itu terjadi maka yang akan dikorbankan adalah dana present consumption, hiks, jangan sampai gak makan demi bayar hutang, dan kalau bisa jangan sampai terlibat hutang.

            Gimana cukup menginspirasi bukan? , lalu bagaimana pula tips menabung versi Ustadz Budi Ashari? Ustadz Budi Ashari adalah seorang parenting nabawiyah, dalam hal ini, aku ingin memaparkan, seharusnya bagaimana kita mempersiapkan harta untuk anak kita kelak? Siapa sih orangtua di dunia ini yang ingin anaknya hidup melarat sepeninggal orangtua, gak ada ya. Kalau bisa anak anak kita sejahtera dan hidup layak.

            Namun, di zaman serba konsumtif ini, aku sebagai calon orangtua, takut juga bila nanti anak anak hidup dalam kondisi memperebutkan harta orangtuanya, Naudzubillah ya Allah.  Banyak yah fenomena sekarang yang begitu, gegara harta, hubungan darah bisa terputus, padahal pada akhirnya harta gak dibawa mati, dan kasihan orangtuanya juga, kalau masih hidup pasti bakal stress, kalau sudah tiada, tentu akan sedih di alam baka sana melihat keturunannya serakah.

            Ustadz Budi menjelaskan bahwa, hal terpenting yang harus diingat dalam hitung hitungan detail biaya masa depan anak adalah jangan sampai kehilangan Allah. Sesungguhnya yang Maha Tahu tentang masa depan, tentu Allah SWT, kita hanya bisa merencanakan, Man purpose, God dispose. Kalau Allah tidak dilibatkan, maka akan hilang keberkahan, harta banyak yang kita siapkan tidak memberi kebaikan sama sekali untuk anak, tentu kita gak mau yah.

            Sebagai renungan, ada sebuah kisah dari dua khalifah yang sama sama memiliki 11 anak. Hisyam bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz. Perbedaan keduanya, Hisyam meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak lelakinya, 1 juta Dinar (sekarang 1 dinar berapa yak? *kalkulator mana kalkulator*

            Sedangkan anak Umar, hanya mendapat ½ Dinar, perbandingannya berkali kali lipat jauhnya yah. ckckc

            Nah, ternyata peninggalan Hisyam yang melimpah untuk anak-anaknya tidak membawa kebaikan, anak-anaknya malah hidup dalam keadaan miskin sepeninggal Hisyam, sedangkan anak-anak Umar, hidup dalam keadaan kaya.

            Dimana letak perbedaan keduanya?

            KEBERKAHAN, berkah adalah kebaikan yang bertambah tambah.

            Jadi, simpulannya, jika kita hendak meninggalkan jaminan masa depan untuk anak kita berupa tabungan atau asuransi, pastikan bahwa harta tersebut tidak diragukan kehalalannya.

            Untuk urusan masa depan, jangan mendahului Allah, dan hati hati bila kita terjebak dan bergantung pada harta.

            Nah, tidak semua orangtua seberuntung Hisyam, yang bisa meninggalkan 1 juta Dinar harta untuk anak anaknya, untuk orangtua yang hartanya belum cukup, yang menjamin masa depan anak anak adalah keshalihan para ayah dan keshalihan anak-anaknya. Dengan begitu Allah akan senang mengurus, menjaga dan menolong keluarga kita kelak. InsyaAllah.

            Sekilas Tentang Situs Cermati.Com
            Zaman sekarang tuh enak banget yah, salahsatunya kalau bingung memilih produk finansial ( perbankan, asuransi, telekomunikasi), eh ada Cermati, sebuah perusahaan start-up yang tumbuh dan fokus di bidang teknologi finansial. Bervisikan, menjadikan informasi finansial lebih mudah diakses, apalagi hampir semua orang pengguna smartphone aktif dan sudah mulai melek internet dan teknologi IT.

            Dengan memanfaatkan layanan Cermati, kita memungkinkan untuk melihat, menelaah, membaca dan membandingkan informasi produk finansial yang disediakan. Dengan begitu kita bisa membuat keputusan finansial yang cermat. 

            Tidak ada komentar:

            Posting Komentar