Senin, 20 April 2015

Mamak Mertuaku

Dalam rangka memeriahkan #K3BKartinian Posting Serentak Hari Kartini, daku ingin berbagi kebahagiaan karena sudah 8 bulan terakhir punya mamak mertua.


Pertama kali ketemu mamak, waktu itu masih calon mamak mertua, pada saat mengantarkanku ke Bandara Kuala Namu International Airport, selama perjalanan di Bus Damri kami ngobrol, 2 jam ngobrol mengupas kehidupan mamak, membicarakan anak lelakinya yang kini jadi suamiku dan banyak hal hehe termasuk mewawancaraiku.

Ini semua rencana Mbakku, dia mengatur pertemuanku dengan calon mamak mertua, kebayang dong deg deg annya, tapi aku bawa cool aja, soalnya udah campur campur rasa di dalam hati, antara deg deg an mikirin perjalanan pertama backpacker ke Malaysia berdua dengan Kak Erna dengan deg deg an untuk bertemu calon mamak mertua, aarrgghh. Aku harus ngomong apa? Aku harus bagaimana?

Jadi, ceritanya, aku ketemu calon Mamak Mertua dulu, sedangkan berkomunikasi dengan calon suami seadanya aja via Bbm, itu pun kebanyakan aku cuekin haha, pas ketemu calon mamak mertua, calon suami udah panik hihi, langsung dia BBM, ‘Mamak cerita apa aja?’, ‘Mamak kalau udah ngobrol suka wawancarai orang’, bla bla…aku cuma balas, gak ada cerita apa apa kok :-p , dalam hati ‘mamakmu udah cerita dari A-Z tentang kamu loh’, bwuahahahaha *evil laugh*

Tanggal 9 Juni 2014 bener bener hari bersejarah dah, ke bandara pakai diantar calon mamak mertua uhuy banget dah. Nah, balik lagi ke dalam Bus Damri, kami banyak ngobrol di dalam perjalanan ke bandara itu, satu hal yang paling aku ingat, aku bilang gini ke mamak, ‘Mak, mohon maaf banget, saya gak bisa masak Mak’, dan mamak jawab begini, ‘Ibu *waktu itu masih panggil ibu, ciyeeee* juga gak pande masak, Rul’, Gubrak! Rasanya pengen high five dengan mamak, tapi kan gak mungkin, jaga image dong depan calon mamak mertua.

Dan sekarang setelah tinggal seatap dengan mamak, huwaaa…aku sampai bingung mana mamak kandungku hihi, mamak mertua dah kayak mamak kandung, mamak kandung dah kayak mamak mertua, heuheu, jauh, sebulan sekali mamak kandung datang ke rumah, kadang aku yang datang nengok Emak dan Ayah. Ternyata kangen juga T_T.

Dan kadang suami suka protes, ‘Mamak ini, anak kandung mamak, aku atau Zee sih?’ hihi, Aa suami panggil aku Zee. ciyee cemburu ciyee.

Begitulah, jadi kalau ada yang hari ini masih ada stigma negatif bahwa punya Mertua atau tinggal serumah dengan Mertua merupakan momok atau jadi ketakutan tersendiri, buang jauh jauh deh. Tahu gak, salahsatu resep buat suami bahagia adalah ketika dia melihat hubungan yang harmonis antara istri dengan mamak kandung suami.

Kalau ditanya, bagaimana sih membangun hubungan harmonis dengan mertua? Sebenarnya susah susah gampang, sama seperti kita membangun hubungan dengan orangtua kandung kita. Hanya saja kalau sudah jadi istri tentu yang jadi prioritas adalah orangtua suami, meskipun tidak menutup kesempatan istri untuk berbakti dengan orangtua kandungnya juga, tergantung komunikasi dengan suami.

Adapun yang aku terapkan sebenarnya menjalankan nasihat yang aku dapat sebelum menikah, bahwa kelak jika sudah menikah, dan memiliki mertua, pertama, jangan pernah menolak permintaan mertua, contoh: suami beli 10 daster nih untuk istrinya, eh sampai di rumah, mamak mertua naksir satu daster, sebenarnya bisa aja aku protes, itu kan daster aku semuaaa, tapi aku gak begitu, hehe, mak bisa milih daster mana yang ia suka walau itu sebenarnya punyaku, lagi pula semenjak ia bermenantu, mamak mertua baru mulai lagi untuk mengoleksi dan mengenakan daster, biasanya si mamak tomboy abis, tapi kalau pakai daster, anggun banget. Kemudian apalagi, ya? Masih belajar sih, hehe.

Yang jelas, anggap kayak mamak sendiri dan tentu dengan tata cara yang baik sebagaimana Al Qur’an mengajarkan hubungan antara anak dengan orangtua.

Sekarang, makin sayang sama mamak mertua, hiks hiks, selama hamil, aku dimanja abis. nenekku sampe marah , ‘Jangan dimanja kali si Nurul itu’, hihi , *kabuuur, sembunyi dibalik punggung Mamak Mertua*

Sayaaang, Mamak `(*∩_∩*)′

Dok.Pri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar