Minggu, 05 April 2015

Anak Pesantren Menulis Cerpen, Kenapa Gak?

Judul : Antologi Pria di Menit Akhir
‘Kumpulan Cerpen Inspirasi Islamis’
Penulis : Irhas Ad- Dilisardani
Penerbit : Wal Ashri Publishing
Cetakan : 1, 2015
Halaman : 270 Hal
Harga : Rp. 30.000

Idealnya, seorang lulusan pesantren menulis kitab agama, ya, dan aneh sekali bila sebaliknya justru menuliskan karya bermodalkan khayalan yang dikhawatirkan dapat melalaikan pembacanya. Tapi gak juga kok, banyak ulama yang menulis novel bahkan romantis maksimal, contohnya saja yang paling fenomenal Buya Hamka dengan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Saya pikir ini pemikiran kuno. Berdakwah melalui tulisan memang seharusnya gak melulu soal buku agama, tentu yang baca, pasti kalangan yang minat terhadap persoalan agamanya, namun bagaimana dengan orang orang yang ingin mengetahui agamanya lebih dalam tapi tanpa harus digurui, salahsatunya dengan media fiksi.

Sekitar tahun 1997-2004 fiksi islami mekar mengharum di dunia perbukuan Indonesia, yang paling fenomenal adalah cerpen karya Helvy Tiana Rosa berjudul Ketika Mas Gagah Pergi, cerpen itu seperti oase di Padang Fiksi yang kering hikmah, banyak pelajar putri yang berjilbab sedangkan pelajar putra mulai ikut pengajian.

Cover kumcer KMGP terbaru,  dukung pembuatan filmnya yuk

Itulah salah satu alasan fiksi islami lahir, bersebab ingin meredam geliat fiksi yang hanya mengumbar aurat, aurat dan aurat yang waktu itu juga laris manis. Fiksi Islami hadir sebagai bacaan yang ringan, menghibur namun sarat akan pesan yang membekas bagi pembaca, bahkan mampu menggerakkan pembaca untuk berubah ke arah yang lebih baik. Nah, beberapa tahun terakhir, selera pembaca akan fiksi islami, khususnya kumcer agak menurun, ini berefek sekali terhadap enggannya penerbit untuk menerbitkan naskah kumpulan cerpen islami, bila tanpa embel embel nama besar dari si cerpenis. Sungguh salut luar biasa saya kepada penerbit Wal Ashri Publishing, yang dimiliki Bang Ali Murthado, seorang redaktur di Harian Analisa Medan.

Perjalanan Pria di Menit Terakhir

Dok.Pri

Latarbelakang antologi cerpen ini lahir, berawal dari kesukaan Irhas, si penulis yang hobi berkhayal, selanjutnya tanpa ingin menyiakan khayalan yang ada, ia pun menuliskannya. Cerpen pertama yang ditulis untuk antologi ini berjudul Injury Time. Nah, setelah terkumpul semua cerpen. Tahun 2013,Irhas datang pada saya melalui email, karena waktu itu saya sudah tidak aktif lagi di kampus setelah wisuda.

Dalam email tersebut, Irhas meminta saya untuk mengedit cerpennya. Pelan tapi pasti, cerpen pun teredit semua, kemudian membuat judul dan sinopsis, Alhamdulillah Irhas cukup sabar menghadapi kakak seniornya ini yang (sok) sibuk hahaha.

Cukup lama memikirkan judul yang menarik untuk antologi cerpen Irhas ini, akhirnya ketika nonton film barat yang diputar disalah satu stasiun TV, ada sebuah dialog yang membuat saya sukaaa banget, you’re the man in the last minute, kamu adalah pria di menit terakhir. Wuih keren nih dialog untuk judul kumcer Irhas. Saya ajukan judul ke Irhas dan dia suka. Kemudian saya bantu buat sinopsis, dan done. Saatnya mengajukan kumcer ke beberapa publisher, ada tiga penerbit yang kita lamar, namun belum berjodoh, hingga pada akhirnya tahun 2015 Pria di Menit Akhir berjodoh di penerbit Wal Ashri Publishing, sebuah small publisher di Medan.

Pria di Menit Akhir, adalah kumcer yang terdiri dari 10 cerpen, ditulis oleh cerpenis muda Kota Medan, Irhas Ad-Dilisardani nama pena-nya, lulusan pesantren (sekarang melanjutkan studi di sebuah pesantren di Bogor), dalam dunia tulis menulis, sepak terjangnya jangan ditanya lagi, ia dan temannya pernah menerbitkan buku panduan belajar Nahwu Bahasa Arab.

Beragam Tema yang Diangkat

Oke, langsung saja ya kita menguliti buku kumcer ini, dengan dominasi warna coklat, buku kumcer Pria di Menit Akhir datang pada saya dalam bentuk PDF dulu hehe karena memang lagi masa cetak waktu itu, dengan gambar badan pria berbaju koko menyandang tas, saya yakin ini penggambaran sosok Irhas eh Ilyas. Siapa Ilyas? Nanti kita bahas lebih lanjut. Tentang judul cover, sebenarnya gak perlu pakai kata ‘antologi’ karena disinopsis sudah dijelaskan bahwa ini kumcer, jadi kata kata antologi menurut saya gak perlu ada. Kemudian ada judul, kalau judul, ‘aku sih yes’ hihi.

Mengenai tagline ‘kumpulan cerita pendek Inspirasi Islamis’, kedengannya kumpulan cerita pendek ISIS yah haha, menurut saya ini mubazir, sebab sesuatu yang sudah islami ( bersifat islam, berbau islam) InsyaAllah menginspirasi, jadi lebih baik, taglinenya ‘kumpulan cerita pendek islami’ udah begitu aja.

Sekarang, kita masuk ke isi kumcer, kita akan disambut oleh deretan judul 10 cerpen, namun saya akan bahas beberapa cerpen yang menurut saya menarik.

Jadi, hampir diseluruh cerpen memiliki tokoh utama bernama Ilyas. Kenapa Iiyas? Setelah di klarifikasi langsung oleh penulis dalam bedah bukunya yang diadakan 6 April 2015 lalu di Aula lt.II UIN SU, bukan karena apa apa, terlebih karena Ilyas adalah singkatan dari Ilmu, Yes Selalu! Hahah ada ada aja yak. Hanya saja ada satu cerpen dimana nama Ilyas bukan tokoh utama, tapi antagonis, di cerpen manakah itu? Beli bukunya yak ^_^

Foto bareng Irhas usai Bedah Buku ^o^

Tentunya cerpen Pria di Menit Akhir menjadi salahsatu cerpen yang menarik buat saya, sekilas judulnya romantis balalala yah, tapiii…kalau kita sudah baca ceritanya dijamin seperti nonton film action, keren filmis. Geregetan dan ngakak juga. Ilyas dalam cerpen Pria di Menit Akhir adalah seorang pelajar yang bertugas mengantarkan baju seragam sepakbola temannya, namun dia kesiangan ke sekolah, seperti apa perjuangan Ilyas dalam mengantarkan baju seragam sepakbola teman temannya? Ada di halaman 17.

Uniknya dalam setiap cerpen yang ditulis Irhas, sarat akan pesan agama dan nasihat nasihat bermanfaat. Apalagi di cerpen yang berjudul Gadis Perantara, berkisah tentang perjuangan eksekutif muda sukses tapi minus pengetahuan agama namun ingin menikahi putri seorang ustadz. Ada satu kalimat yang JLEB banget.

‘Kalau Allah sudah menentukan dia jodohmu, walaupun semua makhluk berusaha menggagalkan maka kalian akan tetap bersatu. Sebaliknya kalau Allah menentukan dia bukan jodohmu, walaupun semua makhluk di bumi merestui dan mendukung, kalian tetap tidak akan bersatu’, (hal.13)

Dalam kumcer ini tema yang diangkat tidak hanya seputar pernikahan dan perjodohan, ada juga tentang cinta kepada keluarga, lalu ada cerpen komedi di ‘Si Jampang’, ‘Extra Large’ , ‘Seperti Roda Bajaj’, dijamin ngakak bacanya hehe.

Bagaimana? Penasaran dong ingin baca kumpulan cerpen karya anak Medan, lulusan pesantren pula, dan sarat akan hikmah serta pesan pesan bijak.

Kumcer Pria di Menit Akhir, recommended banget dibaca oleh semua kalangan, pelajar, mahasiswa, orangtua , semua deh. Buruan koleksi yah.

So, untuk pemesanan buku bisa langsung ke Amel di 085761702356 , harga buku Rp.30.000. Murah kaan ^o^

Selamat Membaca!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar