Kamis, 22 Agustus 2013

Wylvera: Menulis itu Kerja Keras


Awalnya agak cuek dengan postingan brosur acara di salahsatu grup facebooksaya, tapi lama-lama tersihir dengan kata WYLVERA yang dicetak dengan huruf capital, warna merah dan kata itu memang dibuat lebih besar diantara kata yang lain.
Wylvera sepertinya pernah baca nama ini tapi dimana ya *pikir saya* ternyata pas stalking lagi di grup Penulis Bacaan Anak, wuah ternyata Bunda Wylvera atau akrab dipanggil Bunda Wiwik adalah penulis produktif yang postingan facebook nya selalu tentang karyanya yang baru terbit, rencana-rencana kepenulisannya dan masih banyak lagi postingan yang kadang membuat saya iri saat membacanya =D
Surprise nya adalah ditengah lunturnya rasa penasaran saya terhadap sosok nama Wylvera (namanya keren yak an? =D) bahwa Bunda akan mengisi pelatihan menulis di Medan. Saya pun tak menyiakan kesempatan itu, langsung saya catat tanggal, saya hubungi panitia dan saya ajak teman buat ikut pelatihan menulis. Akhirnya…
Jum’at, 16 Agustus 2013, dengan semangat membara, jam delapan lewat dikit saya dan teman-teman saya sudah tiba di aula Jurusan Analisis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Medan meskipun pakai acara kesasar juga ke BPOM Medan hahaha
Tetiba kami disana, ternyata yang boleh ikut mah perempuan saja, wew saya baru tahu kalau acaranya khusus perempuan =( agak kecewa juga teman saya yang laki-laki, pulanglah dia =D
Oke, berhubung acara gratis, mudah saja menebak paradigma orang, ‘ah gratis aja kok, ngapain cepat-cepat kali datang’ atau ‘gratis aja kok, nanggun balik ke Medan, nikmati sisa-sisa liburan di kampong halaman lebih enak’, ‘ah gratis aja kok…’, bla bla bla
Bunda Wiwik sesaat sebelum mulai acara (foto: doc.pribadi)
Alhasil, acara pun baru dimulai jam 09.45, tapi ya sudahlah, yang lebih penting tetap bisa menyerap ilmu dari penulis kelahiran Medan dan menetap di Bekasi sejak menikah. Dan sudah saya tebak, ilmu Bunda Wiwik adalah hasil tempaan meriahnya kegiatan kepenulisan di Jawa dan berbagai kegiatan serta apresiasi dunia baca tulis disana, meskipun tak menutup kemungkinan atmosfer yang sama juga ada di Medan tapi belum begitu menyebar =( makanya kita butuh Bunda Wiwik dan segenap pengalamannya untuk menempa anak Medan yang hobi menulis sehingga untuk prestasi karya gak kalah jauh dari teman-teman yang di luar Sumatera.
Acara yang disponsori oleh Rumah Fitrah Medan dan IKAPPAI (Ikata Alumni Pesantren At-Thoyibah melalui Divisi Pemberdayaan Perempuan) ini diawali oleh pembicara yaitu Bunda Wiwik dengan sebuah kalimat bijak dari Michael Crichton,
Sebuah karya akan memicu. Teruslah berkarya.
Jika Anda berhasil, teruslah berkarya
Jika Anda gagal, teruslah berkarya
Jika Anda tertarik, teruslah berkarya
JIka Anda bosan, teruslah berkarya

Kalimat pembuka yang menohok menurut saya, meskipun saya penulis tapi adanya acara kepenulisan dan saya mengikutinya lagi dan lagi, seperti sebuah chargerbuat saya, jadi masalahnya bukan terletak pada sudah jadi penulis atau tidaknya seorang peserta, tapi terletak pada kemauan, kemauan untuk belajar dan bahkan ilmu yang diberikan oleh pembicara bisa tersebar lebih baik oleh orang-orang yang mau belajar tadi =), setuju?
Kemudian Bunda Wiwik menyampaikan bahwa untuk menjadi penulis, hal apa saja yang harus dilakukan? Ibarat mau buat kue, bahan-bahan yang dipersiapkan adalah tetapkan dan perjelas tujuan, sebenarnya untuk apa menulis? Untuk kesenangan pribadi kah, untuk dikomersilkan kah atau untuk apa? Kemudian apa sih yang mau dicapai kalau kita menulis? Dan yang paling penting nih, pastikan saat kita menulis, kita harus libatkan hati atau perasaan.
Nah, dipoint kalimat terakhir ini Bunda Wiwik melontarkan sebuah joke, jadi sebenarnya tulisan yang keren itu lahir dari penulis yang galau :O , tapi kan gak mesti galau dulu baru nulis atau sekarang galau yang dimaksud adalah galau yang bagaimana?  =D sila jawab sendiri ^_^
Lagi-lagi, saya gak pernah menyesal kalau sudah mengikuti majelis ilmu atau istilah modernnya adalah pelatihan, pelatihan menulis tepatnya. Bayangkan saja, slide Bunda Wiwil berikutnya adalah kutipan dari kalimat bijak Kurt Anderson. Kurt bilang Menulis adalah sebuah perjuangan, sebuah kesungguhan. Apa gak JLEB saya?! @_@ berarti selama ini saya belum sungguh-sungguh dalam menulis? T_T
Terkadang kita punya potensi, tapi malas mencoba
Kita punya ide, tapi jarang mau berbagi
Kita tahu kita bisa, tapi kita belum punya selembar ‘mau’
Kita sering berlatih, tapi kurang bersungguh-sungguh T_T

Kontemplasi awak jadinya kan? *merenung*

Nah, dengan begitu terbuktilah teori yang pernah dibilang Einstein, bakat itu cuma 1 % kawan, yang membuat bakat itu jadi ‘gift’, jadi ‘expert’ adalah 99 % kerja keras.

Lebih lanjut, Bunda Wiwik mencoba membuka paradigma peserta. Diantaranya paradigma budaya cerita kita selama ini berawal dari mengamati, alangkah bermanfaatnya bila dialihkan dalam bentuk tulisan.

Sering dalam pelatihan menulis, para peserta disugesti bahwa salahsatu manfaat menulis adalah bisa buat awet muda loh. Itu logikanya begini, sering kita marah namun meluapkannya dengan langsung ke objek, menurut penelitian bila marah, ada sekitar jutaan sel di wajah mengalami pelonggaran, tapi bila disalurkan dengan menulis, kemarahan dan kekesalan itu bisa jadi bahan introspeksi diri, secara gak sadar dalam tulisan kita, kita jadi seorang yang mampu menjabarkan masalahnya dan ujungnya ketemu solusi deh. Asyikkan? ;)

Endingnya nih, tips dari penulis, saya suka bagian yang ini, karena apa? Si penulis bukan sekadar omdo, omongdoang, tapi sejuta persen saya yakin tips ini lahir dari pengalaman penulis jungkir balik untuk komitmen dengan pilihannya, konsisten menulis.

Tipsnya adalah:
1.    Menulis itu harus focus, bila terbersit ide lain saat menulis satu ide, silahkan catat ide yang terlintas, suatu saat pasti berguna
2.    Yakinkan diri bahwa selalu ada waktu untuk menulis
3.    Menulis itu kerja keras, Men! Mau punya buku, tapi gak konsisten nulis, gimana mau jadi bukunya? :O
4.    Buat jadwal, cari waktu yang pas buat nulis
5.    Buat target harian, sanggupnya nulis berapa halaman per hari
6.    Buat punishment n reward terhadap jadwal yang dilanggar dan ditepati =)

Selamat bersenang-senang di dunia kata, trims to Bunda Wiwik ^_^

Seperti biasa, biar menular ilmu nya dan makin afdhol, kita beli buku penulisnya, minta tanda tangan dan kalimat magicnya dan foto bareng \(^0^)/. 
lagi tanda tangan ^_^

foto bareng with Bunda Wiwik ^_^, Buku Misteri Anak Jagung, Buku Kue Kue Cinta, Me dan Uul

Senin, 19 Agustus 2013

Berapa PIN BB ku?


Setiap kali ditanya, “mintalah PIN BB nya?”, aku selalu jawab se-cool mungkin dengan jawaban, “boleh, tapi BB ku masih di showroom =)”. Si kawan pun merespon dengan senyuman. Oke aku pun melanjutkan hidup dan menikmatinya.
Tapi semakin lama semakin gerah dengan pertanyaannya yang sama meski tetap menjawabnya dengan jawaban yang sama dan se-cool mungkin, namun responnya, malah daku yang dituduh sombong dan bohong. Kali ini ndak bisa dibiarkan.
Apa yang salah ketika BBku masih di showroom? Mengapa aku harus memaksakan diri dengan permintaan semua orang terhadap PIN BB dengan begitu detik itu juga aku ke dealer HP dan beli BB? So what?!
Astaghfirullah, haruskah dengan BB kita baru bisa jalin silaturahim? Gak kan? Sosial media ada, hp dengan fasilitas SMS ada. Lalu? Dengan seenaknya kita menuduh orang lain bohong dan sombong kalau memang kenyataanny belum ada?
Oh, C’mon, friend, jalinan komunikasi kita gak bergantung pada rangkaian nomor dan huruf pin BB agar kita sama-sama connected.
http://maipura.wordpress.com/tag/blackberry/V
Hahaha, sorry memang agak sensitif, tapi memang agak gak suka dengan yang terlalu cepat menilai orang lain, gak punya pin BB langsung di cap bohong dan sombong, mungkin sebagian nanggepin santai saja tapi bisa jadi sebagian lain jadi gak respect kan =(

Menurut kamu?



Senin, 12 Agustus 2013

The Power of Us

-->
Bukan, bukan ini bukan tagline sebuah asuransi :D the power of we , tapi ini tentang kita, kawan =)

Ini tentang obsesi yang terarah, tidak mengeruhkan tapi malah membeningkan hati dan jiwa seorang pemuda berusia 23 tahun. Satu-satunya yang dia tahu adalah hanya orang yang paling bertaqwa yang berhak mendapatkannya.Dan hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya dalam penyerbuan bersejarah itu.

Maka, menjelang penyerbuan bersejarah itu, tepat di sepertiga malam terakhir, pemuda tersebut berdiri dan meminta semua pasukannya juga ikut berdiri.

“Saudara-saudaraku di jalan Allah” serunya, “Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang berhak mendapatkannya, Tujuh ratus tahun lamanya Rasulullah menginginkan kota ini untuk ditaklukkan, namun Allah belum mengizinkan, dan sekarang Aku katakan pada kalian, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak baligh, silahkan duduk!”

Sunyi, tak seorang pun bergerak

“Yang pernah meninggalkan Puasa Ramadhan, silahkan duduk!”

Lagi-lagi hening, bahkan keringat jatuh sekalipun bisa terdengar saking heningnya
“Yang pernah mengkhatamkan Al Qur’an melebihi sebulan, silahkan duduk!”

Dan kali ini segelintir orang perlahan menekuk kakinya, berlutut berurai air mata
“Yang pernah kehilangan hafalan Al Qur’annya, silahkan duduk!”

Kali ini semakin banyak calon pasukan yang menangis, khawatir bila tak ikut jadi ujung tombak pasukan. Mereka pun duduk

“Yang pernah meninggalkan sholat malam sejak baligh, silahkan duduk!”
Hanya beberapa yang masih berdiri, dengan wajah tegang, detak jantung bergemuruh, dan tubuh menggeletar.

“Yang pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh, silahkan duduk!”
Akhirnya semua terduduk lemas, namun hanya satu orang yang masih berdiri gagah, Ialah sang pemimpin pasukan alias sang sultan, Muhammad Al Fatih. Kota yang menjadi obsesinya untuk ditaklukkan dan juga maklumat Rasulullah tujuh abad lalu adalah Konstantinopel.


http://www.maahadsas.edu.my/home/images/stories/Gambar11/al-fateh.jpg

Pertanyaannya sekarang, apa yang membuat Al Fatih sebegitu terobesinya, hingga rela mempersiapkan usia mudanya untuk berhak jadi pemimpin pasukan menaklukkan Konstantinopel?

Ternyata jawabnya adalah dari hadis Rasulullah yang sering dibacakan pembimbing sang sultan waktu kecil, Syaikh Aaq Syamsuddin, Mufti di istana Sultan Murad.

Isi hadis itu: Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabatnya, “Mana yang lebih dahulu yang dibebaskan, Konstantinopel ataukah Roma?, lalu Rasulullah menjawab ‘Kota Heraclius (Konstantinopel) lebih dahulu. Yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pasukan. Dan pemimpinnya adalah sebaik-baik panglima”

Sebab isi hadis itulah, Al Fatih kecil mulai membeningkan dirinya, menjauhi kehidupan mewah istana, berguru kepada para ulama, ibadah dengan khusyu’ dan berdoa setiap hari ‘Ya Allah, jadikan aku sebaik-sebaik pemimpin atau sebaik-baik prajurit!’

Visi, kita butuh visi kawan yang membuat kita kuat, disaat kita lemah kita baca lagi visi kita, kita ingat lagi visi kita, begitupun di organisasi yang kita geluti. Kebeningan visi akan mengokohkan jiwa dan menumbuhsuburkan cinta.

Bening. Sesuatu yang mudah dibayangkan. Mudah dihayati. Mudah dirasakan. Menggerakkan, terbit inisiatif!

Tahu mengapa surga digambarkan begitu bening oleh Allah? …Dan naungan pohon-pohon surge itu dekat di atas mereka dan buahnya digampangkan memetiknya dengan semudah-mudahnya. …Mereka dikelilingi pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kau lihat mereka kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan…” (QS. Al Insaan:11-21). Karena fitrah manusia adalah diberikan sesuatu yang jelas, terdeskripsi, nyata.

Nah sekarang, kawan, jika visi dan tujuan kita dalam organisasi itu jelas, semua alam semesta yang bertasbih memuji Allah itu pasti membantu kita. Tapi jika tujuan kita kabur, maka kawan-kawan dalam organisasi itu  yang ingin membantu malah jadi bingung gak tahu mau bantu apa gak tahu mau melakukan apa, kapan harus membantu, dan bagaimana caranya membantu. =( sehingga insiatif itu kurang, kreativitas meredup,

Contoh sederhanya begini, kita tekad ‘besok saya mau bangun pagi-pagi’, nah loh, jam 10, juga masih pagi =D. Coba umumkan ke seluruh penghuni rumah besok kita mau bangun jam 03.30 WIB, nah ini jelas toh? :D, next, kita juga pasang usaha, dengan mengatur jam weker atau alarm hp, dan ucapkan beberapa kali sebelum tidur ‘saya akan bangun jam 03.30’, maka alam bawah sadar kita pun akan bekerja jika semuanya spesifik dan jelas.

Jadi, kawan, yoklah kita beningkan lagi visi dan tujuan kita di organisasi ini. Mau kayak mana pun kebaikan akan cepat menyebar kalau kita menyatu, the power of us. dalam naungan visi dan tujuan yang bening tadi. Yang hendak, merapat, yang belum hendak mendoakan dari jauh pun jadi, pintu terbuka bagi siapa saja yang mau mencapai tujuan.

6 Syawal 1434 H
#digubah seperlunya dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, penulis Salim A. Fillah