Jumat, 02 Maret 2012

N5M: Maret yang Penuh Man Jadda wa Jada

 
            Sebentar ya, mengawali tulisan ini daku mau teriak dulu, ehm…ehm..tes…Seharusnyaaaaa yang jadi pemeran Sarah atau Nisa ituuuuuuuu AKUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU…U…U…U…U #obsesi artis yang blm kesampaian hihihi.
            Jika kamu seorang zee reader sejati, tentu sudah baca tulisanku sebelumnya yang berjudul CASTING HAHAHA. Nah, kemaren premiere film N5M, langsung dah kebelet nonton, penasaran sama pemeran hasil open casting yang tempo hari. =D


            Sebelum nonton, pastikan jangan ada pemikiran bahwa film yang diadaptasi dari novel wajib semua adegan di novel numplek di film *jiaaahhh, mana bisaaa???, lo mau nonton novel apa baca film seehhh??? Heheheh*.
            Oke, Negeri 5 Menara The Movie, berkisah tentang seorang Alif Fikri (Gazza Zubizareta ) yang baru tamat Tsanawiyah diminta orangtuanya melanjutkan studi ke pesantren Pondok Madani yang ada di Ponorogo, Jawa Timur. Sebenarnya permintaan bersekolah ke pesantren adalah permintaan amaknya Alif. Amak merasa umat saat ini membutuhkan manusia yang berpendidikan umum sekaligus tak jua melupakan agamanya, begitulah kira-kira impian terbesar amak. Ayah Alif pun mendukungnya. Suatu subuh disela-sela Alif yang masih merajuk tentang keinginan sekolah di Bandungnya terancam gara-gara keinginan Amak yang ingin Alif ke Pesantren, Ayah mengajak Alif ke Pasar menjual kerbau. Di pasar, Alif terheran-heran melihat transaksi jual beli kerbau yang memasukkan tangan pembeli dan penjual ke dalam sarung. Lalu masuklah pesan filosofisnya…ini ni yang daku suka, selepas menjual kerbau, Alif dan Ayah berehat di tepi pantai, terjadilah dialog,
            ‘Manga ko ayah manjual kabau, jo apo ayah mambajak sawah beko?’  hahaha kurang lebih begitulah isi dari pertanyaan Alif ke Ayahnya. Kemudian Ayahnya menjawab bahwa, kerbau itu dijual untuk biaya sekolah Alif ke Jawa, lalu ayah mempertanyakan kembali ke Alif tentang penolakannya terhadap permintaan Amak,
            ‘Apo pernah amak maminta ka Alif sesuatu yang begitu diinginkannya ka Alif?, pernah?’, ditanya begitu Alif tergugu. Ayah melanjutkan, nah Nak, Hidup itu samo jo ayah manjual kabau tu, dijabat dan dijalani dahulu baru kita tahu. Intinya, apapun yang tak kita suka, namun menurut pandangan orang baik, apalagi orangtua kita, jalani saja dulu, jika tak jua, berbalik arahlah *ini sih makna yang aku dapat tangkap ya, dari kasus Alif*. Ditambah lagi, mungkin Alif takut dikutuk jadi anak durhaka, dan memilih untuk menjalani permintaan Amaknya. ^^
            Akhirnya, Alif pun pergi ke Pondok Madani mengendarai bus 3 hari 3 malam bersama ayahnya, singkat cerita Alif pun lulus, kemudian bertemu dengan teman-teman sekamar dan makin akrab setelah dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, mereka adalah Raja (Jiofani Andre Lubis) dari Medan, Said ( Ernestsan G Samudera)  dari Surabaya, Dulmajid (Baharis Adnanda Putra) dari Sumenep, Atang ( Rizki Ramdani) dari Bandung dan Baso (Billy Sandi) dari Gowa. Sampai disini…tonton sendiri yaaaa…gak seru kalo daku certain semuanya hihihihi.

Aku dan N5W The Movie
            Film yang diangkat dari novel-novel yang kata Sidik Nugroho dalam kritikannya di Kompas (Minggu, 26/02) menyebut sastra motivasi sedang melanda perbukuan Indonesia, dan bahkan menurutku sedang merambah ke dunia perfilman, beberapa novel sedang dipersiapkan untuk di filmkan seperti Novel 9 Summers 10 Autumns-nya Iwan Setyawan, dll.
            Negeri 5 Menara The Movie adalah film yang diangkat dari novel karya A. Fuadi berjudul Negeri 5 Menara, diproduksi oleh Kompas Gramedia, disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman, dengan susunan tim kerja syarat pengalaman, seperti Eros Eflin, Roy Rolang, serta Citra Subiyakto.Dibintangi oleh banyak pemain muda nan baru di ranah perfilman dan diambil dari beberapa open casting yang dilakukakn di beberapa kota besar di Indonesia salahsatunya di Medan, dan aku termasuk peserta open casting yang belum lulus hihihihi.
            Menonton N5M ini aku exciting banget, karena gerah dengan film Indonesia yang ntah hapa hapa kalau orang Medan bilang. Mulai dari awal film kita disuguhkan setting pemandangan Danau Maninjau dan Bukittinggi, wuaaahh, jadi pengen ke sumbar  T_T *padahal November lalu baru dari sana hehehe*, lalu dari segi dialog, mungkin sutradara dan seluruh awak pembuat film ini  belajar dari film Di Bawah Lindungan Ka’bah yang juga bersetting daerah Sumbar, namun tak sedikitpun memakai bahasa Padang. Penonton serasa di Padang betul saat mendengar dialog amak (Lulu Tobing), Ayah (David Chalik), serta Alif di awal film, asyik aja gitu dengarnya, tentu bagi penonton yang tidak mengerti, ada translatenya, jadi tenang aja, hehehe.
            Yup, sekarang kita menilik ke pemainnya, huwaaa…si Alif mah ganteng euy, pinter nih tim pencari bakatnya meng-huntingpemain utama,  *hush…dah tua, meliriknya yang brondong hihihi #tutup muka pake panic*, kalo aku pandang2, si Gazza mirip Daniel Radcliffe, pemeran Harry Potter. Cuma agak surprise dengan pemilihan tokoh Randai yang diperankan Sakurta Ginting, jauh dari kesan yang digambarkan di novel, tapi ya itu tadi novel ya novel, film ya film, ah tetep gak setuju aja =D. Kemudian pemain baru hasil dari open casting, okelah, apresiasi dengan tim open cast, pasti gak mudah mencari pemain baru dengan bakat alami, seperti bakat acting serta camera face *mungkin aku kurang camera face kali ya, #berkaca sambil membandingkan wajahku dengan kamera, hihihihi. Amak yang diperankan Lulu Tobing, wew, apa gak ada lagi artis yang asli minang? Tapi, apresiasi lagi buat Mbak Lulu yg sudah bekerja keras untuk menampilkan dialek Minang walau terkadang dialek bataknya sedikit kedengaran heheheh *wajarlah ya ^^
            Tentang adegan, seperti yang daku sampaikan di awal, gak semua adegan di novel di gambarkan di film, ada beberapa yang beda, seperti adegan Shahibul Menara minta izin keluar asrama, kalau di film alasannya mereka hendak membeli es untuk pementasan drama, sedangkan di novel, alasan mereka keluar bukan untuk itu, karena dah lama baca novelnya jadi rada lupa, yang jelas mereka keluar asrama bukan untuk membeli es, namun berpetualang karena ingin melihat suasana dunia luar asrama.
Adegan yang aku suka pas Ust. Salman (Doni Alamsyah) ujug2 masuk kelas sambil bawa pedang berkarat dan membawa batang kayu. Adegan ini jika dikaitkan dengan strategi mengajar di kelas, berhubung aku adalah berkuliah di jurusan pendidikan, beginilah seharusnya strategi mengajar yang tidak hanya ceramah dan CBSA catat buku sampai abis. Siapa murid yang gak terpelongoh, guru masuk kelas sambil bawa pedang berkarat dan sebatang kayu, hihihi. Adegan ini membuatku kembali ter’wow’, setelah Ust. Salman berhasil membuat batang kayu itu terbelah setelah beberapa kali dipacungkan ke kayu bersebab pedangnya berkarat, Ustadz pun berkeringatan dan ngos-ngosan dibuatnya. Lalu penonton segera terhipnotis dengan cakap ustadz, yang intinya, bukan yang paling tajam tapi yang paling sungguh-sungguh, MAN JADDA WA JADA *merinding aku woi di adegan ini, mau luruh air mata ini T_T*.
Pesan lain yang ingin disampaikan film ini selain MAN JADDA WA JADA adalah, kalo punya mimpi itu jangan nanggung-nanggung, tinggi sekalian, kalo bukan kita yang membela impian kita mati-matian, lalu siapa lagi? heuheuheu... 
Keknya para guru wajib nonton N5M deh, ada juga adegan Kiai Rais, saat Genset di asrama bermasalah, dan Atang dkk berniat protes ke Kiai, eh Kiai bukan ngasih solusi, malah meminta Atang mencarikan solusinya karena kalo orang protes tentu punya solusi, begitu kata Kiai Rais, namun dalam menemukan solusi, Kiai tetap membimbing santrinya tidak hanya melepas tanggungjawab begitu saja.
Trus, apalagi yah…wah…pokoknya nonton sendiri deh. Ya ya ya =). Humornya dapat, panorama Danau Maninjau, Bukit tinggi, serta Ponorogo Jawa Timur, keren. Lalu, salut buat sutradara yang berusaha menampilkan setting tahun 80-an, kesan jadulnya juga dapat, mantap dah ^^. Belum nonton, mah rugi banget euy, selepas nonton, jadi makin semangat mengejar mimpi dan nyelesein kuliah disela2 badai menerpa. Happy Watching yo, moviefreak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar