Sabtu, 13 Oktober 2012

Ada Apa dengan Lagu I Won’t Give Up?

-->
Di dunia ini ada banyak karya yang terlahir termasuk dibidang seni musik. Temanya beragam mulai dari tema cinta, persahabatan, patah hati, semangat dan sebagainya.
Lagu yang bertema cinta gak usah ditanya, berserak dimana-mana hahaha, begitu juga dengan tema semangat, D’Massiv dengan hit andalannya ‘Jangan Menyerah’, Sheila on 7 dengan Aku Pasti Bisa-nya dan Bondan Feat Fade2Black dengan Ya Sudahlah. Kita sedikit keluar negeri, lagu yang bertemakan semangat juga banyak, ada Mariah Carey dengan Hero, lagu ini laris saat pelatihan peserta MLM :D, Raise Me Up- nya James Blunt, lalu ada The Corrs dengan ‘Would you be happier’-nya dan masih banyak lagi.
Kali ini, aku mau berbagi tentang lagu kesukaanku belakangan ini, I won’t give up-nya Jason Mraz. 
google.com
Ah, lagu ini jelmaan puisi namun dihiasi dengan irama sehingga makin afdol lah dia.
Sekilas Tentang I Won’t Give Up
Sebelum masuk lebih dalam ke pembahasan lirik, kita bedah dulu asal muasal lagunya :D.
Jadi, seperti yang sudah daku bocorkan di awal, IWGU lagu yang dinyanyikan Jason Mraz, penyanyi asal Amrik. Lagu ini adalah single andalannya di album Jason yang ketujuh bertajuk Love is a four letter word pada 3 Januari 2012, *jiaaahhh…kemana aja dakuuu…lagu keren ini terlewat begitu saja :D*
IWGU sejak diluncurkan mendapat sambutan meriah. Bill Lamb dari About.com memberikan 4.5 bintang dari 5 bintang terhadap lagu IWGU. Lamb mengatakan kalau lagu ini bukan untuk pengantin saja tapi juga untuk segala momen ketika para pasangan menyadari semua usaha yang dilakukan selama ini gak sia-sia dan bersama  menemukan untuk kebahagiaan masa depan yang membentang. Dan baik vocal dan lirik lagu dalam hal ini Jason sebelas dua belas bagusnya dengan kemampuan Adele membawakan lagu Someone Like You, emosi penikmat lagu dimainkan sebegitu wownya dengan dentingan piano sederhana yang mengiringi lagu dan susunan vocal yang ciamik.
Maria Skullova dari Chemical Magazine *wuidihh…ada ya majalah kimia? Keren* mengomentari lagu ini, ‘Lagu ini adalah jenis lagu yang akan membuat kamu membuka perasaan kamu ketika kamu dalam fase buruk di sebuah hubungan’ *ow…ow…*
IWGU dibawa Jason dengan elegan, dengan petikan gitar akustiknya dan warna suara Jason yang rada-rada nge-rock juga, jadi genre lagu ini pop rock gitu, dah gitu Jason melantunkannya dengan sepenuh jiwa….pas dilirik pertamanya ‘When I look into your eyes, it’s like watching the night sky or a beautiful sunrise–there’s just so much they hold” *hadeeehh…apa gak meleleh cewek-cewek dinyanyikan lagu begitu* #keju kale meleleh hihihih
Lirik Lagu I Won’t Give Up’
Eaakk…karena ingin praktis terjemahan lirik lagunya daku copas dari situs :D, pada akhirnya daku juga belajar menterjemahkan lagu barat ke bahasa Indonesia yang asiikkk. 
coverlaydown.com

When I look into your eyes,
Saat kutatap matamu
It's like watching the night sky
Seolah sedang kupandangi langit malam
or a beautiful sunrise,
Atau indahnya mentari terbit
There's so much they hold
Banyak arti dari dua hal itu
And just like them old stars,
Begitu pula bintang-bintang di atas sana
I see that you've come so far,
Kulihat tlah kau tempuh perjalanan panjang
to be right where you are,
Tuk sampai di tempatmu kini berada
How old is your soul?
Berapakah umur jiwamu?

Paling suka dibagian chorus , inti dari lagunya :D
CHORUS:
I won't give up on us,
Takkan kuberhenti berusaha
even if the skies get rough
Meskipun langit mulai menghitam
I'm giving you all my love
Kuberi kau seluruh cintaku
I'm still looking up
Aku masih tetap melangkah

And when you're needing your space
Dan saat kau ingin sendiri
to do some navigating
Untuk bertualang
I'll be here, patiently waiting,
Aku kan di sini, sabar menunggu
to see what you find.
Tuk melihat yang kau temukan

'Cause even the stars they burn,
Karena meskipun bintang terbakar
some even fall to the earth.
Bahkan ada yang jatuh ke bumi
We got a lot to learn.
Banyak yang kita pelajari
God knows we're worth it
Tuhan tahu kita layak menerimanya
No, I won't give up
Aku takkan menyerah

I don't want to be someone
Aku tak ingin menjadi seseorang
who walks away so easily
Yang pergi dengan mudahnya
I'm here to stay
Aku akan tinggal
and make the difference that I can make
Dan membuat perbedaan
Our differences, they do a lot to teach us,
Perbedaan kita, banyak yang mereka ajarkan pada kita
how to use the tools and gifts we got,
Cara manfaatkan alat dan anugerah yang kita punya
yeah, we got a lot at stake
Yeah, banyak yang kita pertaruhkan
and in the end you're still my friend.
Dan pada akhirnya kau kan tetap jadi temanku
At least we did intend for us to work.
Setidaknya kita berniat pertahankan hubungan kita
We didn't break, we didn't burn.
Kita tak patah arang, kita tak terbakar
We had to learn how to bend,
Kita harus belajar menunduk,
without the world, caving in.
Tanpa dunia ikut runtuh
I had to learn, what I've got
Aku harus belajar, apa yang kupunya
And what I'm not and who I am.
Dan yang tak kumiliki dan siapa diriku

CHORUS

I'm still looking up.
Aku tetap melangkah

Well,
I won't give up on us.
Aku takkan berhenti berusaha
(No, I'm not giving up.)
(Aku takkan menyerah)
God knows I'm tough, he knows.
Tuhan tahu aku kuat, Dia tahu.
(
I am tough, I am love.)
(Aku kuat, aku adalah cinta.)
We got a lot to learn.
Banyak yang kita pelajari
(We're life, we are love.)
(Kita adalah hidup, kita adalah cinta)
God knows we're worth it.
Tuhan tahu kita layak menerimanya
(And we're worth it.)
(Dan kita layak menerimanya)
Gimana? Dalemkan liriknya? *pake pelampung biar gak tenggelam :D*, Silahkan arti sendiri makna dari tiap liriknya yah, yang jelas lagu ini asyik dan penuh optimistic, gak cengeng, gak galau, keren lah. Cocok didengarkan siapa saja apalagi buat pasangan yang sudah menikah, mmm so sweet, buat yang masih single fighter ya ambil hikmahnya aja yah *nelen speaker* dan lagu ini bisa buat ortu kamu, sahabat untuk cita-cita yang belum kesampaian dan sebagainya.
Happy singing!




Jumat, 12 Oktober 2012

Jason Mraz Makes Me Cry

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Pertama kali dengar lagu ini di angkot 20 jurusan Kp. Lalang, angkotnya sering ngetem di simpang empat pintu 1 Unimed. Kita flashback dulu ya, kenapa tiba-tiba aku ada di angkot itu…

Hari itu hari Senin, hari mengejar dosen langka yang hanya dua bulan sekali ada di kampus selebihnya dia ngajar di Malaysia. Sesampainya di kampus, sms sang dosen baru masuk dan dia mengabarkan bahwa aku harus menemuinya di kampus Pascasarjana yang letaknya diujung langit :D, pukul 1.

Mendadak lemas bin panik, aku butuh tandatangannya hari ini juga agar aku bisa urus ijazah, mau tak mau aku harus kesana tapi gimana caranya sedangkan jam 2 aku ngajar. Dilema.

Aku terduduk di taman fakultas, selagi menunggu skripsiku ditandatangani sama Dekan dan distempel. Aku ngobrol dengan adik kelas waktu di MAN dulu dan kami sama-sama tamat kuliah :D, gak lama ngobrol datang temanku ngabarkan bahwa aku belum dinyatakan lulus dalam seleksi program pembibitan dosen. 

maksa banget ya kan? :D

Deg!

Huwaa..bercampur rasa, bingung, dilemma, ditambah lagi berita yg tadi. Sebenarnya utk keputusan apapun, aku sudah mempersiapkan diri. Dari awal berdoa begini, ‘Ya Allah jika memang ada rezeki dalam program pembibitan dosen ini, lancarkan, mudahkan, namun bila tidak berilah pengganti yg lebih baik, dan jangan buat aku terlalu kecewa ya Allah, aamiin’

Gak terlalu kecewa memang, tapi mendadak berkelebat segala rencana-rencana yg ada di kepala. Jika aku lulus maka akan begini rencana hidup yg kurancang, jika belum lulus, aku akan banting setir dengan menjadi job hunter :D

Sedihnya lagi, aku jadi teringat nenek, pertama kali dia dengar aku dapat tawaran beasiswa ini, nenek senang gilak, dia sampai memelukku dan menangis. *wuaahh..tisu? mana tisu?* Makanya yang pertama kali terbayang sejak dapat kabar dari temanku itu adalah wajah nenek, dan  sampai sekarang belum aku sampaikan pada nenek bahwa aku gak lulus. Setelah itu wajah orangtua, dan semua yang tersayang. Hiks…!

Selagi minta pertolongan ke sahabat yang bisa ditebengin buat ke kampus Pasca, Alhamdulillah ada dan kami janjian ketemu di kantornya.
Maka untuk menuju ke kantornya, aku langsung jalan terburu, mencoba mengabaikan rasa ‘kecewa’, dan naik angkot 20 yg sedang ngetem.

Disinilah aku, …

Menunggu penumpang, ramai dulu penumpang baru jalan. Syukurnya gak terlalu bengong-bengong amat, supirnya pasang muter radio, jadi bisa denger music, namun asli membuatku teringat apa yang dikabarkan temanku itu tadi ditambah lagi alunan musik I won’t give up, ya ampuunnn…aku meleleh T_T, ku tahan air mataku, soalnya selain aku ada dua perempuan cewek di depanku, malu dong kalau aku nangis. :D

Huwaaa…sedih banget, duh gara-gara lagu itu aku cengeng gila, sampai kucatat, lirik reff nya, dan bertekad aku harus temukan lagu itu.

Setengah jam berlalu, dalam perasaan kacau balau, lengkap sudah kegelisahanku, 15 menit lalu aku sudah tanyakan ke supir kapan akan berangkat, katanya tunggu 3 orang lagi. Ok fine!

10 menit penumpang udah berjumlah lima, tapi kok belum jalan juga, gak iya nih. Aku turun, naik angkot 62 and thensampai di aksara nyambung 65. Finally, 1 jam waktuku terbuang begitu saja, dan akhirnya sampai juga di kantor sahabatku itu.

Hari Senin, kulalui dengan rasa campur baur. Dan jadi teringat dengan apa yang ditulis Ippho ‘Right’ Sentosa dalam bukunya 10 Jurus terlarang.
gramediaonline.com
…Kalaulah kita mengucurkan air mata karena kehilangan, kegagalan, atau kebuntuan, maka itu adalah sinyal kelemahan. Kelemahan karena tangisan itu menunjukkan betapa posesifnya kita, betapa egonya kita, betapa tidak rasionalnya kita…Tangisan jenis ini yang merupakan tanda kerapuhan diri…Menangislah bila harus menangis kata Dewa 19. Sekali lagi, bukan sembarang meneteskan air mata! Sejenak dan sesekali, menangislah demi impian-impian, nilai-nilai, orang terkasih, dan penyesalan-penyesalan. Percayalah kita tidak akan pernah menjadi lemah karenanya, justru kita akan peroleh pencerahan, kelegaan dan kekuatan!

Dikuatkan lagi dengan pesan singkat seorang sahabat, dia bilang begini ‘Sudah gak apa, Allah pasti sudah mempersiapkan rencana yang lebih baik, lebih indah, dari ini, tenang aja’, :)

Hari Rabunya, aku ke Gramedia, setelah dari acara diskusi dengan Esmeralda, dan pas bergerilya di bagian stationary, eh lagu ini diputar lagi, ah gak iya nih, lagunya begitu sesuatu. Saatnya menuju download lagu gratis :D.

Sampai disini…aku belum tau siapa penyanyi lagu I won’t give up :D

-to be continued… Ada apa dengan ‘I Won’t Give Up?


















Kamis, 11 Oktober 2012

From Puerto Rico to Medan with Esmeralda Santiago


            Esmeralda, Esmeralda, kamu itu… *gaya Anang pas jadi juri Indonesian Idol, hahaha*
            Begini, siapa sih Esmeralda? Kok kayaknya aku gak pernah dengar namanya, jarang ada nama Esmeralda yang penulis, tapi malah sering dengar nama Esmeralda yang pada artis semua, artis telenovela dengan nama yang rasa Spanyol gitu, kayak Marimar, Markonah *eh yg ini bukan ya? :D, Markonah sih penemu payet kalau kata Mbak Asri Welas*
            Gak ada ekspektasi apa-apa bertemu Esmeralda(10/10), niatku murni karena dari siapapun ilmu yang positif pasti bermanfaat, mau dia seorang Amerika , ataupun yg ngadain dubes AS yg oknum rakyatnya buat film yg menghinakan Islam, tapi tetap memposisikan rasa benci itu pada tempatnya. Sekali lagi hikmah itu bisa dari siapa saja, merugilah ia yang mengabaikan hikmah itu :D *bijaknyaaaaa, pake bedak dulu ah*
            Ok, sebelum diskusi dimulai peserta diminta untuk menuju ruang mini teater di ruang tengah rumah Mr. Trevor dan kami disuruh nonton. Film yang ditonton adalah film perjalanan Esmeralda ketika masih di Puerto Rico, jadi kalau capek baca memoarnya yang berjudul ‘When I was Puerto Rican’, nonton film dokumenternya bisa jadi alternatif.

poto bareng Esmeralda biar nular ketenaran dan ilmu nulisnya :D
Sekilas tentang Esmeralda dan Buku Memoarnya
Esmeralda diundang Konsulat AS perwakilan Medan dan kerennya lagi ternyata Esmeralda adalah salahsatu pembicara dalam ajang bergengsi tempat berkumpulnya para penulis internasional yang diadakan tiap tahun, Ubud International Writer and Readers Festival 2012. Nah, kedatangan Esmeralda seolah pengobat hatiku yang belum berkesempatan menghadiri ajang keren gilak itu :D. Ini kerugian pertama kamu-kamu yg kemaren gak datang ^_*.
Nah, tadi ceritanya kan kita belum kenal-kenal banget dengan Esmeralda, sekarang daku mau cerita hasil diskusi pertemuan kami di rumah Deputi Konsulat AS perwakilan Medan, Mr. Trevor Olson. Check this out.
Sebelum diskusi dimulai, ada sesi nonton film dokumenter tentang kehidupan Esmeralda kecil saat masih di Puerto Rico, setelah itu cerita pun mengalir…kisah Esmeralda berikut daku dapat tambahannya dari beberapa situs.

whatredread.blogspot.com
Negi adalah nama kecil Esmeralda Santiago, dia punya latarbelakang masa kanak-kanak yang berat dan susah. Negi dan keluarga besarnya tinggal di rumah mungil di Macún, Puerto Rico. Keluarganya sempat berpindah-pindah tempat tinggal karena ayahnya belum punya pekerjaan tetap dan orangtuanya kerap cekcok. Mereka  pindah ke Sancture, sebuah daerah pinggiran di San Juan. Selama waktu itu juga, ibunya melahirkan beberapa kali. Negi, adalah anak paling besar, dan sering orangtuanya membebankan tanggung jawab lebih kepadanya untuk menjaga adik-adiknya.
Suatu hari saat ia berkunjung ke kampung halamannya Macún, Puerto Rico, ternyata badai dahsyat menyapu seluruh Macún dan merusak fasilitas listrik, rumah Negi juga hancur. Karena badai itu, ibu Negi, yang dipanggil Mami, terpaksa harus kerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maminya kerja, Negi kebagian jatah menjaga adik, namun karena salahsatu adiknya tidak mendengar nasihat Negi, Raymond terluka di kaki saat bermain sepeda. Mami berhenti kerja demi merawat Raymond.
            Tak kunjung sembuh, Mami membawa Raymond ke ahli mengobati kaki di New York. Setelah lama di New York, Mami memutuskan untuk tinggal di New York, hanya Negi, Raymond dan Edna yg ikut Mami. Anak Mami yang lain tetap di Puerto Rico karena belum cukup uang untuk pindah ke New York.
            Negi begitu mencinta rumah pertama dimana mereka dulu tinggal. Ia begitu membenci keputusan untuk pindah, Negi dilanda culture shock, di tempat yang baru Negi harus mati-matian belajar berbahasa Inggris, dan hal lain yang mesti ia sesuaikan.
            Dan pemirsa, sepertinya memang kisah Esmeralda benar-benar berat ya, hmm..ternyata ayah dan ibunya belum resmi menikah, percekcokan sering terjadi di rumah itu sebabnya Mami sering pergi dan pindah dari satu tempat ke tempat lain. Di musim dingin pertama kali mereka di New York, Mami jatuh cinta dengan Fransisco. Seiring waktu berjalan, Frans ternyata menderita kanker, disaat yg sama Mami hamil lagi untuk kesekian kalinya. Frans banyak habiskan waktu di Rumah Sakit dan akhirnya meninggal.
            Ya, itu hanya sepenggal kisah yang ia tulis di buku memoarnya, untuk kisah lanjutnya baca sendiri bukunya hehehe, sepertinya ada di Perpustakaan American Corner di IAIN SU *penasaran aku.

Tentang Dunia Kepenulisan
Hoh, kenapa ya rata-rata kehidupan penulis itu warna warni? :D
Anyway, Esmeralda banyak berbagi tentang dunia kepenulisan apalagi pas sesi tanya jawab, wuihhh keluar semua tu ilmu Ms. Esmeralda.
Esmeralda baru benar-benar menekuni dunia menulis saat ia berumur 36 tahun, nah loh buat kamu para kawula muda yang punya keinginan jadi penulis masih ada kesempatan besar, jadi anytime kalau kita serius dengan keinginan kita, pasti jadi.
            Awalnya niat Esmeralda jadi penulis ditentang ortunya habis-habisan, buat apa jadi penulis? Penulis itu bukan pekerjaan, mau makan apa kamu? A writer is not a job. Dasar, Esmeralda keras kepala ia tetap saja yakin dengan cita-citanya. Karena bila saya tidak memutuskan hal tersebut sejak lama, maka jiwa saya mati. Jadilah dirimu 100%, begitu kata Esmeralda.
Ada peserta yang bertanya,Kenapa tertarik untuk menulis?
Esmeralda, speechless sesaat, lalu ia lanjut ngomong, jadi awalnya itu saat di Puerto Rico, ayahnya adalah seorang buruh yang juga penyair, sehingga ayahnya pernah memberikan tumpukan kertas usang yang ternyata adalah kumpulan puisi ayahnya.
Dan Esmeralda juga tipe orang yang gila baca, sewaktu kecil ia bisa membaca apa saja, mulai dari tulisan di kaleng makanan, kertas, dan sebagainya. Itu pula yang membawanya untuk suka menulis.
Yang paling kena kali waktu ia kirim essay pertamanya ke media lokal di New York tentang masa kecilnya di Puerto Rico, di usia 36 tahun, tahun 1977. Berangkat dari tulisan yang ternyata dibaca oleh seorang editor, Esmeralda pun ditawarkan untuk membuat sebuah buku, dan jadilah lahir When I was Puerto Rican, dan Esmeralda jadi penulis sampai sekarang walau latarbelakang pendidikannya di drama dan seni tari.
Lalu ada juga pertanyaan dari peserta begini, apakah duniamu memang hanya membaca dan menulis? Esmeralda menjawab ya itulah dunia saya, namun tetap demi mendukung passion saya di dunia menulis dan seni tari, saya tetap juga bekerja, pernah sampai jual sepatu, menari dan dibayar, menyebarkan brosur, semua saya lakukan, namun sekarang tidak lagi, cukup selama 10 tahun saya bersekolah dan bekerja, dan kini saya dan suami berbisnis di rumah mendirikan CANTOMEDIA sebuah perusahaan pembuat film dan media.
dok. pribadi
Tentang buku memoarnya, ada juga peserta yang bertanya apakah buku tersebut berdampak terhadap Puerto Rico sendiri? Dengan antusias Esmeralda menjawab, tentu ada dampaknya, buku tersebut dijadikan buku teks di sekolah karena memuat sejarah Puerto Rico masa lampau, selain itu saya dan keluarga jadi terkenal *dia tertawa, kami juga tertawa hahaha #abaikan saja bagian ini jika tak penting :D*, dan buku ini sudah dialihbahasakan ke 15 bahasa tapi belum ada yang berbahasa Indonesia, *heh? Kok bisa? Gimana kalau aja saja yang translate? Hehehe*. Berkat buku ini juga saya diundang sebagai pembicara di beberapa universitas di Amerika Serikat, kecuali di Puerto Rico, sampai sekarang saya tidak mengerti, kenapa rakyat Puerto Rico seperti itu ke saya, mereka tidak menganggap saya rakyat Puerto Rico padahal saya sudah sekuat tenaga mempertahankan ke Puerto Rico-an saya di tempat saya tinggal sekarang, New York. 
Dari diskusi bersama Esmeralda, Esmeralda begitu menekankan ke kawula muda kayak kita ini, bahwa encourage young people to write your culture, dukung pemuda untuk menulis tentang budayanya. Esmeralda bisa dibilang adalah korban kesemena-menaan budaya, banyak orang yang menganggap budaya Amerika lah yang keren sehingga anak muda banyak melupakan kebudayaan aslinya sendiri, tapi tidak dengan Esmeralda, nah inilah misi si Esmeralda, ayoo tulis tentang budaya kamu, lokalitas men, lokalitas :)
Dalam menulis novel, Esmeralda membagikan tips berupa, bahwa outline itu penting, saya bisa seminggu hanya untuk buat outline saja, nah jika outline sudah kuat maka jalan cerita juga akan mudah, walau dipertengahan akan mengalami kesulitan tertentu, apalagi jika sudah tiba di halaman terakhir, the hardest thing when you write a novel is in the last page. Happy Writing semua! ^_^
Kebayangkan ruginya gak datang buat kamu yg awalnya bisa datang, hehehe, tapi itulah oleh-olehnya, semoga bermanfaat dan membuat kamu makin semangat nulis yah apalagi harus semangat baca dan mesti jadi predator buku tuh :D.







 

Mana Di Mana Jl. Sriwijaya No.1

            Hop, gak ada bayangan perjalanan mencari Jl. Sriwijaya bakal sejauh ini hahaha, naik angkot terus turun di Jl. Syailendra, nampak satpam, tanya satpam, sampai disimpang empat pertama, kebingungan melanda, tapi keep moving forward, ketemu simpang empat lagi, ketemu ibu yg sedang jual  sarapan, ia menjadi korban Miss Ayu Ting Ting kayak aku, dia bilang ke kanan ok aku jalan ke kanan tapi hopeless tak ada tanda-tanda kehidupan, seingatku satpam bilang tadi ke kiri, ok, daku balik dan jalan ke kiri,  jumpa becak mesin), bla bla bla, bapak tukang becaknya baik hati dan sampailah aku dengan elegan di Rumah Wakil Konsulat AS perwakilan Medan, Mr. Trevor.
            Sampai di depan gerbang, wow, disambut dua satpam, disuruh isi absen lalu tunjukkan KTP dan diantar sampai depan pintu rumah, dan disambut sama Nyonya apa ya?(belakangan aku tahu, kalau nyonya yg sebelas dua belas sama Michelle Yeoh  ini adalah istrinya wakil konsulat AS perwakilan Medan.
Michelle Yeoh (dvdreview.com)

            Rumahnya, hmm…beautiful, bergaya Indonesia-Amerika :D, *sok tau*, oleh si Michelle Yeoh aku diarahkan ke ruang tamu, eh sudah ada Mr. Trevor dan Ulfa dari FJP. Oke, and the story goes…

            Aku bertanya mengasah kemampuan bahasa inggris ku yang (masih) parah hahaha, *tekad: tahun depan bahasa inggrisku sudah bukan masalah lagi bagiku, ya kerja keras dan kerja cerdas*
            Jadi, Mr. Trevor *semacam wawancara ekslusif jadinya :D* aslinya tinggal di Idaho, kemudian ia mengambil buku tebal, besar, panjang, dan isinya peta Amerika Serikat, dia menjelaskan Idaho itu disini disini dan disini dalam bahasa inggrisnya yang super cepat @_@, aku?: ye, wow, really? Cool!, hahahhaa. Dia juga cerita tentang anak-anaknya, si Ulfa mendadak jadi curhat ketika Mr. Trevor menceritakan lokasi kampong halamannya yang dingin kalau musim salju *yaeyalah*. Rupanya Ulfa itu sudah menikah dengan pria dari Bandung yg asalnya dari Chile, dekat ke Amerika Selatan sana, dan telah memiliki satu anak. Sekarang mereka menjalani nikah LDR, hmm…aku jadi pikir buat apa menikah pada akhirnya terpisahkan juga *jiaaah, macam lirik lagu*, tapi mau gimana lagi, disana pula tempat ia cari nafkah *gak kebayang kalau si Ulfa itu aku, hiks…hiks*
            Berpuluh menit kemudian, tanda-tanda temanku untuk datang belum ada, aku sampai buat status di grup menanyakan keberadaan mereka yang paling heboh sedunia pengen ikut eh pas hari H nya pada ilang semua. @_@.  Ah, positive thinking ajalah, namanya juga hari Rabu, hari kerja, harinya ngampus, tapi halloo, Esemeralda tu gak datang tiap hari ke Indonesia, dia tu dari Puerto Rico jauh-jauh ke Indonesia Cuma mau bagi ilmu pengalaman menulisnya, how come?, orang zaman dulu, justru mengejar master atau gurunya sampai ke ujung dunia, tapi ini justru masternya yang datangi murid? Luarrbiasaaa, kita dimanaaa??? Hellloooo??? *echo* hellloo hellooo helllooo *berarti daku sedang di gua, tak ada orang yg ada efek gaung dari suaraku*
#nenggak teh manis bercangkir cangkir :D
            Gak berapa lama sekitar jam setengah sepuluh Esmeralda datang, aarrrggghhh *pengen teriak tapi malu :D, teriaknya dalam hati aja*, sama Esmeralda jadi ekslusif juga, aku speechless mau nanya apa bingung, padalah aku itu gak begitu kenal sama dia dan karyanya tapi mendadak nge-fans sama dia *anehkan?* apa karena passion nya sama denganku yaitu menulis? *bisa jadi, juga Ul*, finally, malah dia yang nanya aku hahahahah, *jadi malu*, dia Tanya apakah aku penulis juga? Lalu karya-karyaku? So sweet.
            Hampir, bad mood melanda diriku karena kawan-kawanku hanya datang empat saja, tapi ya sudahlah, life goes on, and show must go on :D      
            Endingnya adalah pemirsa, ternyata, Jl. Sriwijaya. No. 1 Medan itu betapa dekatnya dari Gramedia Gajah Mada -_-, sekitar 150 meter.


            Demi ilmu yang positif kurasa jarak bukanlah masalah yang jadi masalah adalah sebesar apa kemauan kita terhadap menjemput ilmu itu :D, kalau dari awal gak niat, jarak sedekat apapun,  gak akan pernah sampai, ada aja alasan.

 

Jumat, 05 Oktober 2012

Bukan Tidur Siang Biasa


Nap, atau tidur siang, adalah suatu hal yg jarang aku lakukakan. Selasa tralala itu ntah rasa kantuk darimana hingga buatku harus makan bubur eh tidur siang maksudnya :D.
Bla…bla…bla

comerecommended.com

Dipercepat aja ya, ecek-eceknya aku dah tidur siang trus bangun. Nah, kebiasaan bangun dan sebelum tidur selain baca doa, adalah nge-cek si Gotem apakah ada missed call atau massage. Ternyata ada satu pesan di inbox-ku.
Aslkm
Kak, ini era dari Dema (semacam BEM nya kampusku). Mau konfirmasi mslh MC utk hari kamis ini gmn kak?

Aku yang setengah isi setengah kosong, eh kenapa jadi judul buku sih, aku yang setengah sadar setengah gak sadar, membaca sms itu masih kreyep-kreyep, namun akhirnya sadar juga.
W3,
Hah? MC apa?
MC acara Stadium general peringat hari kesaktian Pancasila!
Lah, kok bisa? Kak kan dah alumni, seharusnya yang mahasiswa dong yang jadi MC? Maaf, kk gak bisa, lagipula hari kamis kk ada agenda
Ada dikasi tau Anjar? Soalnya dia yang rekomendasikan!
Gak ada, Anjar gak ada ngasi tau kk
Maaf, kenapa setiap kalimat diakhiri tanda seru?

Hahaha, aku udah mulai betanduk, soalnya disetiap kalimatnya diakhiri tanda seru, setahuku, tanda seru untuk kalimat perintah atau command, lebih dari itu jika tanda seru diletakkan tidak pada fungsinya, kesannya ya itu tadi, bentak-bentak, arrghhh…
Memang kebiasaan kak!
 Hhehe
Kemaren anjar yg ngasi no kak

Nyantai amat dia bilang kebiasaan, sedang daku hampir berubah jadi Hulk, untung aku cepat-cepat meredakan emosi, kembali lagi ke bentuk asli, bidadari *cermin mana cermin??? :D
Duh, kebiasaannya segera diubah deh, kesannya kamu ngebentak-bentak kk. Emang Anjar bilang apa?
Gak tau kk, Anjar kemaren bilang. Sebelumnya kk kmaren ada atw gak di hub Anjar kk?
Kan daku dah bilang, kalo daku gak ada dihubungi sama Anjar, Hallooo…???
Gak ada dek, Anjar gak ada hubungi kk
Okeelah kak
Mksh ya kak
Mengganggu kak
Oh ya nama  kk masyita kan kak?

Daku nyengir kuda baca smsnya yang terakhir :D
Bukan, nama kk Nurul Fauziah :D
Sesuatu ya, panjang-panjang sms eh, taunya salah orang -_-, Masyita itu teman sekelasku dan dia belakangan laris banget jadi MC di kampus di masa-masa semester akhirnya ini, dan Daku sama Masyita lumayan dekat, jadi wajar banget Anjar susah bedain kita dua, hahaha. Masyita-Nurul, Nurul-Masyita. :D
Kesimpulannya, pemirsah ^_*
Sekali tidur siang aja, eh pas bangun langsung ditawari MC di acara kampus, konon lagi aku tidur siang tiap hari, gak kebayang pas bangun ditawari MC di acara Panasonic Award, HAHAHAHA *PLAK XD*