Senin, 16 Februari 2009

Berbagai Dilema Ketika KHS Dibagikan

Berbagai Dilema Ketika KHS Dibagikan

“Ketika kita diragukan kredibilitasnya, diremehkan apapun yang kita lakukan, maka tunjukkanlah akhlak mulia dan kecerdasan emosimu. Setiap orang memiliki hati nurani maka sentuhlah nuraninya dengan kelembutan akhlak dan kekuatan ayunan do’a”.

Hari Complain Se-IAIN SU

Welcome back to campus!!!, bagaimana perasaan kamu setelah sekian lama penantian bolak balik habiskan ongkos dari rumah ke kampus atau dari kampung halaman bela-belain ke kampus demi mengetahui hasil belajar kamu di semester lalu?. Beragam kali ya, ada kecewa, capek, marah, asem, asin, manis (lah kayak lemon tea aja).

Itulah hidup,anak muda, penuh perjuangan. Tappi, setelah KHS keluar rasa kecewa gara-gara menunggu dan menunggu lenyap seketika. Eits…tapi tunggu dulu, lagi-lagi perjuangan belum berkahir anakmuda. Setelah KHS sudah di tangan dan di depan mata tertulis di sana, mata kuliah “X”, 4 SKS, E, gubrak!, atau terdengar komentar kok dapat C? aku kan rajin, rajin nabung, rajin sholat, bla…bla…bla. Dan ekspresi lainnya yang beragam saat KHS dibagikan, semuanya kembali kepada masa lalu, mengingat-ingat dosa apa yang telah diperbuat pada semester lalu. Mungkin bisa dibilang hari itu adalah Hari Complain Se-IAIN SU.
Kayak pengalaman sobat saya yang buat hati ini sedih, miris, kecewa, marah, sakit hati. Diaman-mana tu ya dosen itu gak pernah salah (ingat Pasal 1 Dosen tak pernah salah, Pasal 2, Kalau dosen salah, kembali pada Pasal 1) yang ada malah mahasiswa yang dirugikan.

Jadi ceritanya begini, pada mata kuliah 4 SKS ini sobatku itu dapat nilai C, dia seorang yang mendapat C, jelas ini adalah tindakan ketidakadilan. Setelah di complain pada dosen ybs, ternyata ada nilai tugas yang kosong. Padahal waktu pengumpulan tugas akhir, sobatku iu ngumpulnya di depan mata kepala dosen itu, teman-teman sekelas saksinya. Lalu kami tanyakan lagi pada dosen itu,boleh kami lihat tugas akhir kami yang kami kupulkan berupa makalah itu, mungkin saja nama sobatku terselip. Dengan entengnya sang dosen menjawab,makalah itu sudah tidak ada lagi (dah di bototkan kali ya?). Kesal gak sih???. Kesalahan sebenarnya terletak pada siapa sih?. Dah gitu sodara-sodara, sang dosen yang merasa dia yang paling benar ini, betapa susahnya minta ampun untuk memintanya mengubah nilai sobat saya itu. Setidaknya jika sang dosen tersebut merasa bersalah dengan bijaksana dia mau mengubah nilai sobat saya, paling tidak dengan nilai B dan mengakui bahwa sobat saya itu mengumpulkan tugasnya. Tapi, ini lain ceritanya berkeras sang dosen tetap tidak mau mengubah nilai sobat saya. Masalahnya bukan terletak pada nilai C atau B tapi, lebih kepada jerih payah sobat saya saat membuat makalah tugas akhir tersebut, bagaimana saat sobat saya berjibaku mencari bahan di internet, ongkos mengetik dan menjilid makalah, ongkos internet yang pada akhirnya tidak diapresiasi dan dikosongkan nilainya, palaknya lagi makalah yang telah kami kumpulkan telah tidak ada lagi keberadaannya di tangan dosen itu.

Tapi, bagaimana pun hak si kawan ini harus diperjuangkan. Karena kata orang bijak, Kesabaran itu adalah sesuatu yang terpji kecuali,ketika agama dihina, harga diri dikoyak, dan HAK DIRAMPAS.

Tips-tips Complain
Satu hal yang harus dihindari oleh kedua belah pihak (mahasiswa dan dosen ybs) saat ber-complain ria adalah marah. Kalau semuanya marah siapa yang mau didengarkan dan mendengarkan.

Berikut adalah tips complain nilai, yang baik dan benar dari penulis berdasarkan pengalaman, guru kehidupan yang paling baik:
  1. Siapkan bukti atau pembelaan yang sebenranya dari mahasiswa ybs bahwa pada saat perkuliahan sang mahasiswa menjalani semua prosedur kegiatan belajar seperti jarang absen, selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, dll. Be honest aja lah!.
  2. Pasang muka innocent, tetap tenang, dan gak pakai marah ingat sekali lagi tak pakai marah-marah. Jelaskan masalah yang sebenarnya.
  3. Lebih baik bertemu langsung dengan dosen ybs. Jangan complain via telepon. Kan kerugiannya banya pulsa kamu berkurang tak bertambah. Selain itu,dosen yang diajak bicara pun belum tentu fokus pada masalah kamu, karena mungkin saja mahasiswa yang complain bukan kamu seorang.
  4. Liat mood atau suasana sang dosen juga, kalau beliau lagi sakit atau lagi gak tepat waktunya diajak complain, mending gak usah complain dulu. Ditunda dulu bro!
  5. Complain secara massal ( tapi jangan anarkis ya sampe bawa peti mayat segala), maksudnya ajak kawan2 yang punya masalah yang sama dengan dirimu. Jadi kamu tidak merasa sendirian dalam mengahadapi masalah kamu.
  6. Jangan menyerah, perjuangkan hakmu sampai dapat, tapi kalau gak dapat juga janagn dipaksakan, gak baik buat kesehatan.Ambil hikmahnya,mungkin kamu harus lebih baik lagi di semester berikutnya, atau kamu kan bisa memperbaiki nilai mata kuliah tersebut dengan mengambil Semester Pendek misalnya atau perbaikan nilai ke semester bawah. Allah memang menimpa kita dengan kesulitaan tapi Dia juga menyiapkan jalan keluar dan kemudahan yang banyak pula.
  7. Hindari merayu,menggoda atau bahkan memberi hadiah/uang demi mendapatkan hak kita. Pegang teguh idealismemu sebagai mahasiswa yang berpikiran kritis dan intelektual bukan dengan cara yang menghinakan diri seperti itu. Jika ada gelagat dosen yang ada “maunya” laporkan ke akademik atau ke polisi aja sekalian.
  8. Setelah semua usaha telah ditempuh, usaha yang terakhir adalah bermohon dan berserah kepada Yang Maha Mendengarkan complain-mu itu dan Yang Maha Pembolak Balik Hati Manusia dan Meluluhkan Hati yang Keras Menjadi Selembut Salju.

-SeLaMaT MeNeMpUh SeMeSTeR BaRu!!!-

Semoga Bemanfaat.
Wallahu a’lam Bishowwaab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar