Kamis, 11 April 2013

Tentang Mahal Tidaknya Sebuah Ilmu



Bismillah, akhirnya digerakkan Allah juga buat nulis :D, iya dong, gimana kalau gak digerakkan sama Pemilik Ilmu, belum tentu juga saya bisa nulis kembali, tarraaaa… :D
Okeh, sebelum kita lebih dalam lebih dalam dan lebih dalam, tatap lekat-lekat, tapi jangan di tatap aja, dibaca juga ya dan diresapi aromanya … *berasa mau demo masak yah? :D*
Ada seorang pemuda bertemu orang kepo a.k.a want to know aja, tapi kita turut berterimakasih dengan keberadaan orang kepo, karena kalau tidak, alamat lah jawaban yang spektakuler gak akan keluar dari lisan si pemuda ini.
Pertanyaan pertama, *kayak kuis apa gitu ya? :D, tapi gak apa, kita simak aja yuk, lanjut!*,

X: “Bagaimanakah semangat Anda dalam menuntut ilmu?”
Y: “Saya mendengarkan huruf demi huruf seakan-akan huruf-huruf itu belum pernah saya temukan selama ini. Karena itu saya kerahkan seluruh anggota tubuh saya untuk menyimaknya.”
X: “Bagaimana minat Anda terhadap ilmu?”
Y:“Minat saya laksana orang yang mengumpulkan makanan dan berambisi menikmati kelezatannya secara sempurna.”
X: “Lalu bagaimana Anda mencarinya?”
Y: “Saya mencarinya laksana seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya yang di dunia ini ia tidak memiliki apa pun selain dia.”
Gimana? Keren-kerenkan jawaban si Y?, pertanyaan dari saya nih, siapakah Mr. Y? Yup, benar sekali *emang ada yang jawab? :D*

Dalam sebuah riwayat tidak disebutkan siapa orang yang tiba-tiba menanyakan pertanyaan di atas, bisa jadi terinspirasi dari semangat si Mr. Y ini menuntut ilmu, oke langsung saja Mr. Y tersebut adalah Imam Syafi’i.
Sedikit saja profil dari Imam Syafi’I ini bila ingin lebih lengkap tentang hidup dan kehidupannya dipersilahkan googling atau baca buku biografinya J
Saya bisa dibilang big fans alias penggemar berat dari sosok pemuda Quraisy, kelahiran Gaza, Palestina pada 1246 tahun silam tepatnya 767 M ia lahir. Imam Syafi’I adalah imam besar sepanjang zaman yang telah melahirkan banyak pemikiran dan menjadi standar bagi rujukan hukum Islam di dunia dan yang paling menginspirasi dari kehidupan beliau adalah semangat bajanya dalam menuntut ilmu hingga ke ujung dunia sekalipun.
Well, itu dia pembuka tulisan saya kali ini, gak ada maksud apa-apa hanya ingin mengajak sedikit open mind aja terhadap fenomena UFO :D eh maksudnya fenomena paradigma, kapan sebuah ilmu itu mahal dan murah.
Ilmu itu kata guru saya, sesuatu yang buat kita dari tidak tahu menjadi tahu, sedangkan menurut teori filsafat ilmu bisa lebih dalam lagi pengertian dan asal muasal ilmu, orang cerdas pasti nyari tahu deh yah minimal googling ^_^
Derek Bok, mantan presiden Harvard University pernah bilang ke orang yang bukan saya :D tapi kalimat Om Derek saya baca di buku Sean Covey ‘The 7 Habbits off Highly Effective Teens’ pas zaman Aliyah dulu, ada satu kalimat yang membuat saya bergumam ‘iya juga ya?’, adalah kalimat ini nih “kalau kamu pikir pendidikan itu mahal, coba saja ketidaktahuan”. Memang kesannya money oriented banget ya, yah namanya orang Barat yang dia pikir gimana cara agar bisa berkompetensi di dunia serba cuanggih ini, sedangkan kita disuruh berkompetensi dalam hal kebaikan ‘fastabiqul khairat’, bro sist, hehehe, tapi kalimat si Om Derek ini ada benernya juga, setiap hal yang ingin kita raih, pasti ada harga mahal untuk itu semua, bener gak sih?
Mau IP 4,09 *emang ada ya?* :D, mesti ngurangin yang namanya jam santai-santai, kayak online di dumay, shopping, nonton, dll, nah gitu juga yang dilakukan Imam Syaf’I, hasilnya bisa kita lihat sekarang, pemikiran beliau tak lekang ditelan waktu, kira-kira kita bisa gak ya kayak gitu, meski kita gak ada, tapi ilmu yang kita ajarkan jadi amal jariyah, pahala yang gak putus-putusnya ntar pas kita di alam kubur. Subhanallah. Takbir!
So, back to the topic, kita kadang sering ngeluh, terhadap ilmu yang pengen kita anut *bahasa gue, selangit banget yah? :D, anut-anut*, tuntut lah gitu atau bahasa enaknya kuasai ilmu. Mulai dari harganya yang dikeluarkan pihak penyelenggara yang mungkin kemahalan atau jauh jarak tempuhnya dari tempat kita tinggal, atau tabrakan dengan jadwal kita yang lain, dan seribu dua alasan lainnya *bosan saya mah pake istilah seribu satu, pengen buat sensasi dengan kata seribu dua, padahal gak ngaruh apa2 juga sih :D*
Jadi, itu semua adalah judul lagu Hoobastank Band yang nangkring dua minggu berturut-turut di chart number two versi Billboard Hot 100 di tahun 2004 apalagi kalau bukan lagu, THE REASON a.k.a ALASAN, bapak ibu saudara-saudara. *esseeehh, dah mirip belum, kayak penyiar radio? :D*
Nah, ada lagi nih komen yang sering kita dengar, ‘duh, aku pengen ikut, tapi ada diskon gak harga tiketnya?’, ‘aarrgghh, pengen datang, tapi lokasinya jauh bangeettt’, ‘hari Kamis ya acaranya?, masih ngantor L, kenapa gak hari Minggu sih acaranya?’, bla…bla…bla… hehehe, nohok banget yah, mahaph buat yang tertohok dan tertonjok, sometimes kan saya juga gak sadar sering komen begitu *ngaku hihihi, pengalaman sih* Ya, wajar ya manusiawi banget, teriak-teriak yang pada dasarnya ingin menunjukkan ketidakberdayaan.
Sudah…sudah…gak apa-apa kok, kitakan sama-sama belajar, maka dari itu saya nge-note tentang hal ini, biar saling mengingatkan *kedip kedip mata*
Biar lengkap lagi tertohok dan tertonjoknya, saya tambahkan dengan nasihat dari Ust. Felix Siauw, seseorang BISA dipertanyakan kadar ke-SERIUS-annya | bila masih ada kata TAPI dalam kamus per-JALAN-annya. Nah loh, nge-JLEB gak, baca nasihat Ustadz? Daku aja mendadak jadi butiran debu bacanya, atau mendadak badanku nyusut nyusut, trus jadi liliput deh @_*
By the way, jadi normal balik yuk setelah tadi mendadak jadi butiran debu berjama’ah hehehe *bagi yang merasa :p*
Tentang mahal tidaknya sebuah ilmu, mungkin sudah banyak yah pelatihan/seminar/ atau apalah nama majelis untuk menuntut ilmunya  ini itu yang menawarkan ini itu dan harga yang ini itu juga *apaan sih? -_-*, pertama, lihat teliti dulu 5W+1H dari pelatihan itu, bisa jadi cuma modus nipu doang, yah yang lagi nge-tren sekarang *nipu kok dijadikan tren sih? >.< kebanyakan minum cairan masuk angin ya begitu, terlalu pintar, kenapa jadi emosi?, sabar mana si sabar?*,
Kedua, tanyakan ke diri sendiri ‘AMBAK’  pinjam istilah Pak Hernowo, Apa Manfaatnya BagiKu, kalau udah tahu manfaatnya, udah selangkah lebih maju kan untuk mewujudkan mimpu mengikuti pelatihan yang kita incar? Atau bisa juga dengan menjawab pertanyaan yang ekstrim berikut ini, terinspirasi dari gaya pertanyaan temannya Ust. Salim A. Fillah, ‘apakah (acara) ini ada hubungannya dengan surga?’, Nah, lo, nge-JLEB dah se-JLEB-JLEB-nya J
Ketiga, cek harganya, bila masuk akal dan sebanding dengan kualitas yang ditawarkan, ya kenapa gak, pastinya panitia udah mikirin segala kemungkinan yang ada hingga memutuskan harga tiket sekian dan sekian. Panitia acara, adalah orang yang juga pernah ikut acara-acara sebelumnya, pasti sebelum memutuskan harga tiket, dia memosisikan diri dia sebagai peserta. Dan bila harganya bakal gak terjangkau nih kalau acara baru diumumin seminggu sebelum, maka dari itu panitia ngumumin acara minimal sebulan sebelum acara, jadi ada kesempatan buat peserta ngumpulin uang. Seandaianya bakal gak terjangkau juga tu harga tiket, yah mungkin belum rezeki, belum jodoh :D, dan biasanya jika sudah seperti itu, saya akan menodong teman saya yang beruntung mengikuti acara itu, untuk berbagi ilmu tentang apa yang dia dapat,pastinya setelah acara selesai dong,  hehehe gimana? Minat? Minat jadi teman saya yang siap saya todong? *loh kok?*
Keempat, atur jadwal dan transportasi yang bakal digunain buat nganter kita ke TKP. Kalau acaranya di hari padat merayap badai ulalala, yah mau gimana lagi, lagi-lagi belum jodoh dan rezeki, mending do’ain acaranya lancar, nah kalau lokasinya jauuhh dari tempat tinggal, mungkin dari jauh hari pula pesan tiket transportasi, bila tak memungkinkan juga lagi-lagi belum jodoh, semoga akan indah pada waktunya *eaakkk*
Oh ya tambahan juga nih, nanggepin alasan yang waktu acara tabrakan dengan jadwal kita, hmm…komen saya sih, gini aja, kalau bisa izin dari jadwal kita yang sebenarnya untuk bisa hadir di acara yang kita nanti-nanti, why not? Toh, belum tentu kan acara itu bakal diadakan lagi dalam waktu dekat, yah untuk hal-hal yang ‘seumur hidup’ gitu kejadiannya, yah gak apa-apa juga berkorban, lagi-lagi ada harga yang harus dibayar kan untuk sesuatu yang ingin kita raih. So, you know yourself so well dah :D *gubahan seperlunya dari lirik lagu Smash hihihi*
Simple, kan? :D
Balik lagi, tentang mahalnya sebuah ilmu, kadang kita orang Indonesia, masih kurang yang namanya budaya saling menghargai atau apresiasi, jangankan budaya saling menghargai, budaya antri dan buang sampah pada tempatnya aja, masih miris dan sedih T_T *emosi lagi kan, tante*, penjual tisu? Mana penjual tisu?*
Yah, kita memang masih harus truuuss belajar, iri gitu liat warga Negara lain, yang kental dengan budaya saling menghargai dan apresiasi dalam hal positif, sedangkan kita masih sibuk saling menjatuhkan dan menjelek-jelekkan, bahkan mematahkan semangat, hadeh, pahit banget dah!
Tentang mahalnya sebuah ilmu, kalau saja kita mau think positive dan apresiatif, hati kita bakal seluas samudra. Oh iya, pembicaranya didatangkan dari seberang pulau, butuh biaya besar, wajar mahal karena ilmunya buat investasi masa depan, bisa jadi dengan bayar sekian rupiah hari ini, adalah tidak ada harganya jika ilmu tersebut bermanfaat dan hasilnya kita bakal dibayar lebih, jauh berkali lipat dari harga pelatihan yang dulu kita ikutin, atau wajar mahal karena bisa jadi si pembagi ilmu, dulu ngedapetin ilmunya juga dengan susah payah. Atau, maklum saja mahal, toh acaranya 2 hari, pembicara yang diundang udah para expertahli dibidangnya, dapet buku lagi, trus snack, dan sertifikat juga, hmm… *kok mirip acara yang bakal ada di tanggal 12-13 Mei nanti ya?* :D
So, rekan-rekan seperjuangan *berasa di medan perang apa gitu yak an?*, itu saja dulu yang bisa saya sharing, saling mengingatkan terus ya, mungkin hari ini kawan-kawan yang lupa, bisa jadi someday saya yang lupa, untuk itu semut aja gak bisa hidup sendiri apalagi saya yang apa adanya ini *uhuk…uhuk ^,,^* Mohon maaf kalau dalam tulisan ini ada yang nyakitin, maap banget, tapi tulus dari palung hati terdalam, agar kita sama-sama jadi generasi yang berlomba-lomba dalam kebaikan, kebaikan untuk ngingetin dan dalam kebaikan yang lain.
Salam Semangat!
#on.fb.me/10Rw3PZ

Ada yang lebih Woww di Mei, Tere Liye akan datang ke Medan tepatnya tanggal 12 Mei 2013 Pukul 14.00 WIB di Acara Seminar Nasional FLP Sumatera Utara. Dan besokn...ya di jam yang sama, tanggal 13 Mei 2013 ada Gol A Gong dan Boim Lebon. Bertempat di Auditorium Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate.

Yang ngaku-ngaku penggemar Tere Liye, ayo-ayooo datang di seminarnya. Utk pemesanan tiket silahkan hub. 085261027698, masih HTM promo, Rp. 90.000 only. s.d 13 April 2013