Selasa, 29 Januari 2008

ATAS NAMA PROFESIONALISME

Jika melihat pelaku-pelaku actor, aktris di Indonesia dalam melakonkan perannya didalam adegan sinetron atau film pastinya atas dasar keinginan sutradara dan tuntutan scenario.

Adegan berciuman misalnya, mungkin bukan suatu hal yang tabu lagi untuk dilakukan di Indonesia yang kental dengan budaya ketimurannya. Atas nama profesionalisme, seorang actor dalam kehidupan nyatanya adalah seorang suami misalnya dituntut untuk beradegan ciuman dengan seorang aktris yang mungkin juga telah bersuami dalam kehidupan nyatanya. Bagaimana perasaan suami atau istri mereka melihat adegan itu?. Kadang saya berfikir seperti itu, apa si suami atau si istri di rumah tidak cemburu?, walaupun itu semua hanya dalam sinetron atau film, tidak dalam kehidupan nyata. Atau atas nama profesionalisme juga, seorang actor atau aktris harus beradegan mesra, berpelukan, berciuman, adegan ranjang dan lain sebagainya.

Sebegitu agungkah profesionalisme di dunia perfilman dan pesinetronan atau di dunia hiburan tanah air sehingga hukum agama, hukum Allah disingkirkan sejauh mungkin dmi popularitas, demi uang, dan demi dunia?.

Atas nama profesionalisme juga, pekerja seni di bidang tarik suara dituntut untuk buka-bukaan mengumbar aurat, berjoget, bergoyang, menari, di depan para penonton yang tidak semuanya layak untuk menonton, ada anak-anak, remaja yang juga ikut menonton.

Bagaimana nanati diakhirat mereka mempertanggungjawabkan semua itu?. Gara-gara acting mereka, gara-gara sifat, tindak tanduk, gaya berpakaian, gaya hidup mereka yang tidak lepas dari sorotan kamera jurnalis infotainment ditiru banyak orang, ditiru anak kecil, ditiru remaja.

Lihat saja sepulang sekolah banyak anak-anak SMP-SMU berbondong-bondong menonton bioskop yang isi filmnya hanya memikirkan sisi komersil tidak memikirkan sisi kualitas. Kemana Lembaga Sensor Film Indonesia? Kok bisa-bisanya film-film murahan, yang setiap adegan filmnya mengandung maksiat, yang seharusnya tidak layak tonton untuk para generasi muda.
SSedih gak seh !!!

KODE BABI PADA MAKANAN BERKEMAS

Assalamu'alaikumOleh Dr.M. Anjad Khan

Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib, bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Perancis. Tugasnya,mencatat semua merk barang, makanan & obat-obatan. Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran,bahan-bahan produk tesebut harus terlebih dulu mendapat ijin dari BPOM Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di bagian QC. Tak heran jika ia mengetahui berbagai macam bahan makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah, namun ada juga beberapa yang dituliskandalam bentuk matematis seperti E-904, E-141.
Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis, dia penasaran lalu menanyakan kode matematis tersebut kepada orang Prancis yang berwenang dalam bidang itu. Orang Prancis menjawab, Kerjakan saja tugasmu, dan jangan banyak tanya ...! Jawaban itu, semakin menimbulkan kecurigaan Sahib, lalu ia pun mulai mencari tahu kode matematis dalam dokumen yang ada. Ternyata, apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslimin dunia. Hampir di seluruh negara bagian barat, termasuk Eropa pilihan utama untuk daging adalah daging babi. Peternakan babi sangat banyak terdapat di negara- negara tersebut. Di Perancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000 unit.Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkandengan hwan lainnya. Namun, orang Eropa & Amerika berusaha menghindari lemak-lemak itu. Yang menjadi pertanyaan dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ? Babi-babi dipotong di rumah jagal yang diawasi BPOM, tapi yang bikin pusing POM adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu sekitar 60 tahun lalu, lemak-lemak babi itu dibakar. Kini mereka pun berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal uji cobanya, mereka membuat sabun dengan bahan lemak babi, dan ternyata berhasil. Lemak-lemak itu diproses secara kimiawi, dikemas rapi dan dipasarkan. Negara di Eropa memberlakukan aturan yang mewajibkan bahan setiap produk makanan, obat-obatan harus dicantumkan pada kemasan. Karena itu, bahan dari lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produknya. Agar mudah dipasarkan, penulisan lemak babi dalam kemasan diganti dengan lemak hewan. Ketika produsen ditanya pihak berwenang dari negara Islam, maka dijawab lemak tersebut adalah lemak sapi & domba. Meskipun begitu, lemak-lemak itu haram bagi muslim, karena penyembelihannya tidak sesuai syariat Islam. Label baru itu dilarang keras masuk negara Islam, akibatnya produsen menghadapi masalah keuangan sangat serius, karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produk ke negara Islam, mengingat laba yang dicapai bisa mencapai miliaran dollar.
Akhirnya, mereka membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti BPOM, sementara orang lain tak ada yang tahu. Kode diawali dengan E ? CODES, E-INGREDIENTS, ini terdapat dalam produk perusahaan mutinasional, antara lain :pasta gigi, pemen karet, cokelat, gula2, biskuit, makanan kaleng,buah2an kaleng, dan beberapa multivitamin serta masih banyak lagi jenis makanan & obat2an lainnya. Karena itu, saya mohon kepada sesama muslim dimana pun, untuk memeriksa secara seksama bahan2 produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya dengan daftar kode E-CODES, berikut ini karena produk dengan kode- kode di bawah ini, positif mengandung lemak babi : E100, E110, E120, E-140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252,E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434,E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482,E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904.
Adalah tanggungjawab kita bersama untuk mengikuti syari'at Islam danjuga memberitahukan informasi ini kepada sesama muslim lainnya.

Semoga manfaat,

M. Anjad Khan
Medical Research Institute United States

LASKAR PELANGI YANG MENGINSPIRASI SANG PEMIMPI

Pertama kali saya direkomendasikan untuk membaca tetralogi ini adalah dari seorang pelanggan dimana tempat saya bekerja sebagai salah satu staf di sebuah jasa sewa-menyewa buku dan CD Edukatif di Medan.
Saya memanggilnya Kak Husna. Dia merekomendasikan, bahwa dia telah membaca novel yang menceritakan perjuangan beberapa anak, bagaimana agar bisa terus bersekolah dalam keadaan sesusah apapun, walau di sekolah yang tak layak di sebut sekolah karena memang mirip seperti kandang kambing, yang memang pada saat petang tiba sekolah tersebut dijadikan kandang kambing.

Saya mendengar ceritanya saja sudah tertarik dan sudah tergambarkan dipikiran saya. Ini Novel pasti menginspirasi dan bakalan banyak pelajaran yang dapat saya ambil.

Terbukti Laskar Pelangi telah membuat saya terharu, menangis, salut dan terinspirasi terhadap tokoh-tokohnya dan jalan ceritanya.

Beruntung saya telah membaca novel ini dan nyambung banget dengan keadaan saya sewaktu membaca novel ini. Keadaan yang dilematis, di satu sisi keinginan yang besar untuk melanjutkan study lagi setelah tamat Aliyah tapi disisi lain saya juga tidak bisa egois, saya mempunyai adaik-adik yang masih sekolah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Desperate bangetlah waktu itu…!

Belajar dari kisah Lintang dan semangat si Ikal untuk meneruskan perjuangan si Lintang yang gagal melanjutkan sekolahnya padahal dia punya potensi otak yang luar biasa jenius tapi harus kalah dengan keadaan yang menuntut Lintang untuk memilih antara sekolah atau menjadi tulang punggung keluarga setelah bapaknya meninggal. Si Ikallah yang meneruskan perjuangan Lintang. Saya sangat terinspirasi, saya jadi lebih banyak merenung, berpikir dan menangis bahwa saya masih lebih beruntung dari Lintang bahwa saya tidak boleh seperti Lintang, saya harus berjuang saya harus kejar mimpi dan cita saya, saya harus semangat. Saya hanya diberi kesempatan hidup di dunia hanya sekali dan saya harus melakukan yang terbaik yang saya bisa dengan yang saya punya.

Semangat untuk melanjutkan pendidikan semakin menggebu-gebu setelah melanjutkan sequel novel yang kedua berjudul Sang Pemimpi. Ada sebuah kalimat bijak yang sangat saya suka, kalimat ini dilontarka Arai saat menasihati si Ikal yang hampir putus asa:

Orang seperti kita memang tak punya apa-apa, kecuali semangat dan mimpi-mimpidan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu.

Waduh…!kalimat itu benar-benar membuka pikiran saya, saya termasuk orang yang hanya punya semangat dan mimpi-mimpi. Dan saya juga harus bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu.

Dan itu memang saya buktikan. Saya berhenti mengejar impian yang tidak saya suka yang hanya untuk menyenangkan orang tapi saya tidak nyaman dengan mimpi itu. Saya putuskan untuk mengejar apa yang menjadi impian saya. Kuliah di PTN tepatnya di IAIN SU di Fak. Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saya jalani prosedur USM dengan penuh semangat, tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang, masuk IAIN itu gampang tidak ada tantangannya, IAIN itu gampang cari nilai, di IAIN itu mahasiswanya kampungan, udik, ndeso….Bla…Bla. I don’t care. Keep Move out…Keep Fight!. Everything is depend on me. My Future is My mine. 

Saya lakukan seperti yang Ikal lakukan saat mengejar beasiswa S2nya di Osborne, Perancis. Saya merinding kalau membaca bagian yang menceritakan itu semua. Kurang apa lagi mengusahakan itu semua. Kepala di kaki kaki di kepala. Ternyata semangat yang tinggi dapat mengalahkan rintangan apapun.SemangaaaaaaaaaaT!!!!!